Chapter 23

105 5 0
                                    

---


"Umi-chan awas!!" 'diriku' yang lain mulai mendekat dan mencoba menusuknya, oh!! Aku mengerti sekarang, dialah yang sudah menghabisi nyawa Kotori! T-Tapi kenapa? Bukankah dia yang membuatnya??


Umi dapat menahan tusukan robot sialan itu, di sisi lain crossbow-nya diarahkan padaku... kucoba berlindung dibalik meja komputer, hah!! I-Itu hampir saja, salah satu pelurunya memangkas sedikit rambutku, menancap ke dinding sekaligus membuatnya retak.


"Nozomi!!" seru Umi, lalu partnernya itu seperti membuka kelemahan sang tiruan, namun sesuatu yang naas terjadi, pisau spiral beracun itu dibalikannya, dan berhasil melukai tangan tegar Nozomi, "Nozomi!!" jerit Umi panik, "hancurlah kau sialan!!" U-Umi yang kasar benar-benar menakutkan.


Aku tak mampu melihat teman-temanku dilukai, harusnya ada sesuatu yang kulakukan untuk membantu mereka, harusnya aku--


"Kutemukan, zura!!" dinding tiba-tiba hancur, gadis yang kutabrak tempo hari datang dengan senjata besar di tangannya, "ini masa depan, zuraaaaaa!!!!" dia menembaki atap gedung dengan itu, membuat lampu lampu berjatuhan, bahkan atapnya juga hampir roboh semua, "pergilah!!"


Umi dan Nozomi mengangguk, lalu menarikku keluar, meninggalkan jasad Hanayo dan Eli yang tergeletak di lantai... aku tak rela melihat mereka seperti itu, melihat langit dengan mulut menganga dan tatapan kosong...


----


Kami berlari agak jauh dari sana, "Temui Hanamaru, dia satu tim dengan kita..." jelas Umi, "kau menabraknya ya? Ahaha, dia sebenarnya menempelkan chip pelacak padamu, agar kami tahu apa yang kau katakan dan kau dengar, Honoka," sungguh jenius!!


Sementara Nozomi kesakitan dengan tangannya yang hampir tercampur racun, dia merintih sambil mengeluarkan air mata, "A-Aku tak apa," katanya, sungguh bohong, dia sangat kesakitan, belum lagi efek racun yang masih tidak diketahui.


Dengan inisiatifnya sendiri, wanita berusia 34 tahun itu merobek gaun panjangnya menjadi lebih pendek, untuk menutup lukanya, "Honoka..." aku siap mendengar, "Hanamaru adalah korban sepertimu, Chika, temannya yang tadi menjadi sasaran dirimu yang lain... dan dia membuat Chika menjadi anak buahnya..."


Oh... jadi dari awal dia meminta tanda tangan hanya skenario??


"Kyaaa!!!" terdengar suara jeritan, apakah Hanamaru berhasil?? Tiba-tiba sesuatu terbang kearahku, sesuatu yang bulat dan--


I... Ini kepalanya!!


Jantungku berdebar kencang, melihat satu lagi kepala tergeletak di tanah, kepala Hanamaru, gadis yang baru saja jadi pahlawan mati dihadapanku... aku bahkan belum berterima kasih padanya---


"Hei!!" Umi menarikku dengan kuat, sementara Nozomi berlari agak lambat dibelakang kami. Aku yakin kesadarannya mulai pudar, sampai kami lupa sebenarnya tengah mencari Nico. Yang muncul malah terminator.


----


"Kita harus menghubungi iblis kecil!!" serunya dengan yakin, s-siapa lagi itu iblis kecil?? Bukankah Nico juga dipanggil iblis kecil?? Oh, tunggu, Nico dipanggil setan, bukan iblis.


Nozomi semakin jauh dariku dan Umi, aku memintanya berhenti untuk melihat kondisi mantan kelas 3 itu. Nozomi mulai kelelahan dan nafasnya sangat berat, "Apa kau masih sanggup berlari?" tanyaku.


Nozomi berbicara dengan keringat dan nafas yang pendek, "A... aku masih bisa berjalan, aku tahu jalurnya meski ditinggal kalian..." jawabnya, aku benar-benar tak tega melihatnya tersiksa perlahan, "pergilah..." suruhnya.


Sementara itu suara-suara mengikuti kami, mungkin itu ancaman lain. Orang-orang yang tak tahu apa-apa berlarian karena panik. Dibalik mereka kami tak dapat melihat yang mana musuh dan yang mana teman.


Aku terfokus pada dua bersaudara yang berlari cepat dengan pedang menuju kearah kami...Nozomi tertinggal, apakah dia akan selamat??


---


Bersambung...

Kousaka Honoka: WARPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang