Prolog

23.1K 596 5
                                    

Prolog

Seorang lelaki tampan melonjak berdiri dari kursinya dan menatap langit yang mulai mendung. Hatinya begitu sedih ketika mengingat kejadian dua tahun lalu. Kejadian yang tidak mungkin ia lupakan. Kejadian yang selalu saja menghantuinya. Dan kejadian yang menyebabkan ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dengan sepenuh hati. Deo mencari sebuah kertas yang masih saja rapi. Ia sudah menyimpannya dengan hati-hati karena itu pemberian terakhir dari orang yang sangat ia cintai.

Jelas terlihat sekali wajahnya sedih dan menunduk menatap indah kertas tersebut. Goresan tangan orang yang selalu saja ia campakkan. Goresan tangan yang selama ini tidak ia sadari bahkan yang selama ini ia lupakan. Air mata Deo menetes tanpa bisah dicegah. Ia begitu terharu.

Angin sore yang berhembus membuat ia duduk di tepi pantai. Ia merasakan kehangatan yang selama ini ia tidak sadari. Deo menatap awan seakan merindukan seseorang. Ia merindukan orang yang berada di dalam foto yang ia pegang. Senyumannya yang manis dan wajahnya yang tak mungkin ia lupakan sampai kapanpun. Ia merindukan Vania. Dengan jemarinya, ia menyentuh foto itu. Air matanya pun kembali menetes deras.

Hei, Vania, aku merindukan kamu. Kau tahu? Aku sedang berada di tempat favoritmu jika kamu sedih. Kamu selalu sedih karena aku kan? Aku tahu itu. Yang lebih penting nya lagi aku sangat merindukan kamu. Bisakah kamu melihatnya? Aku tahu kau melihatku menangis bukan? Aku malu pada diriku sendiri. Kamu satu-satunya yang bisa membuatku seperti ini. Semenjak kepergianmu. Hidupku seakan tak berarti lagi, aku sudah jenuh menjalani hidup ini. Aku sangat merindukan kamu. Bagaimana kamu? Apakah kamu baik-baik saja? Aku baik-baik saja disini. Aku membutuhkanmu Vania.

Mendadak tubuhnya terasa lelah. Ia kembali berjalan ke batu karang dan berdiri disana. Ia meluapkan kekesalannya kepada dirinya sendiri. Ia menyesali semuanya. Kini, Deo hanya bisa berharap jika waktu bisa saja dapat diputar dengan mudah. Ia akan melakukannya. Demi Vania.

Please, hold on [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang