---
Pertanyaan yang terus mengalir bagai air terjun itu akhirnya didengar dengan baik, Umi mulai menjawab pertanyaanku satu per satu, "Begini..." dia mulai menjelaskan, hatiku juga terpancing untuk tahu jawabannya.
"Honoka, sebenarnya Maki-lah yang paling berjasa bisa mempertemukan kita kembali disini," gadis berambut panjang itu melanjutkan, "dia merelakan hampir seluruh kekayaannya untuk mengembalikanmu, tapi tetap saja gagal,"
Aku terkejut, ternyata aku berada di zaman yang sama. Maki yang kulihat kemarin sudah tiada ternyata memang benar dia, tapi mengapa dia berlari saat melihatku?
"Masih ada lebih dari itu," tambah Nozomi. Dia pun meluruskan rambutnya yang panjang dan berkilau itu, "... kami semua bekerja sama untuk mengembalikanmu, tetapi keanehan terjadi pada Kotori saat itu,"
Eli mulai bisa menerima keadaan, dia mulai tersenyum. Perlahan dia mulai mengerti dengan apa yang terjadi, "Saat kau benar-benar tak terlihat dan hilang, Nozomi mengajukan diri untuk menjadi kelinci percobaan... namun saat itu Kotori tiba-tiba saja datang dan--"
Suara ketukan pintu terdengar. Kami semua terkejut dan kaku. Semuanya diminta untuk tak bersuara, setelah itu terdengar suara benda jatuh, lalu langkah kaki yang berat. Seperti sejenis kendaraan.
----
Karena hampir mati penasaran, kubuka jendela untuk melihat keadaan. Tak ada siapa-siapa di halaman, yang ada hanya sebuah tong sampah yang berantakan dan isinya berceceran.
"Kita sudah tak aman disini..." keluh Eli, "eh tunggu..." dia merogoh dompet dan mengeluarkan ponsel kecil, sepertinya ada panggilan masuk. Dia mengangkatnya dengan terlihat yakin, "h-halo...?"
"Eli... k-kau dimana...?" aku seperti mengenali suara ini, suara serak menyebalkan yang sering kudengar bersenandung 6 tahun lalu... "E-Eli...!"
"Ni-Nico!! Kau dimana...?!" i-itu Nico? Ah... apakah ini sungguhan...? "N-Nico, aku ada di tempat Nozomi, datanglah kemari cepat...!" dia mengakhiri hubungan telepon dengan terpaksa, sepertinya Nico sedang dikejar sesuatu.
Aku dan gadis Russia itu berpandangan saling curiga, dia pun meniru gerakan maut Nico dengan jarinya. Aku mengerti dan merasa sedikit bahagia, mengetahui gadis kecil dengan tingkah menyebalkan itu masih hidup.
"Siapa yang tadi di depan?" Umi bertanya padaku, bagaimana aku bisa tahu?
----
"Lanjutkan saja ceritanya," pinta Nozomi, lalu melangkah ke dapur.
"... Begini, Kotori datang dengan sikap yang aneh. Tatapannya sangatlah dingin, dia hanya terdiam ketika kami tanya kenapa. Saat itu Nozomi sedang diproses dengan alat yang dimodifikasi oleh keluarga Nishikino dibantu oleh Hanayo... dia mulai menghilang," Eli melanjutkan, lalu menatap jalan ke dapur. Seperti sudah merindukan Nozomi padahal baru ditinggal sedetik.
"Komunikasi kami dengan Nozomi masih berjalan lancar, namun tubuhnya sama-sama menghilang sepertimu. Membuat kami semakin panik..." tentu saja, aku mengerti dengan penjelasan Umi, "Rin yang mulai tak sabaran malah mengganti posisi Nozomi dengan memakai alat aneh itu, dan--"
---
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kousaka Honoka: WARPED
HorrorHonoka terjebak dalam Virtual Reality!! (Sebuah fanfiction dari anime idol legendaris Love Live! School Idol Project)