Part 4

1.1K 267 62
                                    

Beberapa hari ini mungkin tidak ada yang terlihat aneh dari gadis manis yang sering mengepang rambutnya dan menggunakan kacamata itu. Dia masih berangkat pagi, masuk ke kelas, ngerjain tugasnya Al, melakukan beberapa perintah Al, lalu ke perpustakan sampai jam 3 sebelum dia berangkat kerja.

Tapi yang membuatnya berbeda adalah sekarang setiap pulang kerja selalu ada pria yang menunggunya di jembatan. Pria yang selalu membuatnya tertawa dan melepaskan sejenak semua beban yang di pikulnya. Pria dengan nama Aliando itu benar-benar istimewa untuk Yuki. Dan itu sedikit banyak juga di rasakan oleh sang sahabat. Walau tidak pernah bercerita, nyatanya Audi ikut merasakan perubahan pada Yuki.

"Emang perasaan ku apa emang akhir-akhir ini kamu agak beda ya...?" tanya Audi saat keduanya ada di dalam kelas. Audi mengamati wajah Yuki mencari apa yang berubah dari gadis itu.

"Agak beda gimana?" tanya Yuki balik nanya.

"Ya beda aja... gak bisa di jelasin dengan kata-kata. Pokoknya aura kamu itu terlihat beda" Audi mencoba menjelaskan dengan apa yang dia rasakan.

Yuki tersenyum kecil. Kembali Audi membelalakan matanya.

"Iya aku tau!! sekarang kamu jadi sering senyum!" seru Audi membuat Yuki malah tertawa kecil.

"Emang kamu gak suka ya kalo aku banyak senyum?"

"Seneng... seneng banget malah. Tapi aneh aja, mang ada apa? kayaknya kamu lagi seneng? Cerita dong..."

"Tentu aja aku seneng, karna aku punya sahabat kayak kamu. Makasih ya... Billy dah cerita semuanya sama aku waktu kamu minta dia buat ngelindungin aku" ucap Yuki sembari memeluk Audi.

Mendapati pelukan Yuki yang sangat jarang terjadi, tanpa melepas kesempatan Audi langsung membalas pelukan itu dengan terharu. "Habisnya akukan gak mau terjadi apa-apa sama kamu, kalo sampai Al kebablasan nyiksa kamu gimana?"

"Iya... iya... makasih ya... tapi gak mungkin lah Al bakal nyiksa aku sampai parah banget" sekali lagi Yuki tersenyum manis dan membiarkan sang sahabat terus memeluknya.

"Kitakan gak tau pikirannya 'Raja Iblis' itu gimana. Jadi kalo ada apa-apa kamu harus langsung cerita. Ada aku, kak Marcel juga Billy yang bakal bantuin kamu.... Kamu jangan pernah ngerasa sendiri ya..."

Kembali Yuki terseyum dan mengangguk. "Siap Bos"





Beberapa mobil melaju dengan kecepatan di atas normal. Sesekali terjadi saling selip antara mobil sport warna kuning dan biru tua yang berada di barisan paling depan. Hingga saat di sebuah tikungan mobil berwarna biru tua dapat mendahuli mobil kuning yang tadi memimpin. Dan hingga mencapai garis finis mobil sport biru tua itulah nya menjadi pemenangnya di ikuti mobil sport kuning di belakangnya.

Kevin keluar dari mobil sport kuningnya dengan kesal. Sesekali dia nampak mengeluarkan kata-kata kotor sembari menuju tempat gengnya berkumpul.

"Sory bos gue-"

"Bales kekalahan loe minggu depan" potong Aliando sembari turun dari kap mobilnya dan melangkah masuk ke mobilnya untuk segera meninggalkan tempat itu. Membuat beberapa tanda tanya di benak anak buahnya. Pasalnya sang ketua yang irit bicara itu kalo udah nyangkut masalah mobil dan perlombaan kadang cerewetnya ngalahin emak-emak penjual sayuran di pasar. Apalagi mendengar kata 'kekalahan'. Dan di pastikan sebelum telinga Kevin mengeluarkan asap, Aliando belum akan berhenti ngoceh. Tapi hampir seminggu ini sang ketua terlihat aneh tidak seperti biasanya.

"Udahlah... mending kita juga balik... dah jam tiga nih" Brenden menepuk pundak Kevin yang masih bengong di balas anggukan yang lainnya juga.

"Tapi bener nih Bos gak ceramahin gue?" tanya Kevin masih dalam mode herannya entah pada siapa.

LINTASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang