Chapter 3

249 12 0
                                    

---


"A-Aku janji tidak akan terlambat masuk kelas lagi!" jeritku saat Umi mulai menggunakan alat tulis itu sebagai senjata, "hentikan!" ah! Yang terakhir itu sakit!!


Uhh... kuusap-usap bokong panasku yang terbakar karenanya. Awas kau Umi-chan!! "tidak perlu sekeras itu dong!" protesku, sambil terus mengusap bokong.


Umi pun menarik tangannya, lantas memasukkan pedang tiruan itu, "Lain kali, disiplinlah!!" serunya, membuat kaget seluruh kelas. Atau mungkin seluruh dunia...


Aku hanya tunduk saja padanya, haah, berhadapan dengannya memang kadang menyebalkan! Dan masih ada pikiran mengganjal dariku tentang Maki. Sebenarnya dia akan memberitahuku apa? Lebih baik kutemui dia saat pulang nanti.


----


"Ah, untungnya kau datang, Honoka," jawab Maki dari bibirnya yang lembut itu. Lalu gadis dengan tangan yang lentik itu menyilangkan kakinya, memperlihatkan pahanya yang mengkilap bagai piring bersih yang baru dicuci.


"A-Aku ingin tahu apa lanjutan penjelasanmu tadi..." jelasku malu-malu, Maki selalu bisa membuat orang lain malu, bahkan temannya sendiri, "apa maksudmu dengan dunia lain?"


Maki menghela nafas, lalu melihat ke langit lewat jendela, "Apa kau sering main video game?" eh... bagaimana menjawabnya? "ah, pasti kau belum pernah 'kan? Kau tahu, alat itu adalah alat untuk bermain game sebenarnya, namun bukan sembarang game. Game yang bisa dimainkan akan terhubung dengan kenyataan," penjelasan apa itu?! Berbelit-belit seperti ular!!


"A-Aku tidak mengerti," jawabku, "apa kau bisa menjelaskannya lebih rinci? Ehehe... he..." aku pun sedikit memohon padanya, mengharap mendapat penjelasan yang benar-benar JELAS.


"Haah," ekspresi Maki tampak membosankan, dia pasti akan mengacuhkanku, aku tak suka itu, "bagaimana kalau sore ini kita ke rumahmu saja, biar kutunjukkan bagaimana maksudnya. Kau mau?" d-d-dia ingin main ke rumahku! Sudah lama sekali!!


Ah, kupikir tidak apa mengundang Maki ke rumah, karena disana hanya ada Yukiho, ayah dan ibu 'kan sedang berlibur entah kemana... ehehehe....


"Boleh!" jawabku dengan semangat, kurasakan api yang sangat panas di dadaku, aku memang selalu semangat jika mendengar ada hal baru dan ingin mencobanya!! Tapi kurasakan juga takut.


----


Ehh, apa ini?


Aku sangat terkejut dan bingung saat Maki memasangkan alat itu dan menyentuh tombolnya. Kilatan cahaya kulihat dari dalamnya, oh! Inikah masa depan?!?!


"Bagaimana perasaanmu?" tanya Maki, lalu kudengar dia menghela nafas, mungkin dia cukup lelah memikirkan ini, "aku akan mencoba program bawaannya dulu, jadi mungkin akan sedikit aneh. Honoka?"


Suaranya makin pudar, pengelihatanku kembali normal dengan suguhan pemandangan indah, "Hm...!" kucoba menjawabnya, tak yakin dia dengar. Wah! Pemandangan ini benar-benar seperti nyata!!


Mata ini kuputar, kulihat sekitarku, ini seperti di atap sebuah gedung tinggi... dimana ini? Kucoba langkahkan kaki, hei... aku bergerak disini! Aku benar-benar berada di sebuah game!!


Kulihat atas, bawah, kiri dan kananku begitu nyata! Wah, sudah ah... kupanggil Maki saja...Eh...


"Maki-chan!!!" aku berseru, namun tak tahu pada siapa. Maki tidak menjawabku, h-hei... "Maki-chaaaannnn!!!" kucoba sekali lagi, namun aku hanya berseru di atap itu, melihat jauh kebawah adalah sebuah kota. Yang aku tak tahu.


"M-Maki-channn!!!" i-ini benar-benar gawat...!! Maki!! J-Jawab aku, jangan bercanda!!


Kupikir game ini akan berakhir jika aku (maksudku karakterku) mati, b-baiklah... a-aku akan lompat!! Kucoba berlari ke ujung gedung itu-- woah!! Darahku naik, jantungku berdebar seperti senjata perang. T-Tidak, a-aku takut...


"Hei!!" dari belakang, aku dikejutkan dengan sebuah seruan. Seruan wanita misterus yang mencoba meraihku, "jangan lakukan itu!! Kumohon!!" wanita itu mendekatiku, a-apa? Apa dia pikir aku akan bunuh diri? T-Tidak, ini 'kan hanya game...


Wanita itu menarik tanganku!! Ehh!! "kumohon jangan lakukan itu!! A-Aku tahu apa yang kau pikirkan, tapi ini bukanlah jalan yang baik!" serunya terus melarangku melompat, i-ini game yang luar biasa! T-Tapi... aku tak bisa keluar...


"Be-Begini..." kucoba menjelaskan padanya, "a-aku Kousaka Honoka! A-Aku adalah karakter utama dari game ini!" kusalamkan hormat padanya, namun dia hanya terdiam seperti batu, "eh?"


Wanita rambut pirang itu menutup bibirnya, lalu tersenyum. Dia menggenggam tanganku, "Oh... ahaha, maaf, aku memang diprogram seperti ini... ahaha... mau jalan-jalan?" ajaknya. Aku ingin menolak namun tak bisa, aku ingin menyampaikan ini pada Maki, tapi...


Senja mulai menjelang, dan aku masih memikirkan bagaimana caranya keluar dari dunia ini. Mungkin Maki sudah pulang, atau mungkin waktu disana menjadi agak lambat...? Ah ini memusingkan.


Jangan sampai aku terlena oleh keindahan dunia buatan ini...


Jangan...


---


Bersambung...

Kousaka Honoka: WARPEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang