18. Remember you

3.4K 170 2
                                    

Pagi ini tak hanya Anna yang terlihat kacau, keadaan Nathan pun sama, jika Anna terserang insomnia karena sosok Dion yang baru.
Maka Nathan beda lagi, dia harus bangun jam 4 subuh demi bisa mengejar waktu agar ia tak terlambat pergi kuliah.

Mata mereka sama-sama berkantung.

"Bagaimana pencarianmu kemarin?" Tanya Anna dengan wajah kusut.

"Sukses, aku masih bisa melanjutkan kisah cintaku, ini adalah perjuangan yang tidak sia-sia" Nathan menepuk dada bidangnya dengan perasaan bangga. Anna ikut senang mendengarnya.

"Kalau kau? Bagaimana sosok tunangan mu sekarang?" Anna bingung bagaimana menjawabnya.

"Dia, dia entahlah aku masih belum berbicara banyak dengannya"
Nathan mencondongkan wajahnya hingga jarak mereka sangat dekat.

"Apa dia masih bodoh?" Bisik Nathan.

Dengan tak berperasaan Anna mendorong wajah Nathan untuk menjauh darinya.

"Tidak, dia sudah normal kembali"
Jawabnya namun dengan wajah muram.

"Benarkah? Wah itu artinya masa depanmu tak akan hancur seperti yang selalu kau bilang" jika tidak ada cinta yang lain dihati tunangannya, maka Anna akan bahagia juga mendapati Dion yang sudah normal, hanya saja ini lain lagi ceritanya.
Dia malah merindukan Dion nya yang idiot, setidaknya dia hanya menyukai Anna seorang.

"Aku harap begitu" ucap Anna pelan.

"Kenapa kau tidak bersemangat ann? Ayolah ini seperti bukan anna yang aku kenal"

Anna mendecih "kau pikir aku tidak kurang tidur selama dirumah sakit? Aku sangat kelelahan dan seharusnya aku istirahat saja dirumah"

Nathan tertawa melihat anna yang marah.
Meskipun ia tidak tau masalah apa yang dihadapi anna ia tak ingin melihat sahabatnya bersedih karena hanya ia satu satunya orang yang dekat denganya.

-------

Deeva kembali mengunjungi Dion yang keadaanya mulai membaik.

"Aku pasti melewatkan banyak hal" ujar dion saat Deeva sudah duduk disampingnya.

"Yah, sangat banyak" ia tidak munafik, hatinya sangat bahagia sekarang ternyata tuhan mendengar do'a nya, akhirnya dia mengembalikan Dion yang selama ini ia rindukan.

"Apa kau tau? apa saja yang aku lakukan dengan Anna? Apa ayah memaksaku untuk menerima perjodohan ini? Kau tau sendirikan aku tak pernah menyukainya seperti aku menyukaimu?" ini adalah pertanyaan Dion sedari kemarin, ketika ia bertanya pada kedua orang tuanya mereka hanya bilang bahwa 'kalian saling mencintai' bohong besar menurut Dion. Kenapa orang tuanya tak memberi taukan yang sebernarnya?

Deeva menegang ditempatnya kemudian mengelus lengan Dion.

"Kau ingat kan ucapan Anna kalau dia yang menyukai perjodohan ini? jadi orang tuamu tak bisa menolaknya"
Jelas Deeva, ia tak peduli jika nama Anna disini yang disudutkan, lagi pula kecelakaan ini juga karena Anna.

"Lalu bagaimana dengamu? Apa kau sudah berkencan sekarang?" Ada sirat kekhawatiran diwajah Dion.

"Tidak, aku mana mungkin bisa melupakanmu"
Mendengar jawaban Deeva lantas ia merasa lega.
Dion menatap sedih gadis dihadapannya, pasti Deeva sangat terluka karena perjodohan ini.

"Jika aku sudah pulih, aku akan minta orang tuaku untuk membatalkan pertunangan ini"
Deeva terhenyak, ia tak habis pikir Dion akan langsung mengambil keputusan.

"Lalu bagaimana dengan Anna?"

"Kenapa kau harus memikirkanya? Dia akan baik-baik saja setelah ini, lagi pula aku sudah memperingatinya dari awal" ucap Dion tanpa beban.
Ada rasa tak tega hinggap dibenak Deeva, tapi perasaan bahagia juga menyusup kedalam hatinya, diam-diam ia tersenyum.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang