26. my feeling back

3.7K 185 3
                                    

Nathalie tengah mengupas apel dan memotong nya menjadi bagian kecil, sementara Anna yang sibuk memakannya.
Kadang Nathalie juga menyuapinya.

"Kau sedang tidak sibuk?" Tanya Anna, sambil kembali menyuap buah apelnya.

"yah,makanya aku ijin" Nathalie menjawab sambil ikut mencicipi buah yang baru dipotongnya.

"Kenapa kekasihmu lama sekali?" Ujar Anna sambil sesekali melihat kearah pintu.

"Mungkin dia sedang diare" sahut Nathalie, anna menautkan alisnya.

"Padahal tadi dia baik-baik saja"

-----

Nathan masih berlari disekitar koridor rumah sakit, sial tempat ini sangat luas sedari tadi dirinya tak menemukan keberadaan Dion.

Dengan napas yang ngos-ngosan Nathan berjalan pelan, sesekali matanya mengedar ke segela arah.
Sampai pandanganya tertuju pada seseorang yang tengah berdiri ditempat parkir.
Sebelum ia kehilangan jejaknya lagi, Nathan berlari ke arah orang itu secepat mungkin meski tulang lututnya serasa akan patah.

Lelaki tinggi yang hendak membuka pintu mobil itu gerakanya sempat terhenti, saat dirasanya ada sebuah tangan menahan pundaknya.

Dion menoleh dengan kernyitan di dahi, beberapa detik kemudian ia baru mengenali wajah disampingnya.

"Bisa kita bicara sebentar?" Ucap Nathan disela sela napasnya yang tersengal sehabis berlari.
Dion memandang Deeva yang berdiri dengan satu tongkat disampingnya.

sebelum Dion menyetujui ajakan nathan ia lebih dulu membantu Deeva memasuki mobilnya.

"Kau tunggulah sebentar" setelahnya Dion yang kini menghampiri nathan.
Mereka berdua berbicara ditempat yang cukup tidak banyak orang berlalu lalang.

"Ada apa?" Tanya Dion, wajahnya sama sekali tak menatap Nathan.

"Apa dia kekasihmu?"

"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Nada suara Dion menjadi lebih tajam.

"Apa ayahmu sudah memberi tau kabar anna?" Dion hanya mengangguk tanpa mau merespon dengan ucapan.

"Lalu kenapa kau sama sekali tak pernah melihatnya?"
Baiklah, Dion sudah bosan setiap kali bertemu mereka teman teman Anna pokonya, selalu yang dibahas Anna, seberapa pentingnya gadis itu?

"Aku hanya belum punya waktu luang untuk menjenguknya" Nathan tersenyum sarkastik.

"Yah, kau memang tidak akan pernah memberi waktu luang untuk sekedar melihat keadaan Anna, kau bisa seharian dengan kekasihmu tanpa alasan apapun tapi aku hanya meminta waktu mu sebentar, sekedar membujuk Anna untuk sembuh kau bahkan tidak peduli"
Dion mengepal, ia merapatkan rahangnya kenapa jika menyangkut anna selalu saja dirinya pihak yang disudutkan.

"Kenapa tidak kau saja yang mengurusnya? Lagi pula dia masih punya ayahnya yang masih hidup" Nathan tidak tahan lagi, sedari kemarin ia sudah sabar dengan segala sikap arogan Dion tapi saat ini emosinya sudah memuncak.

BRUGH!

Satu pukulan telak nathan layangkan kearah wajah lelaki tinggi itu, sampai tubuhnya terhuyung karena Dion belum siap menerima pukulan tiba tiba Nathan.

"Kau-"

"Dengar Dion" sahut Nathan cepat.

"Aku menghargaimu karena kau tunangan sahabatku, tapi tidak kali ini kau sungguh keterlaluan, otakmu mungkin sudah normal tapi kau tak punya hati, kau mungkin tidak akan ingat siapa yang mengurusmu ketika kau tinggal bersama Anna, kau pun tak akan ingat betapa idiotnya dirimu saat itu, Anna bahkan menerima mu meskipun mentalmu rusak, dia menyayangimu meskipun dia tau, kau tak akan bisa diandalkan, anna sudah menolakmu dari awal tapi karena ketulusan hatinya dia mempertahankan hubungan kalian dan sekarang dengan mudahnya kau menghancurkan hidupnya"

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang