PART TWENTY ONE

9.8K 368 14
                                    

Selamat malam teman-teman. Lama kita tak bersua di sini yah. Sebelumnya aku mau ucapin:

Selamat hari raya lebaran buat kalian semua yang beragama muslim. Mohon maaf atas semua kesalahan, kehilafan, dan kekurangan yang aku lakuin. Semoga setelah ini aku bisa rajin nulis lagi, rajin posting, rajin balesin komen kalian dan lebih sedikit typonya. hehehe

Oh iya, aku juga minta maaf karena baru bisa nulis lagi. karena aku sedang dalam masa penulisan tugas akhir juga jadi musti bagi-bagi moodnya. Aku Ucapkan terimakasih banyak buat setiap vote, comment dan perhatiannya untuk ceritaku ini. Dan juga terimakasih banyak sudah mau repot-repot nunggu cerita ini. Pokoknya aku sayang kalian lah,,,,

Ini lanjutan dari part sebelumnya yang udah absurd, dan maafkan jika ini semakin absurd bacanya. apa lagi, dipart ini aku mencoba menulis momen yang emosional dan aku yakin pasti kalian gak akan terbawa emosional. semoga sih kalian suka dengan lanjutannya. Dan maaf jika ini  mengecewakan kalian...

Yasudah, Enjoy Reading guys... semoga suka..

==============================================================

Author Pov

Anthony dan rena hanya duduk bersisian di pinggir pantai. Tidak ada pembicaraan apapun setelah terakhir kali rena yang bersuara. Mereka terlalu sibuk dengan fikiran mereka masing-masing dan mereka terlalu menikmati suasana pantai di malam hari. Angin bertiup perlahan menyapa daun-daun kelapa yang berada disana. Cukup lama mereka berdiam, seakan saling menghargai akan adanya ketenangan yang tercipta hinga mereka takut jika mereka merusak momen tersebut.

"Dari kapan kamu disini ran?"

"Baru mendarat tadi jam 8. Kakak di bali dari kapan?"

"Sejak dua hari lalu."

"Wah, berarti kakak udah keliling bali dong? Gimana kalau kakak temenin aku keliling bali juga, kak rean pasti sibuk kerja disini. Masa iya aku Cuma di vila aja, gak seru ah."

"Kenapa kamu jadi semangat banget? Segitu ngebetnya yah pengen jalan sama saya?"

"Hihhh geer, siapa juga yang pengen jalan sama kakak. Kaya kulkas gitu."

"Kamu ngomong apa tadi? Saya gak denger."

"E.. Engga kak. Bukan apa-apa. Kalau kakak gak mau juga gak papa kok kak, aku gak maksa. Daripada ditemenin tapi gak iklas, lebih baik tidak kan."

"Besok saya jemput. Kamu nginep dimana?"

"Yakin mau nemenin aku kak? Kalau kakak mau keliling sendiri juga gak masalah, aku bisa nyari tour guide buat nemenin aku keliling."

"Tour guide hanya tunjukin kamu tempat menarik yang biasa dikunjungi di sini, buat apa kamu pakai tour guide kalau kamu bisa cari infonya sendiri di internet."

Rena terdiam dengan apa yang anthony ucapkan, karena apa yang anthony katakan memang benar adanya. Untuk apa kita datang ke tempat yang tanpa bantuan orangpun kita bisa capai sendiri.

"Tapi memang nya ada yah kak tempat yang belum dijamah di disini?"

"Ada, dan hanya warga asli Bali yang tahu itu dimana. Gimana? Masih tetep mau pake tour guide saja?

"Tapi aku gak punya temen asli sini kak. Jadi mau gak mau tetep pake tour guide lah."

"Saya pernah tinggal di Bali, kalau kamu mau saya temenin keliling Bali saya bisa luangin waktu."

"Kakak pernah tinggal di Bali? Kapan? Waktu kakak masih umur 10 tahun? Semua udah berubah kali kak."

Anthony melirik ke arah rena sekejap, lalu bangkit dan berjalan berbalik ke luar area pantai.

Mr. AnthonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang