22. Tired and Hopeless

3.4K 177 2
                                    



Seperti janjinya Nathan kerumah Anna selepas pelajarannya berakhir.

Gadis itu membuka pintu dengan wajah kusut dan tak bersemangat, sudah seminggu lebih memang Anna dalam situasi terpuruk.

"Jadi apa kata dokternya Ann?" Nathan mendudukan dirinya disofa setelah ia masuk.

"Magh ku kambuh lagi, jadi harus banyak makan" ia tak mengatakan yang sebenarnya karena pasti saat ini juga Nathan akan menyeretnya kerumah sakit.

Lelaki itu mengangguk percaya, tentu saja setelah ia melihat beberapa obat yang ditunjukan Anna, artinya gadis itu benar-benar pergi berobat.

"Kalau keadaan mu sudah membaik, aku ingin mengajakmu bertemu Nathalie"
Anna mau-mau saja, ia juga sudah lama tak menyapa teman SMP nya itu.

"Aku akan segera sembuh, asal kau mentraktirku nanti"

"Kau tidak takut kalau kekasihku cemburu?" Nathan membuat muka se-dramatis mungkin.

"Bilang saja kalau tidak mau, jangan jadikan kekasihmu alasan"
cibir Anna dengan tatapan hina.

Nathan meraih jemari Anna
"kemana perginya benda yang melingkar disini?"

Anna segera menarik lengannya, ia membuang pandanganya dari Nathan.

"Aku meninggalkanya ditoilet" ucap Anna, namun disana Nathan terlihat tak percaya, matanya menyipit memandang Anna.

"Kau tidak membuangnya kan?"

"Kenapa aku harus membuangnya? Cincin itu sangat mahal asal kau tau saja" tukas Anna cepat.

"Aku kan hanya bertanya"
Nathan mengeluarkan ponsel dan bukunya.

"Ini soal ujian tadi, kau pelajari saja bab ini" ternyata ia memfoto berkas lembaran ujianya agar Anna lebih mudah mempelajarinya saat ujian susulan nanti.

"Terimakasih, aku jadi terharu" gumam Anna yang hanya dibalas tawa oleh Nathan.

--------

Sudah beberapa hari ini Anna mengidap insomnia, disamping ia harus mengerjakan tugas ujiannya, memikirkan Dion juga salah satu penyebabnya ia tak bisa tidur.

Ia pergi keapotek untuk membeli pil obat tidur dan cara itu cukup berhasil.

Selama hampir seminggu ia mengkonsumsinya, namun kantung matanya tetap terlihat.
Melihat kondisi Anna yang semakin kurus membuat Nathan ingin membuat slogan
Bertuliskan
"Dion membunuh anna perlahan" dia pikir Dion sejenis rokok? tapi Nathan sungguh membenci tunangan sahabatnya yang berengsek itu.
Kenapa sampai sekarang ia bahkan tak kunjung bertemu denganya?

Dari dua hari kemarin Anna tak masuk kelas lagi, dia sudah ketinggalan banyak pelajaran.
Inilah bukti nyata jika Dion memang menghancurkan masa depan sahabatnya. maksud Nathan, bisa saja karena Dion, Anna tak lulus ujian.

--------

Malam ini Anna sudah berbaring menyamping kesana kemari namun ia tak menemukan posisi yang nyaman. ia sudah memakan pil pereda nyeri lambungnya tapi tetap saja rasa sakitnya terasa.
Kemarin ia muntah darah lagi namun tak ada keinginan untuk sekalipun kerumah sakit.

Dengan langkah gemetar sambil menopang perutnya yang sakit, Anna mengambil obat tidurnya.
Ia frustasi dengan semua keadaan ini. Ayahnya bahkan tak menelepon dirinya semenjak kepergianya beberapa minggu lalu.

Entah berapa pil yang sudah ia telan, ia terlihat ingin bunuh diri, mungkin saja.
Namun yang ia inginkan saat ini hanya tidur dan menghilangkan rasa sakit ditubuhnya.
Anna sudah tak bisa lagi menangis, itu adalah hal yang sia-sia dan melelahkan menurutnya.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang