Nathan masih menimang-nimang, ia pergi atau tidak? ditangannya ada secarik kertas yang disana tertulis sebuah alamat.
Kemarin ia bertanya pada bibi Rose dimana Nathalie tinggal saat ini dan dengan kebaikan hatinya, sang bibi memberikan alamatnya.
Hanya saja, saat ini ia bimbang jika ia pergi ia harus memasang wajah seperti apa? Karena sejak insiden pembatalan kencan waktu itu hingga berhari-hari, Nathan tak memberi kabar apapun sampai nomornya ikut diblokir oleh Nathalie.
------
Suasana didepan pintu nomor 272 masih berkabung. Pasalnya Dion belum juga sadar, ia terbilang koma selama 2 hari ini.
Levi baru saja sampai, ia menatap Anna dengan prasangka menuduh, karena setau Levi, putrinya tak pernah mau menerima Dion. Tetapi melihat gurat kesedihan diwajah Anna, ia segera membuang pikiran-pikiran buruk tersebut, ia mendekati putrinya lalu merangkulnya seolah menenangkanya.
"Apa kau baik-baik saja?" ia bertanya pelan didekat Anna. Gadis itu menjawab dengan anggukan singkat. Dirinya memang baik-baik saja, tapi perasaanya tidak, ia belum tenang karena belum mendengar kabar baik mengenai tunangannya.
"Ayah, aku ingin bicara denganmu"
Mereka berjalan-jalan dikoridor rumah sakit, mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka berdua.
"Apa yang ingin kau katakan?" Levi sudah mendudukan dirinya diatas sebuah kursi yang berada didekat taman rumah sakit.
Anna membuang napasnya, ia ingin mengakhiri segala rahasia yang disembunyikan darinya.
"Bisakah ayah menjelaskan semuanya padaku? Aku sudah mencoba bertanya pada bibi Jane tapi ia enggan memberitauku dengan alasan ia ingin menjaga perasaanku, ayah tau? aku sangat tersiksa dengan pertanyaan tak berujung ini, jadi apa kau mau menjawabnya ayah?"
Levi menatap nanar putri kesayanganya ini, meskipun dia bukanlah ayah yang baik, tetap saja ia sangat mengasihi gadis kecilnya yang sudah menginjak dewasa kini.
"Ada banyak hal yang kami sembunyikan darimu, itu semata-mata karena kami tak ingin melukaimu. Kau tau? dulu ayah dan paman Jimmy sangat dekat, kami bertetangga semenjak kau kehilangan ibumu, Jane yang selalu membantu ayah merawatmu karena ayah tak bisa menghindari pekerjaan yang menyebabkan ayah harus meninggalkanmu yang masih kecil...."
"Sempat terpikir kalau ayah menyewa pembantu saja untuk menjagamu, tapi Clara bilang tidak perlu, dia akan ikut menjagamu saat ayah tak ada di ruma. Kau dan dia sangat dekat, kau bahkan terkadang memanggilnya ibu dan Clara tak keberatan, dia memang sudah lama ingin adik perempuan. Kau tau? Dion punya trauma menyakitkan pada pantai karena disana ia seolah menjadi pembunuh kakaknya yang tenggelam disana karena berusaha menolongnya. Jimmy akhirnya membawanya pada pskiater untuk mengobatinya. Selama hampir 2 bulan, Dion terlihat lebih tenang dan bisa mengontrol dirinya namun kejadian baru menimpanya..."
Anna terdiam, ia merasa kepalanya juga berdenyut sakit. Ternyata kebenaran yang dikatakan ayahnya sungguh menohok ulu hatinya, apa dia sejahat itu?
Dion yang sudah membaik keadaanya sengaja Jimmy ajak keluar untuk sekedar berjalan-jalan.
Tak sengaja ia melihat Levi dan putrinya berada di kafe disebrang jalan, Jimmy berniat menemuinya sekalian ingin mengatakan kondisi anaknya saat ini.Dion sedikit pendiam dari biasanya, ia lebih banyak melamun dari pada bicara, tatapan matanya kosong ketika memandang Anna dan Levi.
Anna mendelik tak suka melihat kehadiran Dion, sejak hilangnya Clara, Anna jadi sangat dendam pada lelaki itu, dia menganggap Dion lah yang membunuh Clara, karena Dion ia tak punya lagi sandaran untuk ia berkeluh kesah, tak ada lagi yang membacakannya cerita ketika ia hendak tidur dan tak ada yang mengajaknya bermain ketika ia sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART [END]✔
RomanceKupikir ketika aku menyayangi mu yang idiot, hidupku sudah bahagia,nyatanya sosokmu yang baru sangat menyakitiku. Can i restart our meeting? Bisakah kita memulai lagi pertemuan kita? Mungkin dengan begitu aku tak akan menyerahkan hatiku. Publish : 1...