8.comportable

3.2K 161 0
                                    

Sherellyn kenyon, itu adalah nama penulis novel dengan judul Fantasy lover, yang mengisahkan seorang dewa tampan yang dikutuk kedalam buku selama beribu tahun, dia hanya menunggu cinta sejati untuk dapat mengalahkan kutukannya agar dapat bebas.

Sebenarnya Anna sudah pernah membacanya, ia tidak yakin Dion akan paham dengan kisah cinta rumit seperti itu, kenapa ia tidak membelikanya dengan genre anak sekolah saja? tapi mau bagaimana lagi Dion juga kelihatanya bersemangat membacanya.

***

Nathan mencari posisi kursi yang pas agar dapat melihat wajah tunangan Anna tersebut, bahkan dilihat dari belakang saja postur tubuhnya sudah bagus, rambutnya juga ikal kecoklatan.

"Wah Anna benar, dia memang cukup tampan untuk ukuran orang idiot" gumam Nathan.
Sementara disebrang sana Anna mendelik tajam kearah Nathan yang sedari tadi memandangi Dion.

Drrt Drrt...

Fokus Nathan hilang sesaat mendengar getar ponselnya.

"kau terpesona ya? Sampai matamu tidak berkedip memandangnya"
Nathan menekuk alisnya kesal membaca text pesan dari Anna.

"Yang benar saja,aku masih menyukai perempuan"

Anna terkikik membaca balasan Nathan.

"Aku tidak bilang kau menyukainya, wah jangan-jangan memang kau..."

"Apa? Jujur saja Ann tunanganmu memang tampan. sayang sekali jika dia memang keterbelakangan, ngomong-ngomong kau tidak mau mengenalkanya padaku?"

Apa apaan balasan Nathan ini? Anna tak akan pernah mengenalkan Dion pada siapapun termasuk Nathan, yah gengsinya masih tinggin ternyata.

Nathan memandang ponselnya cukup lama dan Anna tidak membalas pesannya, ia menggeleng pelan.
Kembali menyantap makananya yang sudah mendingin.

***

Anna mendudukkan tubuhnya disofa, rasanya lelah juga jalan-jalan seharian, walaupun hanya ke dua tempat.

"Bagaimana perasaanmu? Kau senang?"

Dion ikut duduk disamping Anna, ia mengangguk dengan bibir mengulum senyum.

"Anna sangat baik, Dion jadi merasa bersalah, dulu selalu berpikir kalau Anna membenci Dion"

Netranya memandang Dion, jemarinya mengusak rambut depannya. sepertinya itu sudah menjadi kebiasaan Anna.

"Justru aku yang minta maaf, aku masih saja merasa malu untuk memperkenalkanmu pada temanku, tapi nanti aku pasti mengenalkanmu."
-Batin Anna.

"Dion mau kekamar dulu"

Anna mengangguk dan kaki jenjang milik lelaki tinggi itu mulai menapaki tangga untuk pergi kekamarnya.

Anna mengernyit, dari tadi ia terus merasakan mual dan nyeri pada lambungnya, padahal ia baru saja makan.
Apa magh nya kambuh lagi?

Ia segera berlari ketoilet memuntahkan isi perutnya, rasanya cukup lega tapi lambungnya benar-benar nyeri sampai berjalan saja sulit.

Ia mengambil beberapa pil obat magh dan menelannya sekaligus, berharap rasa sakitnya akan reda.

***

Pagi ini tubuh Anna terasa lesu akibat muntah-muntah kemarin, ia bahkan tak berselera ikut makan malam dan hanya memakan 2 suap nasi. Ia menghabiskan waktu dikamar dengan berbaring dan mengompres perutnya dengan air hangat.

"Kau pucat sekali, kau sakit?" Itu Nathan yang menyapanya dilorong kampus yang menuju kelasnya.

"Yah, hanya kurang tidur" jawab Anna malas, bukan karena Nathan yang bertanya, tapi pagi ini ia memang malas bahkan sekedar untuk berbicara.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang