Part 9

1.1K 271 103
                                    

Yuki masih terisak di tempatnya. Bukan hanya badannya yang sakit tapi hatinya juga. Hampir 30 menit sebelum akhirnya Yuki bisa menenangkan diri. Setelah menghapus air matanya dan memperbaiki penampilannya Yuki segera keluar dari tempat itu. Tapi belum sampai sepuluh langkah tiba-tiba seember air kotor telah membasahi sekujur tubuhnya. Yuki yang terkejut langsung menutup matanya, hingga dia mendengar tawa dari beberapa orang. Saat Yuki kembali membuka matanya. Nampak Ariel gadis yang tadi berciuman dengan Al telah berdiri di depannya.

"Itu adalah balasan yang pantas untuk babu kayak loe karna udah berani ganggu aktifitas gue sama Al" ujar Ariel sembari menarik rambut Yuki yang di kepang.

Yuki merintih menahan sakit.

"Dasar cewek babu...!!" Ariel mengangkat tangannya hampir menampar Yuki. Yuki sudah bersiap menutup mata sebelum seseorang menangkap tangan Ariel.

Arier dan Yuki yang terkejut langsung menatap si tersangka. Seorang gadis yang terlihat sangat anggun dan cantik menahan tangan Ariel yang tadi hampir menampar Yuki.

"Seorang wanita itu tidak boleh memakai kekuatan untuk melukai wanita lainnya. Itu tidak beretika" ucap gadis itu menyadarkan keterkejutan semua yang menatap kejadian tersebut.

"Apaan sih loe... LEPASSS...!!" seru Ariel.

Gadis itu tersenyum manis hingga membuat Yuki terpana.

"Lepasin dulu tangan kamu dari gadis itu..." ujar gadis itu sembari menatap Ariel tajam. Dengan terpaksa Ariel melepaskan tangannya dari rambut Yuki. Setelah itu gadis tadi melepaskan tangannya dari tangan Ariel.

"Dasar sinting..." maki Ariel berbalik pergi dengan antek-anteknya, sembari memegangi tangannya yang tadi di cekal. Orang-orang mulai membubarkan diri karna tontonan mereka di rasa sudah tidak menarik.

"Kamu gak papa?" tanya gadis itu pada Yuki.

Yuki mengangguk, sekali lagi di tatapnya gadis di depannya itu. Dia begitu anggun dan cantik, tingi gadis itu tak jauh beda dengannya. Kulitnya juga tak jauh beda dengannya. Tapi Aura gadis itu terasa berbeda. Dia terlihat begitu 'sempurna'.

"Ada yang salah dengan ku?" tanya gadis itu membuyarkan lamunan Yuki.

"Ah... tidak... maaf... maaf..." gugup Yuki. Gadis itu kembali tersenyum.

"Aku antar ke kamar mandi" gadis itu menuntun Yuki menuju kamar mandi.

Yuki membersihkan dirinya di wastafel di bantu gadis tadi.

"Maaf... aku tidak pernah melihatmu sebelumnya?" tanya Yuki sembari membuka ikatan rambutnya.

"Perkenalkan namaku Prilly. Aku memang bukan mahasiswa di sini. Aku baru kembali dari Amerika empat hari yang lalu" gadis yang bernama Prilly itu memperkenalkan dirinya dengan ceria.

"Oo... apa kamu sedang mencari seseorang?" tanya Yuki.

"Iya... sebenarnya tadi aku sedang mencari seseorang. Tapi aku malah melihat pemandangan yang tidak beretika. huuhhh... katanya ini kampus elit, tapi masih ada aja pembullian"

Yuki yang mendengar keluhan gadis itu hanya tersenyum kecil.

"Sebagai ucapan terimakasih aku akan membantu mencarikaan temanmu" tawar Yuki.

"Benarkah..." Yuki mengangguk.

"Kira-kira kamu kenal gak? Namanya Alexander"

Mendengar itu Yuki langsung melebarkan matanya dan mundur satu langkah.

"Al..." guman Yuki lirih, tapi masih terdengar jelas di telinga Prilly.

"Iya... nama pangilannya Al !" seru Prilly senang karna sepertinya gadis di depannya itu tau tentang Al. Tapi Prilly kembali mengerutkan dahinya saat mendapati tubuh gadis di depannya itu bergetar.

LINTASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang