Chapter 18

117 6 0
                                    


---


Karena tuntutan 'arwah' Rin itu, kakiku terbakar kembali menuju rumah tua Nozomi. Kuharap dia sudah pulang... karena--


"Aduh!!" aku menabrak seseorang, rasanya sakit sekali... padahal tadi dihadapanku kosong, "lihat-lihat dong, ada orang yang sedang berlari!!" seruku, saat menoleh, kudapati gadis yang kemarin bertabrakan.


"Ahh, maaf, zura," gadis itu berkata aneh lagi, dia seperti Rin yang mengakhiri setiap kalimat dengan 'nya'. Ahaha, Rin menghilang barusan... "a-aku tak melihatmu, zura," hentikan itu!!


"Aduh... apa ada yang terluka?" tanyaku seraya membantunya berdiri, ia pun menggosok kepalanya pada buku yang jatuh tadi. Aduh, dia pasti kesakitan.


"Aku tidak apa, zura. Kau sendiri...?" tanyanya dengan suara yang lembut, seperti suara Rin... ah tapi tidak, lupakan. Aku tak bisa menjawab, hanya menganggukkan kepala saja. Jika dilihat kasihan juga gadis ini.


"Maaf," aku pun permisi, "aku sedang buru-buru, hati-hati ya!" kuteruskan berlari sambil melambai, sungguh aneh dan tak biasa. Sekarang aku terfokus pada jalanan yang penuh dengan rintangan, aku takut menabrak lagi.


Kakiku mulai lelah dan berhenti sebentar, kupikirkan kembali apa yang telah dikatakan oleh Rin, tentang diriku yang lain yang dia sebut berbahaya... apakah dia dibalik semua ini...? Atau bahkan dia juga yang telah menyiksa Hanayo?? Aku tak tahu pasti.


----


Dengan serpihan ingatan yang masih hangat, akhirnya aku kembali sampai ke rumah tua Nozomi. Pintunya tertutup, berbeda dengan saat aku pergi tadi. Kuharap dia ada di dalam... aku ingin bertemu dengannya...


"Nozomi-chan!! Nozomi-chan!!" seruku saat sampai, kuketuk pintu rapuh itu sekuat tenaga, aku hampir menghancurkannya. Saat ketukan yang paling kuat, akhirnya pintu itu terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan gelap yang menakutkan.


Sungguh berbeda pemandangan ini dengan yang tadi, seperti sudah ada sesuatu yang besar terjadi disini... kutelusuri semua sudut ruangan-- hiihh?! A-Apa itu tadi?!


Kurasa aku tak sendiri, sesuatu bergerak... "H-Halo...?" kucoba memberanikan diri, aku tak mau lagi bertemu dengan hantu, "siapapun keluarlah!!" seruku, kucoba meraih tombol lampu, kunyalakan dan--


"Honoka!!" seseorang memelukku, suaranya sangat kukenali... i-inikah... dia menjauhkan pelukannya, lalu kami saling berpandangan, "Honoka! Kau ingat aku...??" tanyanya, dia memegang kepalaku sekarang.


"K-Kau siapa...?" aku benar-benar tak tahu siapa dia, t-tunggu dulu, j-jangan-jangan... "U-Umi-chan...??" aku menebak, mataku seperti ingin menangis, mengingat kabar kalau dia sudah meninggal... tapi... kenapa...?


"Honoka!!" dia memelukku sekali lagi, ternyata itu benar Umi. Tak salah lagi... t-tapi...


"akhirnya kau sampai disini dengan selamat... aku sangat bersyukur..." ucapnya, lalu kulepaskan itu semua. Dan menanyakan apa yang telah terjadi, juga apa yang ada dibalik punggungnya selama ini, "dengar..."


"aku masih hidup. Dari awal aku memalsukan kematianku agar tidak diganggu oleh dirimu. Dirimu yang lain..." Umi menjelaskan sambil tersenyum senang, dengan dihiasi air mata yang memantulkan cahaya lampu, "Nozomi juga ada disini..." dia menunjuk.


Sosok wanita pemilik rumah tua itu muncul, benar! I-Itu Nozomi!!


"Halo, Honoka," dia menyapaku penuh kedamaian, "maaf aku tak memberitahumu soal ini semalam, aku panik," jelasnya, namun masih belum cukup jelas untuk dicerna olehku.


"P-Panik? Panik kenapa...?" aku mulai tergelitik untuk tahu, pasalnya umur Umi dan Nozomi seperti berbeda beberapa tahun jauhnya... Nozomi terlihat jauh lebih tua.


"Semua ini terjadi enam tahun lalu..." Umi mulai bercerita.


---


Bersambung...

Kousaka Honoka: WARPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang