---
Nozomi semakin jauh dariku, tanganku sudah tak bisa mencapainya, mataku juga sudah tak bisa memandang lagi wajahnya yang tenang. Dia tenggelam diantara orang-orang yang panik dan mendekati dua bersaudara yang pernah kutemui waktu itu... kini mereka dengan pedang.Nozomi tersenyum saat dia sudah tak bisa kulihat lagi. Lalu terdengar berbagai jeritan dari belakang, aku tak sanggup melihat dan ikut berlari bersama Umi. Kuharap Nozomi baik-baik saja.
----
Beberapa saat berlari, akhirnya aku dan Umi sampai di sebuah asrama. Terlihat sepi disini... makhluk apa yang tinggal di asrama sesepi ini? Oh iya, iblis kecil.
"Anu... Umi-chan, apa benar ini tempatnya...?" tanyaku pada Umi yang selalu waspada, matanya setajam elang yang mencari mangsa. Namun caranya melihat padaku berbeda, tatapan yang siap melindungiku kapan saja.
Umi tak menjawab dan lantas membuka pintu salah satu kamar tanpa mengetuknya, sepertinya ini memang benar tempat yang kami tuju, cukup meyakinkan.
Namun saat kami masuk, disana gelap dan menyeramkan, ditambah dengan banyak dekorasi aneh yang menghiasi dinding, pola bintang rumit di lantai, dan banyak sekali lilin. Mungkin ini adalah tempat sesembahan iblis? Ah jangan aneh-aneh...
"Yoshiko! Kau disini??" seru Umi, dia mencari seseorang. Ya, Yoshiko pasti nama iblis kecil itu... tapi aku harap dia manusia juga, "Yoshiko!!" Umi sekali lagi berteriak namun tak ada yang menjawab, "Yohane!!"--
Tiba-tiba saja datang dari ruangan lain sesosok menyeramkan dengan jubah hitam dan bulu gagak yang menancap di bulatan rambutnya. Sungguh gaya rambut yang aneh.
"Kau telah memanggil iblis kecil, Yohane... apa yang bisa kubantu??" tanyanya, lalu menyingkap jubahnya itu, dan memperlihatkan wajahnya, "U-Umi??"
"Yoshiko, beruntung kau ada disini, aku dan Hono--"
"H-H-Honoka?!" gadis bernama Yoshiko/Yohane itu memotong pembicaraan Umi sambil menggenggam kedua tanganku, "j-jadi inilah... cahaya dari malaikat yang memberikan suara indah ke seluruh dunia... hehehehe..." w-wajahnya berubah aneh...
"Hei, jangan begitu dengannya... bagaimanapun juga, dia itu lebih tua darimu..." Umi mengganggu semangatnya. Kami pun masuk ke dalam kamar itu, dan duduk bersama Yoshiko.
----
Setelah diskusi panjang tentang mengalahkan banyaknya tiruan yang ada di kota itu, pikiranku terfokus pada Nozomi, bagaimana nasibnya...? Apakah dia akan selamat di tangan Kurosawa bersaudara itu? Aku tidak tahu...
"Honoka," Umi menepuk bahu kiriku, "apa kau siap untuk terbang?" heh?
----
"Ini menakjubkan!!!" jeritku saat kami menggunakan sebuah helikopter perang dari atap asrama, iblis kecil ini membuatku tercengang!! T-Tapi bukankah iblis seharusnya terbang dengan sihir?? Ah masa bodoh.
Kami terbang menuju tempat Hanayo, melupakan misi utama yaitu mencari Nico. Sekarang aku penasaran padanya, sebenarnya dia dikejar apa? Dan kemana dia pergi...?? Apakah--
"Itu dia!!" Yoshiko menunjuk ke bawah, lalu diarahkannya lampu besar helikopter itu pada Hono-bot, (nama yang aneh kan?), "rasakan ini!!" Yoshiko menarik sebuah tuas sambil menekan tombolnya, getaran terasa disini.
Capung terbang raksasa ini mulai menembakkan 4 rudal dengan sensor panas untuk menghentikan gerakannya, namun tetap saja tatapan mata merah robot itu menakutkanku. Setengah raga robot itu terbakar, namun masih bisa bergerak.
"Kita berhasil!!" Umi bersorak, lalu melihat kebawah, "ah! Itu Nozomi!!" aku pun mengikutinya melihat kebawah, dan memang aku melihat Nozomi... t-tapi...
Dia sedang bertarung!! Gila... aku tak percaya dengan yang kulihat, gerakannya begitu lincah dengan dua pedang... hei... i-itu berarti dia bisa mengalahkan duo Kurosawa itu?! Hebat!!
Nozomi melawan banyak sekali tiruan, dia sesekali melambai pada kami... mungkin efek racunnya tidak terasa, dia terus berputar dengan lincahnya diantara tumpukan kaleng dan baut itu.
----
"AHH!!" kami terkejut, seorang gadis melompat ke helikopter! Bagaimana caranya?! Oh, dia pasti tiruan, "You-chan!!" dia mengenali gadis tiruan itu... sadis, teman Yoshiko dibuat menjadi boneka mesin menakutkan.
"Turunkan dia dari pandangan!!" Umi berseru panik seraya You mengeluarkan laser panas untuk melubangi kaca depan, sekarang capung mesin ini mulai tak seimbang, di satu sisi Yoshiko kesulitan melihat kedepan, di sisi lain karena dibelakang juga terjadi guncangan.
"Aku... mencobanya!!" sang iblis benar-benar mencoba, namun laser itu tetap memaksa menembus kaca tebal yang menjadi pelindung satu-satunya, "AAAHH!!!" laser itu akhirnya menembus, aku tak percaya...
Satu lagi tumbang, laser itu kulihat jelas menembus leher Yoshiko yang langsung lurus ke kursiku dibelakang, karena kehabisan akal, akhirnya Umi melesatkan kursi Yoshiko ke udara, dengan You diatasnya.
---
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kousaka Honoka: WARPED
HorrorHonoka terjebak dalam Virtual Reality!! (Sebuah fanfiction dari anime idol legendaris Love Live! School Idol Project)