PART TWENTY SIX

2.1K 113 18
                                    

Hallo semua, aku kembali setelah 2 tahun vakum dari cerita ini. Sebelumya aku mau ucapkan terimakasih pada semua pembaca Mr. Anthony ini. Terimakasih sudah sabar, terimakasih sudah selalu bersemangat support aku menulis cerita ini.

Jujur, aku masih sering bacain komentar kalian disini. Ada yang minta lanjut, ada yang menunggu ini sampe bolak balik cek Mr. Anthony, bahkan ada dari kalian yang dengan senang hati kasih tau teman-teman kalian buat baca cerita receh aku ini. Sekali lagi aku ucapkan terimakasih banyak.

Oh iya, sebelumnya aku mau ucapin Marhaban ya Ramadan, selamat menunaikan ibadah puasa buat semua pembaca Mr. Anthony yang menjalankan. Mudah-Mudahan ramadan kali ini memberikan banyak berkah dan manfaat bagi kita meskipun masih dalam masa pandemi. Amiinn

Nah, buat nemenin ngabuburit kalian. Aku kasih bahan bacaan biar kalian bisa lebih besemangat di bulan ramadan ini....

Selamat membaca, jangan lupa vote, coment dan share ya biar aku semakin bersemangat untuk nulis cerita Anthony dan rena

================================================================

Rena pov

Hari ini kak Anthony memberi kabar jika ia akan menjemputku saat makan siang, karena memang kelasku selesai pada saat jam makan sianng. Karena belum terbiasa akan kehadirannya, jujur saja aku sering menolak saat ia akan menjemputku atau menawarkan bantuan lainnya. Termasuk siang ini. setelah chat panjang lebar yang berisi penolakanku, pada akhirnya aku kalah dan menuruti apa yang ia inginkan.

Ponselku berdering, layar ponselku menunjukan adanya panggilan dari 'fiance'. Kalian pasti dapat menebak siapa pelaku yang se-enak nya menyimpan kontak dengan nama tersebut. Dan asal kalian tahu, aku sudah bersikeras untuk mengganti nama tersebut. Namun, setelah hasil perdebatan panjang yang aku lakukan, dialah pemenangnya. Wal hasil, aku tetap menyimpan kontaknya dengan nama yang ia inginkan.

"sudah sampai mana?"

"....."

"baiklah, aku segera turun. Kakak tunggu saja disitu."

Setelah menutup panggilan aku segera menghampirinya di mobil.

Sesampainya di mobil, ia segera memasangkan seatbelt pada tubuhku. Dan jujur saja, aku suka dengan penampilannya siang ini dengan kemeja bewarna navy tanpa jas nya.

"dimana kita akan makan siang rana?"

"terserah kakak, aku ikut saja."

"Memang tidak ada makanan yang ingin kamu makan siang ini? tenang saja, saya bukan tipe yang pemilih untuh hal makanan. Jadi silahkan kau pilih sesuai keinginanmu rana."

"ummm kakak yakin akan makan apa saja yang aku pilih?"

"Ya, tentu. Pilihlah sesukamu."

"Jika aku menginginkan makan di warung kaki 5 apa kakak mau?"

"Boleh saja, selama disana terdapat tepat parkir yang memadai."

"Hiss tetap saja ada alasan."

"Saya tidak beralasan rana. Hanya saja saya tidak ingin setelah selesai kita makan mobil saya berpindah ke dinas perhubungan."

"Maksud kakak di derek? Hymm baiklah kita cari tempat makan enak dan berpakir legal."

Setelah mendapatkan tempat makan sesuai dengan apa yang kak anthony inginkan, kini kami berada di warung tenda yang menjual ayam bakar. Dari penglihatanku, kak anthony tidak menunjukan adanya rasa enggan untuk makan di tempat yang sederhana seperti ini. dengan santai ia memesan 2 potong ayam bakar, satu nasi dan segelas es jeruk. Dan sementara aku, memesan menu yang sama 1 potong ayam bakar, nasi dan segelas es teh manis. Kami makan dengan santai, di selangi dengan obrolan santai mengenai kegiatan aku selama di kampus hari ini.

Mr. AnthonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang