13. hold me

3.2K 166 4
                                    





Siang itu, Dion memang tengah merindukan Anna, dia dengan sedikit keberaniannya memasuki kamar Anna tanpa permisi.

Hidung bangirnya menghirup bau kamar itu yang seperti bunga lavender, Dion jadi semakin merindukanya. ia memejam sejenak lalu kakinya melangkah masuk lebih dalam.

Dion kembali terpaku pada sebuah figura kecil yang tersimpan dimeja belajarnya.
Foto masa kecil Anna, ia mengambilnya dan meneliti wajah gadis manis disana.
Wajah itu terasa familiar dibenaknya, akhirnya Dion keluar dari kamar Anna sambil membawa foto tersebut, dirinya juga sangat penasaran, kenapa wajah ini seperti pernah ada dimasa lalunya?

----------


Anna sedari tadi heran dengan sikap Nathan yang terlihat dingin itu, seperti bukan dirinya saja, dan lagi ia tak banyak bicara pagi ini.

"Kau kenapa?" Tanya Anna pelan.

Yang ditanya hanya mengangkat bahu acuh, lalu melanjutkan sarapan paginya.

"Kau seperti orang patah hati saja" gumam Anna yang justru membuat pergerakan Nathan terhenti.

"Apa sangat kelihatan?" Ujarnya lirih tanpa mau memandang Anna

"serius? Kau sedang patah hati?" Anna merasa terkejut karena barusan ia hanya asal bicara, tak bermaksud menyinggung apapun.

"Hm... dia rupanya sudah punya kekasih" nada bicaranya terdengar tak bersemangat, Anna jadi merasa iba mendengarnya, karena jarang sekali lelaki imut dihadapannya ini murung, dia selalu tampak ceria kapanpun.

"Kau pasti akan mendapatkan gadis yang lebih baik suatu hari nanti, jangan sedih begitu" meskipun Anna lebih suka meledeknya, kali ini ia berusaha untuk menyemangatinya.

"Kau memang yang terbaik Ann"

Anna memasang senyum lebarnya.

"Ngomong-ngomong apa kekasihnya lebih tampan darimu?"

Nathan menatap Anna dengan sikut kekesalan diantara pelipisnya.

"Haruskah aku menjawabnya? Kenapa bisa-bisanya kau bertanya seperti itu? Kenapa memangnya kalau lelaki itu lebih tinggi dan keren dari pada aku?" Suara Nathan naik 8 oktap. Anna menelan ludahnya, kenapa lelaki itu harus semarah ini? Pikirnya.

"Ekhm..." Anna berdehem sebentar.

"Kau seperti gadis yang sedang menstruasi saja, aku kan hanya penasaran, ya sudah kalau tidak mau jawab" Nathan menghela napas panjang.

"Maafkan aku, aku tidak seharusnya marah padamu" ujarnya, kini suasana hatinya sudah tenang kembali.

"Ini" Anna menyodorkan sesuatu diatas meja kearah Nathan.

"Untuk apa?"

"Tadinya kupikir kau berhasil berkencan, jadi aku mau kasih hadiah tiket nonton"

"Simpan saja" Nathan menatap tanpa minat, ia kembali mendorong tiket tersebut kearah Anna.

"Sayang jika tidak terpakai, kalau begitu kita nonton bersama saja hm?" Ajak Anna, hitung-hitung menghibur orang yang sedang patah hati.

"Baiklah"

Nathan menyetujui ajakan Anna.

*****

Sudah seharian ini nathalie terus memperhatikan jalanan, ia tidak menemukan orang itu, biasanya Nathan akan mampir ketokonya hanya untuk sekedar menyapanya. bahkan tak ada pesan atau panggilan dari Nathan.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang