Part 28

1.4K 256 148
                                    

Al melihat semua yang terjadi pada Aldo dan Yuki dari balik tembok. Entah dia harus merasa senang karna akhirnya mereka berpisah atau sedih melihat Yuki yang begitu hancur. Setelah yuki meninggalkan Aldo, kali ini Al melihat Aldo yang terduduk di tempatnya. Menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya. Bahunya sedikit bergetar, menandakan bahwa pria itu sekarang tengah menangis. Al tak ingin ikut campur, nyatanya kehilangan adalah hal yang sangat menyakitkan. Entah untuk pihat cewek atau cowok. Apalagi Al sangat tahu jika Aldo masih sangat mencintai Yuki. Di langkahkannya kakinya menjauh dari sana. Mungkin sekarang waktu untuk mereka saling menenangkan diri.





2 minggu sudah berlalu, tapi mata panda Yuki masih saja menghiasi wajah gadis itu. Membuat Al kesal gak jelas.

"Hay..." sapa Al mengejutkan Yuki yang sedang melamun.

"Ah... Al?" kaget Yuki.

'Segitu cintanya ya loe sama Ali sampai gak bisa ngelupai cowok itu dan nangisin dia setiap malam?'tanya Al dalam hati. "Lagi ngapain?"

"Gak ada... Oiya gimana tangan kamu?" Yuki mencoba mengalihkan perhatian pada tangan Al yang telah terlepas dari gip yang menopang tangannya untuk beberapa waktu lalu.

"Udah baik-baik aja, dari kemarin aku udah nyetir sendiri" Al menunjukan tangannya yang saat ini hanya di perban bisa dan tanpa penyangga hingga bisa bergerak bebas.

"Syukurlah..."

"Hm..."

Setelah itu untuk beberapa saat keduanya hanya diam.

"AL/Yuki..." panggil mereka kompak.

"Kamu dulu aja deh..." Al mempersilahkan.

"Emm... apa Prilly sudah menjalani oprasinya?" tanya Yuki sedikit ragu. Pasalnya sudah sepuluh hari lalu Yuki mendengar jika Ali dan Prilly telah pergi ke Singapur.

Al cukup terkejut mendaptkan pertanyaan itu. Tapi dia kembali menetralkan wajahnya. Dan mengangguk. "Bahkan aku dengar kemarin lusa dia sudah sadar"

"Syukurlah... semoga dia bisa cepat sembuh" doa Yuki tulus.

Al menatap Yuki yang berada di sampingnya dengan terpesona. Merutuki ke bodohannya karna tidak segera menyadari betapa cantiknya gadis itu dari dulu. Bukan hanya wajahnya, tapi hatinya juga. Andai saat itu dia menemukan Yuki lebih dulu dari Aldo akankah saat ini mereka akan bersama? Dan Yuki tak perlu menderita karna patah hati. Selain itu...

"Oiya tadi kamu mau ngomong apa?" Yuki memiringkan wajahnya menatap Al. Menyadarkan pria itu dari lamunannya.

Al mengerjap beberapa kali sebelum berdiri dan menarik tangan Yuki membuat Yuki melebarkan matanya terkejut. Keduanya berjalan menuju parkiran.

"Kita mau kemana Al?" tanya Yuki saat Al membukakan mobilnya.

"Udah ikut aja..." dengan terpaksa Yuki mengikuti Al dan masuk ke dalam mobil.

Al membuka kap atas mobilnya. Lalu melajukannya dengan cepat. Membuat angin kencang menerpa wajah mereka. Tapi entah kenapa rasanya begitu menyenangkan. Apa lagi saat mobil itu mulai memasuki kawasan pinggiran kota. Bahkan tanpa sadar Yuki mengangkat tangannya. Merasakan setiap helaian angin menjamah tubuhnya. Seakan menerbangkan semua luka-lukanya.

Mobil Al berhenti di pinggiran sebuah pantai.

"Bukankah ini pantai yang waktu itu?" tanya Yuki.

Al mengangguk. Karna pertama kali Al membawanya saat malam hari, Yuki tak begitu jelas melihat pemandangan di pantai. Tapi karna saat ini waktu masih menunjukan pukul 4 sore, jadi Yuki dengan jelas dapat melihat pemandangan indah di pantai itu. Yuki langsung berlari menuju pasir, sepatunya entah sudah dia lepaskan dimana.

LINTASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang