Chapter 29

129 5 0
                                    

---


Kilatan cahaya itu hilang, memperlihatkan pemandangan baru namun sudah biasa kulihat... a-aku di rumah... terpampang dengan jelas baju latihanku yang sudah rusak di dinding, sinar matahari hangat sekali... a-apa sudah berakhir?


"Oh, kakak!" Yukiho lewat didepan kamar sambil membawa cucian, "loh, kakak tidak tidur siang??" dia bertanya padaku seakan tak terjadi apa-apa. T-Tunggu, berarti ini sudah di masa lalu... Yukiho kembali pendek.


"Yukiho!!" aku yang merindukannya memeluknya, "... maafkan aku! Aku tak akan mengulangi kesalahan lagi!!" aku mulai menangis di pundaknya, "Yukiho!!" namun dia tidak menjawab.


"Eh, kakak, kau kenapa...?" Yukiho berusaha melepas pelukanku yang super-erat itu, "... memangnya kakak salah apa...?" b-benar juga, Yukiho tidak tahu apa-apa tentang apa yang kualami... aku benar-benar sudah kembali ke masa lalu, masaku!!


"k-kakak.. kakak mulai bertingkah aneh..." Yukiho tertawa sebal, itu reaksi yang kutunggu-tunggu, menandakan kalau ini benar-benar zamanku, aku pun melepas pelukan itu karena tak ingin Yukiho kehabisan nafas, "nah, kalau begitu, cucilah ini!" dia memberikan cucian itu.


"Heeh, tidak mau!!" aku menolaknya, sambil mendorongnya sedikit, "itu 'kan cucianmu, masa' kakakmu yang mencucinya!!" a-aku merasa hidup sekarang!! Aku bisa menjalani hidup tanpa ada teror dan mimpi buruk lagi!


----


Saking bahagianya, aku langsung berbaring di kasur, dan membuka ponsel. Namun tak ada pesan dari Myus, satupun. Yang membuatku khawatir, aku rindu mereka. Apakah ini berhasil? Atau hanya aku dan Yukiho saja yang kembali ke zaman ini?


Eh, Yukiho bilang tidur siang? Berarti ini bukan hari dimana aku mendapat alat itu... lalu... ini kapan? Mungkinkah ini sebelumnya? Atau bahkan sesudahnya? T-Tapi jika sesudahnya, maka alat itu pasti ada di suatu tempat...


*Bzzzt...* ah, ponselku akhirnya bergetar!! I-Ini pesan dari Kotori...!! Disini tertulis...


'Honoka-chan, maukah kau ke rumahku hari ini? Aku punya sesuatu yang spesial untukmu loh, aku punya hadiah! Cepat kesini ya!!' eh, aku tak ingat mendapat pesan ini waktu dulu... apa jangan-jangan aku ketiduran waktu itu? Baiklah, aku akan jadi gadis baik sekarang.


Melangkah ke rumah Kotori, aku melihat pemandangan luar biasa (sebenarnya biasa), melihat kota yang damai dengan banyak orang ramah disekitarnya. Sebenarnya aku masih rindu dengan Yukiho, namun kurasa undangan Kotori ini lebih penting darinya.


----


Singkat cerita, aku sampai di rumah Kotori. Rumahnya memang besar, namun tak sebesar rumah Maki, ditambah dia punya villa, ditambah menyewa satu bandara besar plus pesawat hanya untuk lagu Wonderful Rush, gila...


"Permisi!!" seruku sambil menekan bel, suara lari kecil terdengar, burung kecil itu akhirnya membuka pintu, "Kotori-chan! Ada apa?"


"Kemarilah Honoka-chan!! Aku punya barang yang hebat!" Kotori langsung menarik tanganku sambil tertawa kecil, aku ingin tahu sebenarnya barang apa yang dia maksud. Ah paling juga boneka alpaka...


"Ta-da!!" dia membuka pintu kamar dan---


S... Sialan... a-alat pemindah dimensi... (aku yang buat namanya) "Tidak Kotori! Buang alat itu segera!!" aku panik dan hendak membanting alat itu, persis sama seperti milikku, benar-benar sama.


Kotori menahan tanganku, kami berdua pun terjatuh bertumpuk, "Honoka-chan kenapa...? Padahal itu alat yang mahal loh... yang kebagian di Jepang hanya sedikit orang saja..." jelas Kotori sambil mengusap kepalanya yang terbentur. Penjelasannya persis seperti yang Maki katakan.


"dan sebenarnya, aku punya dua... rencananya ingin kubagi bersamamu, hehe..." Kotori pun kembali berdiri dan hendak mengambil satu lagi. Aku spontan menghentikannya, karena tak ingin terjebak lagi.


"Kotori!! Kumohon! Jangan keluarkan alat berbahaya itu!! B-Bagaimana kalau kita serahkan saja pada laboratorium dekat sini?? A-atau disumbangkan ke pabrik elektronik barangkali??" tawarku, namun Kotori nampak kurang mengerti.


----


"Eh?! K-Kau tidak bohong 'kan?! Ah, jangan mengada-ada..." ekspresi ragu burung kecil keluar saat aku cerita semua yang kualami, "m-mana mungkin aku sekejam itu padamu, Honoka-chan... ah ceritamu membuatku takut, ya sudah, kita bawa saja ke tempat aman ya..."


Akhirnya dia sepemikiran denganku, kamipun menghubungi Umi dan pergi bersama untuk menyerahkan alat misterius nan menyeramkan itu ke pihak yang lebih ahli di bidangnya, biarlah orang lain yang sial.


Akhirnya hidupku kembali normal...


Aku sudah pulang...


Kembali ke rumah...


---


TAM--

Kousaka Honoka: WARPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang