9.started

3.3K 160 0
                                    


Cuaca malam ini terlihat terang, meskipun begitu, angin malam tetap saja rasanya dingin menusuk sampai tulang.
Anna bergidik dan segera menutup pintu rumahnya, sekitar satu jam ia memandang langit hitam dengan beberapa titik terang yang disebut bintang ditemani segelas coklat hangat.

Jangan tanya dion dimana, anak itu masih betah dengan novelnya.

Anna mengetuk pintu kamar Dion, belum ada sahutan dari dalam, namun tak lama pintu itu terbuka. Dion sedikit terkejut mendapati Anna disana, karena jarang sekali Anna mau mengunjunginya. tanpa permisi Anna sudah masuk, matanya meneliti kesetiap dinding dan tempat tidur. tidak banyak yang berubah kecuali banyak tumpukan buku diatas mejanya.

Ia mendudukkan dirinya diatas ranjang, memandang Dion yang masih mematung dengan raut wajah yang kebingungan.

"Duduklah disini" tangan Anna menepuk tempat kosong disampingnya

"Ada apa Anna?"

Gadis itu terlihat berpikir sejenak sebelum ia tersenyum.

"Minggu depan kita kepantai, kau mau?"

Dion sedikit menegang ditempatnya, bola matanya memandang acak lantai kamarnya, ia merasa senang dengan ajakan Anna barusan. Hanya saja, ada sesuatu yang mengganggu pikiranya. Entah lah ia tidak mengerti, tetapi hatinya merasa tidak nyaman.

"Kenapa?" Anna memegang kedua pundak Dion sehingga wajah mereka bertatapan langsung, beberapa keringat nampak keluar dari pori-pori pelipisnya.

"D-Dion mau" ucap Dion namun pandanganya terlihat ragu.

Anna tersenyum setelahnya.

"Ahh kupikir kau akan pingsan barusan, apa kau takut sesuatu?"
Anna menghela nafasnya, baru kali ini ia bertanya soal Dion.

"Ombak" Jawabnya pelan.

Tiba-tiba ada rasa penasaran kenapa Dion harus takut ombak? apa ia pernah tenggelam dan membuatnya trauma?

"Apa alasanmu takut pada ombak?"

Dion terlihat berpikir, ia meremas jemarinya yang sudah berkeringat.

"Dion tidak bisa mengingatnya, kata Deeva, Dion tidak boleh mengingat-ingat hal itu"

Gadis itu mengangguk, sekarang ia paham kenapa Dion harus dipsikiater. mungkin dia punya trauma dimasa lalu. dan Anna menjadi semakin penasaran, seperti apa dia dulu, apa benar Dion tidak idiot sejak lahir?
Seperti yang pernah dikatakan Nathan.

"Begini saja, kita tidak akan kepantai. aku tidak mau mengambil resiko jika sesuatu terjadi padamu, umm?"

Anna memutar bola matanya sambil berpikir tempat apa kira-kira yang bisa ia kunjungi?

"Tapi jika hanya melihat pantainya Dion tidak apa-apa, Dion juga sudah lama tidak kesana"

"Benarkah? Baiklah kita hanya akan melihat pantainya saja ok?"

Dion mengangguk antusias.
"Bereskan buku -bukumu, dan cepatlah tidur!"

Anna segera keluar dari kamar dion dan memasuki kamarnya.

***

Sudah dua hari Anna tidak masuk kampus, sebenarnya keadaanya sudah membaik. tapi ia ingin istirahat lebih lama, jadi ia memutuskan untuk kembali tidak masuk kampus.

Dirinya tengah sibuk didapur membuat sarapan, sementara Dion asik dengan tontonan kartun favorite nya dipagi hari.

Ia berencana hanya akan membuat nasi goreng, karena bahan makanan juga kelihatanya sudah hampir habis, mungkin setelah ini ia akan belanja ke super market.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang