Yuki secara reflek menghentikan langkahnya begitu saja. Matanya menatap tajam kearah pintu gerbang di mana seorang pria tengah berdiri di samping mobilnya dengan sebuket bunga mawar warna pink. Terlihat romantis jika saja hatinya sekarang tidak sedang gundah gulana. Rasanya Yuki ingin segera berlari pada pria itu dan memeluknya. Tapi Yuki mengingatkan pada otaknya bahwa pria itu telah mengingkari janjinya kemarin dan masih berhutang penjelasan tentang gadis bergaun putih di dalam foto. Dengan sedikit menghela nafas Yuki kembali melangkahkan kakinya, tapi bukan menghampiri pria itu. Yuki melewatinya begitu saja.
Aldo yang melihat Yuki berjalan ke arahnya segera mengembangkan senyumnya. Tapi sedikit terkejut saat mendapati Yuki melewatinya begitu saja.
"Yuki..." sapa Aldo.
Seolah tak mendengar panggilan Aldo, Yuki terus berjalan.
"Apa kamu benar-benar marah padaku?" Yuki masih diam dan terus melangkah.
"Yukiii... Pleasss... maafin aku... Aku tau aku salah. Aku kemarin ngelupain janji kita. Bahkan aku gak ngasih kabar apapun sama kamu. Tapi aku bener-bener mohon, untuk kali ini maafin aku. Karna kemarin aku harus pergi ke suatu tempat dan gak ada sinyal di sana..." mohon pria itu sembari menjajarkan langkahnya dengan Yuki.
Yuki masih diam tak perduli.
"Bagai mana kalo untuk nebus kesalahanku kemarin kita shoping-shoping, kamu boleh beli apa aja yang kamu mau " tawar Aldo.
Kali ini Yuki menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Aldo tajam.
Aldo menyunggingkan bibirnya tersenyum lebar. Tak lupa sebuket bunga mawar pink yang sedari tadi di bawanya segera di sodorkannya kearah Yuki.
"Kamu kira aku cewek matre yang bisa di beli dengan uang!" seru Yuki kesal.
"Te...tentu saja tidak!!" Aldo sangat menyesal dengan ucapannya barusan. Dia tidak bermaksud seperti itu, hanya saja semalam saat dia pulang dari rumah sakit dan mengecek hpnya dia sangat terkejut mendapati beberapa sms dan telpon dari Yuki. Dan itu membuatnya merasa bersalah dan menyesal pada gadis itu.
"Aku hanya benar-benar merasa bersalah pada mu. Sampai aku tidak tau apa yang bisa menebus rasa bersalahku itu. Aku takut kamu tidak memaafkanku " ucap Aldo menundukan kepalanya.
Melihat itu mau tidak mau membuat Yuki jadi merasa bersalah karna telah mengabaikan pria di depannya ini sejak keluar dari kampus.
"Hahh... baiklah aku maafin kamu" sepertinya Yuki emang gak akan bisa marah sama pria yang menjadi cinta pertamanya itu.
Mendengarnya Aldo kembali tersenyum lebar dengan mata yang berbinar. "Benarkah"
"Tapi kamu harus janji... jika ada apa-apa kamu harus memberi tahuku dan jangan menyembunyikan apapun dari aku"
Kembali Aldo mengangguk."Baiklah..."
"Aku hanya khawatir padamu karna aku tidak bisa menghubungimu. Aku takut terjadi sesuatu"
Aldo mengusap kepala Yuki lembut. "Tidak ada apapun yang akan terjadi padaku"
Yuki menatap Aldo yang juga sedang menatapnya. Cukup lama hingga Aldo membawa Yuki ke dalam pelukannya.
"Maaf..." bisik Aldo di telinga Yuki. Aldo merasakan Yuki mengangguk dalam pelukannya.
'Maaf karna aku telah membohongimu' lanjut Aldo dalam hati.
"Aku lapar..." ucap Yuki pelan.
"HAH..." Aldo melepaskan pelukannya dan menatap Yuki.
"Aku lapar karna dari tadi pagi aku belum makan" ucap Yuki lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
LINTASAN
DragosteYuki tidak mengerti arti kecepatan hingga dia bertemu dengan Aliando. Orang yang membawanya melintasi semua hal menjadi lebih indah. Tapi bisakah keduanya mencapai garis finis bersama? Al yang menganggap bahwa semua wanita itu menyebalkan. Tapi dia...