Steven melihat Yuki berjalan seorang diri menuju halte. Jam di tangannya menunjukan pukul 3. Keadaan sekitar terlihat cukup sepi karna sebagian mahasiswa telah pulang ke rumah atau kosnya masing-masing. Sebuah seringai di tampilkan Steven. Sepertinya hampir 2 minggu ini gadis itu selalu berangkat ke tempat kerjanya sendirian tanpa di antar sang kekasih. Atau bolehkah jika Steven berharap bahwa mereka sudah putus. Setidaknya tidak akan ada yang perduli jika gadis itu mengalami sesuatu hal buruk, seperti yang akan di rencanakannya kali ini.
Steven mengendarai mobilnya mendekat kearah Yuki, membuat gadis itu sekilas menatap mobil di sampingnya.
Honda Nsx dengan warna silver berhenti tepat di samping Yuki. dan Yuki sangat tahu siapa pengendara mobil sport itu.
"Ada yang mau bicara sesuatu sama loe" ucap Steven santai.
"Lupakan saja... dan aku gak butuh bicara apapun dengan dia" jawab Yuki yang berfikir jika Al lah yang meminta Steven untuk menjemputnya. Lagipula jika Al berniat minta maaf atau ingin mengajaknya bicara kenapa tidak datang sendiri. Apa sebegitu pengecutnya Al sampai menyuruh orang lain. Batin Yuki.
Kembali Steven menyeringai. "Gue bisa bawa loe baik-baik jika loe nurut atau gue juga bisa paksa loe jika loe berontak"
"Apa maksu-" kata-kata Yuki terhenti saat tiba-tiba Steven menarik tubuhnya dan membekapnya.
Yuki berusaha memberontak tapi sepertinya ada semacam obat bius di sapu tangan Steven hingga Yuki merasa tubuhnya mulai lemas dan pandangannya mulai kabur.
Audi berlari kedalam kampus dengan tergesa. Tujuannya hanya satu, Billy. Dan saat matanya menemukan sosok pria itu sedang berjalan dengan gengnya, Audi segera menghampiri pria itu mengacuhkan tatapan heran dari semua orang yang ada di sana.
"Bi...Billy..." Ucap Audi terengah.
Billy mengerutkan kening. Al dan anggota yang lain yang juga menghentikan langkahnya ikutan mengerutkan kening heran.
"Tenang... tarik nafas terus keluarin, tarik nafas lagi terus keluarin lagi... sekarang udah tenang?"
Audi yang udah merasa tenang kali ini menatap Billy dengan mata yang memancarkan kehawatiran.
"Yuki...Yuki...-"
"Yuki kenapa?!" potong Al sontan. Firasatnya mengatakan ada hal buruk terjadi pada gadis itu.
Audi langsung menatap Al tajam karna merasa ucapannya di potong.
"Yuki kenapa Audi?" tanya Billy menyentuh pundak gadis itu.
Audi kembali menatap Billy. "Tadi gue melihat Steven membawa Yuki pergi"
"STEVEN?!!" seru semua orang yang ada di sana.
"Tunggu... jelasin dulu maksudnya apa?" Al benar-benar khawatir sekarang.
Audi menatap Al. "Tadi waktu gue mau nyamperin Yuki buat nganter ke tempat kerjanya, gue lihat Steven narik Yuki dan bekap Yuki. Lalu dia maksa Yuki buat masuk ke mobilnya. Saat gue-"
"BRENGSEKK...!!" seru Al kembali memotong ucapan Audi sembari mengepalkan tangannya dan berbalik pergi.
"AL/BOS...!!" seru mereka bersamaan. Melihat ketua mereka yang nampak murka merekapun memutuskan untuk mengejar Al.
"Loe mendingan sekarang tenang dulu. Biar gue sama anak-anak yang nyari Yuki. Nanti kalo ada apa-apa gue bakal kabarin loe" ucap Billy meyakinkan Audi untuk tidak terlalu khawatir.
Audi mengangguk.
"Kalo loe punya nomernya Aldo, hubungi dia juga" sekali lagi Audi menganguk sembari membiarkan Billy mulai berlari mengikuti rekan-rekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINTASAN
RomantizmYuki tidak mengerti arti kecepatan hingga dia bertemu dengan Aliando. Orang yang membawanya melintasi semua hal menjadi lebih indah. Tapi bisakah keduanya mencapai garis finis bersama? Al yang menganggap bahwa semua wanita itu menyebalkan. Tapi dia...