1. Meet.

11K 245 7
                                    


Silau rasanya ketika cahaya matahari pagi yang menyusup pada celah-celah gorden membuat sepasang mata cantik perlahan terbuka,iris kecoklatanya tampak terang saat kelopak matanya terbuka sempurna.

"Hahh... kenapa pagi begitu cepat, aku bahkan belum memasuki alam mimpi" ocehnya,ia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Pagi ini dia harus bersiap-siap untuk kuliah. Kegiatan rutin yang sudah ia jalani selama 2 tahun ini, dia baru memasuki semester 4.

-------------------------

"Pagi ayah" serunya saat baru saja turun dari kamar menuju meja makan untuk sarapan,sang ayah sudah menunggu rupanya.

"Pagi, bagaimana harimu?"
Tanya sang ayah.

"Hey,aku baru saja memulai hariku" gadis itu terkikik.

"Ah! yah kau benar, umm... mungkin lusa ayah harus keluar kota,paling sebentar setidaknya 2 minggu"

"Yah,aku tidak terkejut, ayah orang yang sangat sibuk dan berbisnis diluar kota adalah pekerjaanmu benarkan?"
Ia mulai mengunyah roti selainya.
Ayahnya hanya tersenyum simpul, kabar seperti ini bahkan sudah biasa.

"Anna..."

"Yah?"

"Apa kau sudah punya kekasih?"

Gadis itu mengernyit,sedetik kemudian ia tertawa dan hampir menyemburkan makanannya.

"Kenapa ayah tiba tiba menanyakan hal itu-" Anna menelan makananya.

"Aku bahkan belum memikirkanya, aku masih terlalu muda dan aku bahkan belum lulus kuliah"

Ayahnya cukup bingung harus memulai dari mana pembicaraan ini.

"Anna dengar-"

"Yah aku dengar" sahutnya cepat.

"Kau tau? semenjak ibumu meninggal ayah bahkan sudah tidak memperhatikanmu, sebenarnya ayah keluar kota lusa nanti, ayah akan bertemu rekan bisnis sekaligus teman lama ayah"

"Lalu?" Entah kenapa perasaan Anna mulai tidak enak,pembicaraan ini terlalu bertele-tele.

"Ayah berencana untuk menjodohkan kau dan anak teman ayah itu bagaimana? Apa kau-"

"Tidak,aku menolak ayah!"
Sahut Anna cepat.

"Ayah belum selesai bicara"

"Dan aku tahu apa yang sedang ayah bicarakan saat ini,meminta persetujuanku bagitu?"

Ayahnya menelan ludah karena, yah... tebakan putrinya benar.

"Aku tidak akan pernah setuju" suasana hening sebentar.

"Apa ayah tidak mempercayaiku? Meskipun ibu tidak ada dan ayah sibuk, aku akan menjaga pergaulanku, aku tau batasanku. kumohon jangan paksa aku untuk memiliki pasangan saat ini"
Ucap Anna setenang mungkin.

"kau tidak tau permasalahanya Anna"

"Apa? Apa kita punya masalah ekonomi? Apa ayah sedang terlilit hutang sampai harus menjodohkan ku dengan rekan ayah yang mungkin orang kaya raya?" Cerocos Anna menuduh yang tidak-tidak, tapi itulah isi otaknya saat ini.

"Kau benar, rekan bisnis ayah sangat kaya, tapi bukan itu alasannya, Anna kau akan mengerti jika-"

"Ayah please! Aku tidak mau"

Kini suara gadis itu mulai meniggi.

"Ayah mohon padamu..."

"Apa ayah benar-benar terlilit hutang sampai sampai harus menjualku pada orang kaya?" Bisiknya.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang