PART TEN

18.4K 699 24
                                    

Yesss udah sampe part 10, gak nyangka deh udah sampe sini aja. Sepertinya cerita ini gak akan sesuai rencana deh. Asal kalian tau yah, cerita ini tuh rencananya berhenti di part 10 lho. Tapi ternyata peminatnya banyak, jadi aku bakal perpanjang ceritanya sampe part yang tidak ditentukan. Hehehe

Oh iya, kemaren itu ada yang nanyain Anthony kemana? Anthoni itu dukutuk sama aku karna bikin rena kesel. Hahaha dendaman yah akunya,,,

Bukan- bukan, dia gak ada karna dia udah berhenti ngajar rena di semester itu dan selain itu, rena kan ga selalu jemput key ke sekolahnya jadi kemunginan ketemunya jadi menipis. Makanya aku bikin 2 part yang gak ada Anthonynya. Selain itu aku juga pengen mempertegas gimana latar belakang keluarga Wibisana.

Tapi sekang muncul lagi kok Anthony nya,,, yg kangen sama dia nih aku datengin lagi orangnya. Yang kesel sama dia, sabarin aja.. Orang sabar pasti kesel. Hehe

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Rena Pov

Sudah 3 hari aku berada di vila keluargaku, pagi ini rencananya aku akan jalan-jalan di kebun teh dekat vila ku. Dengan celana olahraga, Running shoes dan jaket aku memulai jalan-jalanku. Matahari saat ini belum terbit sepenuhnya, udara yang dinginpun masih menusuk tulangku.

Aku menyusuri jalan setapak yang berada di tengah-tengah perkebunan teh ini. Saat ini sedang musim panen teh, sehingga sudah banyak para ibu-ibu yang berbondong-bondong menjadi buruh pemetik teh. Pemandangan ini memang sering aku temukan di sini. Hamparan hijau luas yang seluruhnya ditumbuhi pohon teh dan sejuknya udara di sekitar kebun membuatku merasa nyaman dan relax berada disini.

Aku terus menerus melangkahkan kaki ku tanpa berhenti. Aku terlalu rindu dan terlalu senang berada disini hingga tidak merasakan sedikitpun lelah di kakiku. Tanpa sadar aku tersandung batu yang membuatku tak seimbang sehingga dengan cepat aku tersungkur. Aku mencoba terbangun dari posisiku terjatuh,

"Awwww" suara itu ku keluarkan karena rasa ngilu dan sakit sedang menyerang pergelangan kaki kanan ku. Aku rasa aku sudah terkilir, lantas bagaimana aku pulang???

Sepasang tangan tiba-tiba menempel di lenganku dan membantuku untuk berdiri. Dan terdengarlah suara bass dekat dengan telingaku.

"Apa kau baik-baik saja?"

Uh,, pertanyaan bodoh. Menurutmu aku baik-baik saja saat aku tidak dapat berdiri?

Sepertinya aku familiar dengan wangi ini? Hus,, lupakan itu rena

"Aaa aku baik-baik saja. terimakasih sudah membantuku berdiri."

Dari suaranya aku yakin dia pria yang baik dan sangat perduli. Nada suaranya seperti khawatir pada keadaanku. Pria itu kini bergeser dari belakangku. Dan kini kami berdiri berhadapan. Pria ini cukup tinggi, sehingga aku harus mengangkat kepalaku untuk melihat wajahnya.

"Kak Anthony??"

Wajah pria itu terkejut saat mengetahui siapa gadis yang ia tolong. Namun tak lama setelah itu, wajahnya kembali mengeras seperti biasanya.

"Apakah kamu masih bisa berjalan? Setidaknya sampai batu besar itu. Sehingga saya bisa periksa pergelangan kakimu."

Aku hanya menganggukan kepalaku, aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku terlalu Shock sekaligus menahan sakit di kakiku. Aku berjalan menuju batu besar yang ditunjuk kak Anthony dengan perlahan. Setelah aku berhasil duduk di batu itu, kak Anthony berlutut layaknya pangeran didepanku dan mengangkat kaki kananku ke pangkuannya.

"Sepertinya kakimu terkilir dan sedikit membengkak. Jika tidak keberatan saya akan mengobatinya, tetapi jika kamu keberatan saya tak akan melakukan apapun."

Mr. AnthonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang