PART TWENTY TWO

9.8K 355 24
                                    

Hayyy aku kembali hadir untuk kalian semua. Seperti judul di atas, aku datang membawa cerita tentunya.

Gak nyangka yah sampai juga aku di part ini. Rasanya pas bgt, aku post part 22 di usia ku yg 22 juga. Ini gak disengaja loh. Sungguh

Oh iya, untuk cast Anthony nya aku ganti yah Karena cast yg sbelumnya susah nyari foto yg pas nya. Jadi aku ganti ke yg satu ini aja. Hehe. Tp Kalau kalian lebih suka sama cast yg sebelumnya sh gpp. Itu kan cuma visualisasi saja, jadi bebas kok kalian mau visualisasikan Anthony spt apa. Karena yg penting adalah cerita nya.

Oh iya, bio aku masih belum aku ganti. Karena memang aku masih hiatus sebenarnya, hanya saja ternyata aku Punya cadangan cerita ini jadi ada baik nya aku post aja. Biar kalian bisa lepas kangen kalian sm si dosen nyebelin.

Yaudah langsung saja, enjoy reading guys

================================

Author Pov

Seusai dari pemakaman, tak ada suara yang dikeluarkan antara keduanya. Mereka terlalu sibuk dengan apa yang ada di dalam kepala mereka masing-masing. Bahkan rena tidaklah memiliki keberanian untuk sekedar bertanya kemanakah ia akan dibawa. Ia terlalu takut jika mengganggu momen yang sedang dinikmati oleh anthony.

Begitupun dengan anthony, ia merasa jika rena masih shock karena secara mendadak ia bawa ke pemakaman. Dan ada baiknya jika ia mendiamkan rena terlebih dahulu untuk membantunya menenangkan diri. Tetapi, lama tak bersuara ternyata ia merindukan suara gadis yang sedang duduk disampingnya tersebut.

"Ran,"

"Ya kak?"

"Hmmm, saya ingin minta maaf atas kejadian tadi. Tidak seharusnya saya mengajak kamu ke tempat yang seperti itu tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Maaf atas keteledoran saya ran."

"Oh, tidak apa kak. Aku hanya merasa kurang sopan saja pada kedua orang tua kakak. Aku datang dengan pakaian seperti ini, aku seperti tidak menghargai mereka sebagai orang tua kakak. Setidaknya kan aku bisa menggunakan yang lebih tertutup jika bertemu mereka."

"Saya yakin merekapun tidak akan mempermasalahkan dengan apa yang kau gunakan ran, lagi pula saya mengenalkanmu sebagai murid saya bukan sebagai pasangan saya. Jadi untuk apa kamu berpakaian rapih."

"...."

"Hmm bukan begitu juga kak. Tidak perduli kakak mengenalkan aku sebagai siapa pada mereka, hanya saja menurutku untuk datang ke tempat sakral seperti itu ada tata kesopanan yang harus aku lakukan." Lanjut rena.

"Ya, tapi kamu kan kedatangan kita tadi tidak kita rencanakan terlebih dahlu. Jadi sah sah saja kamu mau berpakaian apapun, selama itu masih mentupi apa yang seharusnya ditutupi."

"...."

Rena tak ingin moodnya berubah menjadi kacau hari ini. sehingga ia memilih tidak melanjutkan pembicaraannya dengan Anthony. Karena baginya, tidak akan ada akhir pembicaraan bila ia lanjutkan.

***

Lama mereka berdiam diri. Rena tidak sedikitpun mengeluarkan suara karena tak ingin berdebat dengan anthony. Sementara anthony masih menerka-nerka apa yang sedang rena fikirkan dan apakah ada yang salah dengan ucapannya sehingga rena memilih untuk bungkam. Tak tahan dengan kesunyian, anthony memilih menyalakan music player di mobilnya. Setidaknya ia bisa sedikit relax dengan kondisi di dalam mobil ini.

Setelah memakan waktu perjalanan selama 2 jam tibalah mereka di sebuah hotel berbintang di daerah singaraja. Saat mobil terhenti rena menautkan kedua alisnya, merasa bingung mengapa ia dibawa ke hotel yang ia sendiri tidak tahu ada didaerah mana.

Mr. AnthonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang