Part 21

964 240 56
                                    

Aliando memacu kendaraannya dengan cepat. Matanya tak lepas dari mobil sport hitam di depannya. Setelah dirasa pas untuk dia menyusul, Aldo pun menambah kecepatan mobilnya dan menyalip mobil hitam di depannya tadi. Dan dengan tiba-tiba Aldo membelokan stirnya hingga menghadang mobil tersebut.

Al yang melajukan mobilnya di kejutkan dengan mobil sport merah yang tiba-tiba berhenti tepat di depannya. Beruntung refleknya yang baik, Al segera menekan kuas remnya. Dan seketika mobil Al langsung berhenti sebelum kedua mobil itu saling bersentuhan.

Aldo yang mendapati mobil Al telah berhenti segera keluar dari mobilnya. Tak beda dengan Aldo, Al pun segera keluar dari mobilnya. Ke duanya saling berhadapan untuk beberapa saat hingga Aldo mencengkram kerah baju Al.

"Apa Prilly belum cukup buat loe sampai loe juga mau ngambil Yuki dari gue?! Apa sebegitu bencinya loe sama gue?!!" seru Aldo.

"Gue gak pernah benci sama loe " jawab Al dengan masih memasang wajah datarnya.

" BRENGSEKKK...!!" maki Aldo sembari mendorong tubuh Al hingga terbentur mobil Al yang berada di belakangnya.

"Kalo loe gak benci sama gue, kenapa loe selalu ngambil apa yang gue punya. Apa itu termasuk ke senangan buat loe?!" Aldo masih berseru.

"Gue gak pernah ngambil apapun dari loe. Bahkan sekarangpun gue gak pernah berniat buat ngambil apa yang udah loe punya"

"Oya... lalu apa yang loe lakuin hari ini sama Yuki? Bahkan Al yang gak suka kebun binatang aja rela pergi ke sana buat nemenin Yuki dan Sarah" ujar Aldo sembari melempar beberapa lembar foto kearah Al.

Al sedikit terkejut, dia tidak menyangka jika Aldo selama ini mengawasi Yuki.

"Itu hanya balas budi gue buat nunjukin rasa terimakasih"

"Al berterimakasih?? Dan loe kira gue percaya sama yang loe bilang, setelah apa yang loe perbuat sama Prilly? Jangan harap"

Al menghela nafas. "Seperti apapun alasan gue loe gak bakal percayakan? Gue bener-benar gak mau ngambil Yuki dari loe. Kalo masalah Prilly, besok loe dateng aja ke sini Dan lihat sendiri apa alasan Prilly waktu itu ninggalin loe. kalian berdua memang harus bicara dan gak ngelibatin gue di dalamnya" ucap Al sembari menyerahkan sebuah kartu nama.

Aldo tidak mengerti apa yang di ucapkan Al. Dengan ragu Aldo mengambil kartu nama yang di sodorkan Al padanya. Aldo cukup terkejut membaca kartu nama itu. Saat akan menanyakannya pada Al apa maksud semua ini, Al telah masuk ke dalam mobilnya dan memundurkannya sebelum kembali melaju melewati Aldo dengan seribu tanda tanya di otaknya.




"Kak... kenapa tadi kak Aldo sama kak Al berantem?" tanya Sarah. Yuki yang sedang rebahan di kasurnya segera menolehkan ke palanya kearah pintu. Mendapati gadis kecil itu berjalan ke arahnya.

"Kamu kok belum tidur sayang?"

"Sarah belum bisa tidur" jawab Sarah naik ke atas kasur Yuki. "Apa kak Aldo dan kak Al berantem karna Sarah?"

"Bukan sayang...!! Kenapa Sarah berfikir seperti itu? tadi kak Aldo cuman salah sangka aja sama kak Al"

"Salah sangka? Apa karna kak Al ngajarin Sarah bahasa Inggris?"

"Ngajarin Sarah?" Yuki mengerutkan halisnya bingung. Posisinya yang telah duduk saat Sarah muncul di kamarnya kini beralih menghadap kearah Sarah.

"Maksud Sarah apa?"

"Setiap sore kak Al selalu datang ke sini dan ngajarin Sarah bahasa Inggris. Apa gara-gara itu kak Aldo salah sangka?"

"Ngajarin bahasa Inggris Sarah?? Kamu kok gak bilang sama kakak?" tanya Yuki masih terkejut dengan fakta yang baru di dengarnya.

"Kak Al minta Sarah gak cerita sama kak Yuki. Tapi kalo kak Aldo marah gara-gara kak Al ngajarin Sarah. Sarah bakal bilang sama kak Al buat gak ngajarin Sarah lagi. Soalnya Sarah gak mau kak Aldo sama kak Al berantem"

"Gak kok Sarah... kak Aldo sama kak Al berantem bukan karna Sarah" Yuki mengusap lembut kepala Sarah dan memeluknya dengan sayang. Di ciumnya puncak kepala gadis kecil itu.

"Besok kak Aldo sama kak Al juga udah baikan lagi kok. Jadi Sarah gak usah khawatir"

"Benarkah?" Yuki mengangguk dan tersenyum lebar.

"Sekarang Sarah tidur lagi ya... tuh lihat udah jam 11" tunjuk Yuki pada jam weker di atas meja samping tempat tidurnya.

Sarah membalas seyum Yuki dan mengangguk. Yuki pun segera menuntun Sarah kembali ke kamarnya. Setelah memastikan Sarah tertidur dia segera keluar dari kamar sang adik.

Yuki menutup pelan pintu kamar Sarah. Sedikit menghela nafas sebelum melangkah kembali menuju kamarnya.




Aldo menatap jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 10 siang. Entah kenapa sedari tadi dia merasa tidak tenang. Pikirannya galau antara mendatangi rumah sakit yang tertera di kartu nama itu, atau membiarkannya segitu saja.

"ALDOOO...!!" seru Kevin membuat Aldo terlonjak kaget.

"Loe mau ngancurin kuping gue HAHH...?!!" kesal Aldo.

"Habisnya loe dari tadi di panggilin gak nyaut-nyaut sih"

"Mang ada apa mangil gue?"

"Loe masih mau di sini apa ke markas dulu?" tanya Kevin yang kebetulan satu jurusan sama Aldo dan kebetulan juga satu kelas.

Aldo kembali menatap jam di tangannya. Kelas mereka sudah selesai, sedangkan kelas berikutnya masih ada sisa 2jam lagi.

Aldo kembali galau. "Kayaknya gue mau pergi ke suatu tempat dulu deh" ujar Aldo akhirnya sembari menyambar tasnya.

"Kemana?"

"Udah... loe ke markas dulu aja. Kalo sampai jam 12 gue belum ampai, loe absenin gue dulu!" seru Aldo sebelum berlari meninggalkan Kevin di dalam kelas.

Kevin menghela nafas melihat bosnya yang berlari semakin jauh. "Yah... kayaknya hari ini gue harus nebeng Maxime lagi nih" gumamnya sembari meninggalkan kelas mereka.

Aldo berjalan di lorong rumah sakit. Dia sendiri tidak tau tempat mana yang harus dia tuju. Tapi yang terpikir di otaknya saat ini adalah Dr Rudi. Saat menemui suster yang kebetulan berjalan melewatinya, Aldo segera menghentikannya.

"Maaf sus... saya mau tanya. Dr Rudi ada di mana ya sus...?"

"Oh... Dr Rudi sekarang sedang ada pasyen. Apa anda sudah buat janji dengan beliau?"

Aldo nampak bingung harus menjawab apa, karna nyatanya dia sendiri belum membuat janji dengan beliau.

"Emm... saya-"

"Aldo!" sebuah pangilan memotong ucapan Aldo membuat pria itu menolehkan kepalanya menatap si pemanggil.

Al nampak baru keluar dari sebuah ruangan.

"Maaf Mas... tapi anda harus istrahat dulu. Tenaga anda juga belum benar-benar pulih" ujar Suster itu lebih dulu sebelum Aldo tersadar dari keterkejutannya.

"Tidak apa-apa. saya akan istrahat di sini saja" balas Al sembari duduk di kursi tunggu.

Aldo yang sudah tersadar dari keterkejutannya menghampiri Al.

"Jadi maksudnya ada apa ini?"

"Loe bisa masuk kalo loe penasaran"

Aldo sedikit mengerutkan keningnya. Entah kenapa ada perasaan tidak enak saat melihat ruangan di depannya. Kembali Aldo menatap Al yang langsung dibalas anggukan pria itu.

Dengan sedikit ragu Aldo berdiri dari duduknya. Lalu melangkah pelan menuju kamar itu. Jantungnya berdetak cukup kencang saat dia memegang knop pintu. masih dengan perlahan seolah tak ingin menimbulkan suara apapun Aldo masuk ke ruangan itu. Dan matanya melebar sempurna saat mendapati seseorang tengah terbaring di atas ranjang dengan selang darah.

Gadis itu begitu pucat, begitu kurus di balik baju pasyennya. Matanya yang tertutup tak bisa menyembunyikan guratan di lingkar matanya. Dan rambut indah yang selalu Aldo lihat itu sudah tidak ada lagi di atas kepala gadis itu.

"Prilly..."

LINTASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang