28. RESTART

4K 201 1
                                    




Nathan baru pulang dari kampus dan ia menyempatkan diri untuk menjenguk Anna.
Dirinya cukup terkejut, ada Dion disana tengah duduk menunggui Anna yang tertidur diranjangnya.

"Hey" sapa Nathan ketika Dion menoleh saat ia mendengar pintu ruanganya terbuka.
Lelaki itu hanya tersenyum kecil membalas sapaan nathan.

"Aku pikir kau tidak akan pernah menemuinya" nathan ikut duduk dikursi kosong sebelahnya.

"Yah, ucapanmu membuatku sadar. Aku sangat menyesali perbuatanku" tak ada lagi emosi diantara dua lelaki ini seperti hal nya kemarin, Nathan dapat melihat kantung mata milik Dion, lelaki dihadapanya kurang tidur mungkin atau dia sakit? -pikir Nathan

Kepala Dion memang sudah terasa berat, ia juga belum memasukan makanan apapun pada lambungnya seharian ini, setelah Anna pingsan tadi pagi dan para dokter merawatnya ia juga merasa panik, Anna sadar beberapa jam kemudia namun ia mengamuk tanpa sebab ia terus berusaha kabur dengan beberapa kali mencabut selang infusnya.

Dion merasa iba dan terpukul Anna bahkan tak ingin bertemu denganya, setelah diberi obat penenang gadis itu mulai melunak dan tertidur, Dion ingin istirahat namun ia tak bisa meninggalkan anna begitu saja, tak ada orang lain selain dirinya disini.
Tapi bukan berarti ia merasa terpaksa harus menjaga anna disini.

"Kau baru pulang?" Tanya Dion.

"Hm" Nathan hanya mengangguk, kemudian ia mulai meneliti lagi wajah Dion.
Nathan menghela napas sebelum berujar,
"Kau terlihat tidak baik, pulanglah dulu biar aku yang menjaga anna disini" Dion memandang nathan dengan perasaan tak enak hati, karena lelaki dihadapanya juga perlu istirahat sepulang dari kampusnya. Sejak kapan ia mulai bersimpati pada Nathan.

"Aku akan pulang sekitar jam 8 malam, kau bisa kembali lagi kesini setelah wajahmu cukup segar" Nathan mengerti arti dari diamnya Dion lelaki itu pasti bingung mau menjawab apa tadi.
Dion tersenyum simpul.
"terimakasih sebelumnya, aku akan pulang dulu"

Nathan mengangguk, dan lelaki tinggi yang baru beranjak dari duduknya tadi sudah pergi dan menghilang dibalik pintu.
Nathan menoleh melihat keadaan Anna yang masih terbaring tak sadarkan diri.
Ada beberapa bekas luka dilengannya, nathan tidak tau bagaimana reaksi Anna saat bertemu kembali dengan tunanganya, apa mereka saling melepas rindu? Karena melihat bagaimana sikap ramah Dion barusan padanya, lelaki itu sudah berubah dari yang kemarin.

"Ann kau harus menceritakanya padaku, aku harap hubungan kalian bisa kembali membaik, aku lihat Dion sudah kembali menjadi dirinya yang dulu lagi" ujar Nathan yang tentu tak akan didengar oleh Anna.

------

Dion memasuki rumahnya dengan gontai baru beberapa langkah ayahnya sudah menghampiri Dion dengan wajah tertekuk bisa dilihat dari kedua alis orang tua itu yang bertaut tajam.

"Kemana saja kau seharian ini?" Itu Jimmy yang bicara, dengan nada yang dingin.
Dion menarik napas nya yang sedikit sakit, kepalanya terasa pusing, kedua tangan Dion bertumpu pada kedua pundak ayahnya karena dirinya hampir saja terjatuh.
Jimmy membantunya duduk disofa.

"Kau demam, apa yang kau lakukan sebenarnya?" Tanya Jimmy kembali, setelah punggung tanganya meraba dahi anaknya.

"Aku menemani Anna kemarin" ucap Dion lemah, matanya tertuju pada jam dinding. Ia menghabiskan hampir dua jam perjalanan sekarang sudah pukul enam sore.
"Tidak ada siapapun disana, jadi aku menunggunya sampai temannya datang menggantikanku" ayahnya menatap Dion dengan rasa tak percaya, apa benar yang dikatakan anaknya barusan.

"Kau benar-benar menemui anna?" Dion tak ambil hati meskipun ayahnya terlihat tak mempercayainya.

Tak lama Jane datang menghampiri mereka berdua.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang