17. I found you

3.4K 155 1
                                    


Sejauh apapun kau berlari jika ia takdirmu maka ia akan kembali padamu.

Anna meremas jemarinya, dengan gugup menjawab pertanyaan Dion.
"Bagaimana kalau aku menyukainya?"
Kali ini ia ingin jujur dengan perasaannya, terserah apa tanggapan Dion, karena wajah itu terlihat tak menampakkan ekspresi mendengar jawaban Anna barusan.

"Itu adalah perasaanmu dan itu hak mu, aku hanya berharap kau tidak akan kecewa nantinya"
Kenapa justru jawaban Dion seperi itu?
Ia menolak dengan cara halus.

Mereka hanya diam setelahnya, diruangan ini hanya ada mereka bertiga, situasinya saat ini seolah Anna adalah orang ke tiga diantara mereka.

Ia menghebuskan napasnya karena sedari tadi rasanya sesak.

"Aku permisi" Anna beranjak dari duduknya, ia berbalik untuk keluar.
Dan Dion masih saja belum melepaskan genggaman tanganya pada Deeva.

Akhirnya Anna merasa lega setelah ia keluar dari sana, ayahnya beserta orang tua Dion menatap tanya padanya.

"Bagaimana Anna, apa Dion bersikap ramah padamu?" Tanya bibi Jane dan Anna mengangguk pelan.

"Dia masih mengingatku dan kami baik-baik saja" tidak apa-apakan berbohong demi menjaga perasaan?

"Aku ada janji dengan temanku, sudah 4 hari ini aku absen ada tugas yang belum aku selesaikan"

"Baiklah, hati-hati"

Anna pamit pada mereka, ia pergi menggunakan bis karena ia datang kemari dengan mobil ayahnya.

Matanya memandang setiap jalan yang ia lewati, dengan segala pikiran kacaunya.

------


Hari ini Nathan sudah membulatkan tekadnya akan mengunjungi Nathalie, setelah ia mendapat pesan dari Anna. Kalau ia harus berjuang disaat ia masih mendapat kesempatan.

Ternyata jarak antara daerahnya menuju rumah Nathalie cukup jauh, hampir 3 jam perjalanan ia tempuh.
Apa lagi saat ini cuaca malah hujan, Nathan sampai disana sekitar jam 7 malam karena ia berangkat sepulang dari kampus dan hampir 1 jam ia mencari alamat rumah Nathalie.

Ia menggigil karena harus bertanya pada beberapa orang diluar sana sedangkan ia tak membawa payung.

Nathan meniup dan menggosok kedua tangannya guna mencari kehangatan disana.
Ia masih berdiri hampir 5 menit didepan pintu rumah yang menjadi tujuannya.

Pintu terbuka kemudian menampilkan sosok remaja tinggi dengan rambut hitam legamnya, apa ia mengecat rambutnya? karena warnanya sangat hitam dan lebat ditambah kulitnya yang putih pucat, ia lebih mirip vampire hidup.

"Ingin cari siapa?" lelaki itu bertanya dengan nada datar, tidak bisakah ia langsung mempersilahkanya masuk? jujur saja Nathan sangat kedinginan.

"Apa ini rumah Nathalie?"
Ia mengangguk dengan tatapan mengintimidasi

"Kau siapa?"

"Aku Nathan, temannya"
Lelaki itu mengangguk sambil ber oh ria, ayolah apa ia akan terus diintrogasi disini? -Pikir Nathan.

"Kau bicara dengan siapa?" Suara seorang perempuan dibelakangnya membuat lelaki tinggi itu berbalik,

"Dia bilang dia temanmu" ucapnya sambil menunjuk kearah Nathan, gadis itu terkejut saat melihat bahwa itu Nathan, dia terlihat menahan dingin, rambutnya juga sudah basah dan ia hanya mengenakan sweater tipisnya.

"Kenapa kau tidak menyuruhnya masuk" omel Nathalie pada Ezra adiknya yang masih berdiri diambang pintu.

"Masuklah, cuaca sangat dingin" Nathan mengangguk kecil lalu melangkah masuk.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang