Al yang melihat Prilly dan Yuki meninggalkan danau pun ikut meninggalkan persembunyiannya. Perasaan sesak masih hinggap di dadanya, hingga dia terus melangkah dan melangkah meninggalkan danau semakin masuk ke dalam hutan. Dan entah bagai mana tiba-tiba Al terjatuh dan tergelincir ke dalam jurang. Beruntung respeknya yang cepat membuat dia segera meraih apapun yang tangannya bisa dia raih.
"AL/YUKI!!!" Keduanya benar-benar terkejut.
Yuki melangkahkan kakinya mundur satu langkah. Jantungnya berdetak kencang. Perasaan takut tiba-tiba muncul saat melihat Al. Benarkah dia membutuhkan bantuannya, atau hanya akan mengerjainya? Sekelebat pikiran negative kini mulai merasuki Yuki. Bayangan saat Al mendorongnya ke danau kembali muncul. Yuki mulai bergetar, dia takut jika kali ini Al akan melemparnya ke dalam jurang. Sekali lagi Yuki memundurkan langkahnya, bahkan dia mulai berbalik dan bersiap untuk berlari meninggalkan Al.
Al yang mulai tersadar dari keterkejutannya hampir kembali memanggil nama Yuki. Tapi saat melihat gadis itu mundur satu langkah dengan tubuh bergetar, Al mengurungkan niatnya. Dia sangat tau apa yang menyebabkan gadis itu begitu ketakutan. Bukan salah Yuki jika dia tidak bisa bertahan dan akhirnya dia benar-benar jatuh ke dasar jurang. Bukankah salahnya sendiri yang membuat semua orang membenci padanya. Al tak mengeluarkan sepatah katapun saat kembali melihat Yuki semakin berjalan mundur dan sudah tidak nampak dari penglihatannya di tempatnya bergelantungan. Tapi matanya seketika melebar saat mendapati sebuah tangan telulur padanya. Al menengadahkan kepalanya menatap Yuki yang mengulurkan tangan ke arahnya.
"Pegang tanganku Al" ucap Yuki.
Al yang melihat uluran tangan Yuki sedikit ragu. Tapi dengan terpaksa Al pun menyambut uluran tangan gadis itu.
Setelah di rasa Al mengenggam tangannya erat, Yuki segera menarik tangannya. Dengan susah payah Al berusaha naik dengan bantuan Yuki. Dan akhirnya Al pun bisa kembali naik ke atas. Keduanya menghela nafas kelelahan. Bahkan keduanya merebahkan tubuh mereka diatas tanah dengan bersebelahan tanpa perduli pakaian mereka yang menjadi kotor.
"Sepertinya kita tersesat di tengah hutan. Kita harus segera pergi dari sini sebelum malam" ucap Yuki sembari berdiri.
Al akan mengikuti Yuki berdiri sebelum dia kembali terduduk dan merintih. Yuki memalingkan wajahnya menatap Al, dan beralih kearah kaki Al. Sebuah luka di kaki Al yang lumayan lebar. Masih ada sisa darah dari bekas luka itu.
"Loe pergi aja cari bantuan. Gue akan tunggu di sini" ucap Al tanpa menatap Yuki.
Sesaat Yuki terdiam masih menatap kearah Al. Kemudian dia menggeleng. Meninggalkan Al di sini sendirian dengan luka di kakinya itu tidak mungkin. Apalagi jika nanti dia malah lupa dengan tempat ini, dan tidak bisa menemukan Al lagi, pastilah dia akan merasa bersalah seumur hidup.
"Kita harus pergi dari sini sama-sama. Lagi pula aku juga tidak tau arah menuju keperkemahan. Bukankah lebih baik berdua dari pada hanya sendiri-sendiri" ucap Yuki yang tiba-tiba berjongkok di depan Al dan melepaskan syal kesayangannya. Syal yang di berikan Aldo sebelum dia berangkat untuk kemping. Dengan pelan di sentuhnya kaki Al dan meluruskannya. Lalu dia mulai membalut kaki Al dengan syal itu. Al sedikit merintih menahan sakit. Tapi di biarkannya Yuki membalut lukanya.
Setelah di rasa balutannya pada kaki Al terlilit sempurna Yuki kembali berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Ayo kita pergi dari sini. Aku akan membantumu berjalan"
Kembali Al merasa ragu dengan uluran tangan Yuki. Setelah berfikir beberapa menit akhirnya dia kembali menerima uluran tangan Yuki. Al berusaha berdiri dengan bantuan Yuki, tapi belum sampai tubuhnya berdiri sempurna pandangannya tiba-tiba kabur dan gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
LINTASAN
RomanceYuki tidak mengerti arti kecepatan hingga dia bertemu dengan Aliando. Orang yang membawanya melintasi semua hal menjadi lebih indah. Tapi bisakah keduanya mencapai garis finis bersama? Al yang menganggap bahwa semua wanita itu menyebalkan. Tapi dia...