Setelah menyerahkan buku tugas yang Yuki kerjakan pada Al, Yuki segera beranjak menuju kekelasnya sendiri. Beruntung walau di jurusan yang sama tapi Yuki dan Al berada di kelas yang berbeda.
"Pagi...!" sapa Audi yang langsung duduk di sebelah Yuki.
"Pagi juga...!" balas Yuki yang masih meletakan kepalanya di atas meja.
"Kenapa??" tanya Audi yang melihat Yuki agak lemes.
"Capek... semalem aku baru tidur jam 2 gara-gara ngerjain tugasnya Al...!"curhat Yuki.
"Anak itu berengsek banget sih...!" kesal Audi. "Mang dia itu gak punya otak ya? Gak bisa apa tugas itu di kerjain sendiri, atau seenggaknya di bagi dua gitu... kalo dia gak niat kuliah ya gak usah kuliah dong!" geram Audi yang gak habis fikir dengan sang pangeran kampus.
"Udah Audi...!" Yuki mencoba menenangkan sang sahabat.
"Tapi kan dia itu ngeselin banget Ki..., dia tu...bla bla bla... dan dia itu ...bla bla bla... gue gak habis pikir deh sama dia. Dia itu bener-bener ... blablabla...!" Audi terus nyerosos tampa henti hingga sang dosen masuk. Dengan terpaksa Audi menghetikan semua sumpah serapahnya dengan tampang masih kesel. Yuki hanya bisa menggeleng melihat tingkah sang sahabat. Yang kayaknya udah jadi haters garis depan Al.
Kayaknya Al emang gak pernah mau Yuki bernafas dengan bebas. Seperti siang ini, Al yang semula menyuruh Yuki untuk mengerjakan tugasnya malah menyuruhnya melakukan hal lain.
"Tapi..." ragu Yuki.
"Kenapa? Gak ada uangnya? Nih...!" Al melempar beberapa lembar uang ke arah Yuki. Yuki mengepalkan tangannya.
"Aku kan masih harus segera ngerjain tugas kamu buat jam 2 nanti" Yuki berusaha setenang mungkin.
"Udah itu nanti aja... sekarang beliin gue makanan karna gue lapar" Ujar Al dengan tampang berkuasanya.
Dengan perasaan marah Yuki mengambil uang yang tadi di lempar Al di depannya dan berbalik pergi meninggalkan Al dan gengnya yang menatapnya dengan seringai. Yuki benar-benar marah, tapi dia tau dia tidak bisa melakukan apapun selain diam dan menuruti perintah Al. Atau Al akan mencabut beasiswanya dan mendepaknya dari kampus ini.
"Apa loe gak keterlaluan?!" tanya Billy sembari menatap Al, menghentikan tawa anak-anak seketika.
Al dan yang lainnya langsung menatap kearah Billy.
"Kenapa?!! loe suka sama dia...??" Al balik bertanya dengan tampang kesal merasa moodnya yang buruk kembali di usik.
Hari ini memang Al bener-benar lagi dalam kondisi mood yang buruk. Pagi-pagi harus melihat Ayahnya yang marah-marah, belum lagi saat dia berangkat ke kampus tadi tiba-tiba ada mobil yang dengan seenak jidatnya menyelip mobilnya.
"Dia kan bukan pembantu loe!"
"Loe lupa kalo gembel itu BS gue, alias Babu Semata gue!" ujar Al.
Billy menatap Al. "BS itu Beasiswa Silver, dan bukan berarti karna dia BS loe. Loe bisa ngelakuin apa aja sama dia"
"Loe bela dia banget sih...?" sahut Steven yang duduk di samping Varrel dan langsung di dukung anggukan yang lainnya.
"Gue hanya gak suka aja kalian perlakuin Yuki kayak babu" Billy menatap semua anak di sana.
"Ooo... loe beneran suka?!!" Al mulai mencengkram kerah baju Billy hingga Billy kembali menatap kearah Al.

KAMU SEDANG MEMBACA
LINTASAN
RomanceYuki tidak mengerti arti kecepatan hingga dia bertemu dengan Aliando. Orang yang membawanya melintasi semua hal menjadi lebih indah. Tapi bisakah keduanya mencapai garis finis bersama? Al yang menganggap bahwa semua wanita itu menyebalkan. Tapi dia...