11. stay with me

3.7K 168 3
                                    


Hari sudah gelap, arah jarum jam menunjuk ke angka tujuh, jam kerjanya sudah selesai, gadis berambut panjang itu segera merapihkan dirinya mengambil tas nya, ia mengunci pintu berlonceng itu dan membalik tanda open menjadi close.

Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang tengah berdiri menyender pada dinding tokonya, tangannya mengenggam ponsel, entah apa yang sedang ia lihat.

Seulas senyum terpatri diwajah manis milik gadis itu.

"Kupikir kau sudah pulang" ujarnya setelah pria itu menoleh kearahnya.

"Awalnya aku ingin berhenti saja, tapi aku merasa menjadi pengecut jika hanya untuk menunggumu selama 3 jam, aku menyerah" ia memasukkan ponselnya dan berjalan kearah gadis yang di tungguinya sedari tadi.

"Mau aku antar pulang?"

Tak ada jawaban juga penolakan, Nathan membuka pintu mobil. lalu ia mendudukkan dirinya, didalam mobil masih saja atmosfernya tidak berubah, rasa canggung dan keheningan saja.

"Apa kau mau kalau kita ke kafe dulu? Aku sangat kelaparan" Nathan berujar tanpa menoleh, ia harap ia mendapat jawaban 'ya' karena perutnya terasa keroncongan.

"Baiklah" masih saja memakai nada suara yang sama, datar dan terkesan tidak peduli. tapi tak masalah, asalkan ia mendapat jawaban yang ia harapkan.

"Ah, aku bahkan belum tau namamu"

"Nathalie" ucapnya singkat.

"Wah, bagaimana nama kita hampir sama? aku Nathan" lelaki itu terkejut dan senang secara bersamaan "aku harus memanggilmu apa?" tanya nya lagi.

"Thalia" gadis itu diam-diam juga merasa senang, entah kenapa. padahal mereka baru saja bertemu dua kali, tapi ia merasa aman bersama lelaki asing disampingnya. karena sikapnya yang baik dan hati-hati ketika mengajaknya bicara.

"apakah ini semacam kebetulan? Aku harap dia akan menjadi takdirku" batin Nathan.

0oO

Terhitung sekitar 4 hari lagi mereka akan pergi kepantai seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya.

Anna sangat penasaran dengan masa lalu Dion, apa dia bertanya pada Deeva saja? tapi ia tak yakin akan diberi tau, kini Anna mulai berpikir kemasa beberapa bulan lalu, saat ayahnya akan menjodohkanya dengan Dion. Ia masih merasa janggal. karena sang ayah tak memberi alasan yang spesifik terkait perjodohannya ini.

Dia hanya mengatakan kalau Anna harus bertanggung jawab, apa maksudnya? apa ia juga terlibat dalam masa lalu Dion? Sejujurnya Anna tak mengingat apapun tentang Dion, dia baru pertama kali melihat sosok lelaki ini, bahkan namanya juga baru pertama kali ia dengar.

Lalu apa alasan yang sebernarnya? Kenapa ini seperti sebuah teka-teki? jika memang ia bersalah, kenapa ayahnya tak mengatakanya secara langsung? kenapa ia harus disuruh menebaknya sendiri?.

Sedari tadi ia merenung didalam kamarnya, tapi ia tak menemukan jawaban apapun. Ia menghela napasnya, Anna membaringkan tubuhnya, sepertinya ia butuh tidur sebentar.

***

Seperti dejavu, Anna melihat Nathan tersenyum sedari tadi dirinya melewati koridor.

"Kali ini kenapa?" Tanya Anna, mereka sudah sampai dikantin untuk sarapan.

"I got it" jawab Nathan percaya diri.

"Kalian berpacaran?" Wajah Anna sudah antusias.

"Uh? Belum" dan seketika wajah antusias nya berubah flat.

RESTART [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang