Chapter 11

116 7 0
                                    

---


K-Kotori benar-benar ingin aku bertemu dengan yang lain? Ini pasti hanya bercanda. Aku benar-benar tak menyangka dia mengatakan itu. Apakah ini nyata? M-Maksudku apakah ajakannya itu nyata?


Tak mampu kujawab niat yang benar-benar serius itu, Kotori hanya menatapku dengan tatapan harapan, walau tak semanis dulu, "Dengar, jika kau mau, akan kuberikan kesempatan besok. Jika tidak, tak akan kuberi lagi," jelasnya, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia terkesan begitu jahat padaku?


Aku pun mengangguk dalam sunyi, tak berani kujawabnya. Dia benar-benar mengintimidasi dan menciutkan nyali, "A-Aku ingin melihat mereka," pintaku. Akhirnya Kotori mendengar dan menganggukkan kepalanya, namun tetap dalam ekspresi beku, tak memberiku senyum sama sekali.


Tatapan tajamnya melebihi Umi dulu. Mungkin ada pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah ia alami, dan aku adalah pemicu ingatannya. Mungkin...


"Baiklah!" kami terkejut dengan seruan-'ku' dia menyuruh kami untuk segera tidur, dengan alasan bahwa besok adalah hari yang sibuk. Mungkin dia bekerja atau kuliah. Aku sudah memikirkan itu sebelumnya.


Aku pun tidur satu ranjang dengan mereka, rasa gelisah menyelimutiku ditengah dinginnya malam. Kegelapannya tak memberi celah sedikitpun untuk cahaya masuk. Sekali lagi terlintas kehidupan SMA-ku yang biasa, aku tak percaya akan berubah seperti ini.


Ditengah keputusasaan itu rasa kantuk menyerang, membuatku lemah tak berdaya, aku pun tertidur... kembali bermimpi yang aneh, tentang teman-temanku...


Kami semua bernyanyi dan menari dengan ceria, tak ada yang bisa menghentikan kami. Sampai sinar matahari pagi benar-benar membangunkanku, dan menghentikan harapan itu.


----


Hari yang baru benar-benar datang, sangat senang hati ini meski hanya sementara. Aku penasaran apa yang terjadi malam tadi, namun ternyata tak ada sesuatu yang aneh pun terjadi. 'Diriku' dan Kotori juga berkata begitu.


"Kau harus mempersiapkan diri, Honoka," ujar Kotori, seraya kami bertiga keluar dari kamar. Aku pun langsung mandi dengan sedikit semangat, kami sarapan dengan wajah 'diriku' yang tampak sedih dan kecewa.


Sinar matanya memudar, perasaan senang hilang, muncul kesedihan yang mendalam dari wajahnya. Suhu udara bagai mendingin membeku menusuk tulang, kami berjalan keluar apartemen, mencoba melihat pemandangan orang-orang yang mondar-mandir mencari kesenangan.


----


Pertama kami berjalan menuju sebuah jalanan gelap, aku ingat pernah kesini sebelumnya... oh! I-Ini adalah tempat gadis dengan kucing itu!! I-Iya Rin maksudku... t-tapi rasanya ada yang aneh. Apa ya?


"Rin!" Kotori berseru saat kami baru saja sampai, seumur hidup baru pertama kali kudengar dia berseru begitu kasar, sepertinya terdapat dendam yang kuat selama ini. Entahlah ada apa.


Rin pun keluar dengan beberapa ekor kucing dibelakangnya. Seperti pertama aku bertemu dengannya, bajunya lusuh dan apa adanya, tak begitu sempurna seperti biasa. Ada yang sudah berubah dengan drastis disini.


"A-Ada apa...?" tanyanya lembut, dia seperti tunduk dibawah Kotori. A-Ada apa ini sebenarnya...? Apa yang terjadi selama 6 tahun belakangan?? "Ah, H-Honoka juga ada disini rupanya... eh... kau?" dia sadar aku ada.


Rin menatapku setajam mata peliharaannya. Terlihat sangat penasaran, "kau yang dulu bertemu 'kan?" tanyanya sambil menunjuk, kuanggukkan kepala tanda memberikan fakta. Sementara Kotori masih memandang Rin dengan mata yang sinis.


Rin mundur sedikit, lalu mempersilakan kami untuk masuk. Seperti sebelumnya, suasana di rumah kecil itu tidaklah bersih. Mungkin karena banyaknya peliharaan itu, jadi rumahnya sendiri tidak terurus.


----


Setelah kupandangi dengan teliti, ternyata di dinding rumah Rin terdapat banyak foto sosok wanita dengan rambut coklat panjang dan dengan poni yang khas. Kurasa itu Hanayo, dia senang sekali berfoto dengannya.


Namun ada satu foto yang tercoreng oleh cakar kucing, Rin masih memajangnya untuk hiasan. Tetap saja terasa janggal. Meninggalkan banyak tanda tanya di kepalaku, apa yang sebenarnya terjadi disini? Apa yang ada di masa lalu?


Itu semua masih menjadi misteri...


---


Bersambung...

Kousaka Honoka: WARPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang