Empat

6.2K 206 0
                                    

Empat

Keesokan harinya, Vania terbangun dari tidurnya ia segera bergegas mandi. Semalam tidurnya sangat nyenyak hingga sadar ketika pagi. Sekilas ia menatap foto papa nya yang berada didekat meja belajarnya. Ia pun mengingat kejadian lima tahun lalu,.....

Flashback ON

"Ayo, Pa. Vania mau ke pantai. Papa turutin kata vania dong sekali aja. Vania mau melihat ombak dan lautan yang sangat luas. Ini kan hari ulang tahun Vania. Ayo dong"Vania memelas meminta papanya untuk mengantarkannya ke Pantai namun papanya selalu saja sibuk dengan urusan kantornya.

"Iya nanti ya, papa lagi sibuk. Mungkin besok atau lusa. Soalnya Papa hari ini mau ke Singapure. Ada urusan bisnis disana sayang. " Rayu Papanya agar membuat Vania tersenyum lagi namun tetap saja Vania terlihat kecewa dengan sang Papa.

"Vania gamau tau. Hari ini Papa batalin pergi. Ini hari spesial aku. Aku mau ke pantai. Masa iya sebentar aja papa gak bisa. Aku kan juga butuh papa. Perhatian papa untuk aku. Pokoknya hari ini aku mau ke Pantai. Titik"sahut Vania keras kepala.

"Vania papa gak bisa. Papa harus ke singapure sayang. Ini kan demi kamu juga. Kamu ngertiin Papa ya sayang?"

"Vania udah terlalu sering dengar kata itu. Vania bosan. Vania males sama papa.!!"Teriak Vania yang meninggalkan ruang kerja papanya.

Vania melangkahkan kaki keluar dengan perasaan kecewa. Apakah tidak bisa papanya menemaninya hanya untuk sebentar saja. Ia keluar dengan menitihkan air mata. Semua karyawan memerhatikannya dengan tatapan yang aneh. Vania tetap aja santai melangkahkan kakinya seakan tidak ada masalah apa-apa. Tetapi air matanya tidak bisa membohongi perasaannya.

Sampailah Vania dirumah ia mengurung dirinya dikamar. Hari yang selalu saja dinantinya. Hari yang selalu ia rayakan. Hari kelahirannya bahkan orang tuanya selalu saja sibuk dengan urusannya masing-masing tidak ada yang perduli dengannya. Ia sudah merasa bosan dengan alasan yang selalu saja sama. Yaitu SIBUK.

"Huhhh... Selalu aja sibuk.. Apa cuman gue yang selalu aja merasa kesepian kayak gini. Gue capek. Bahkan hari ulang tahun gue aja mereka biasa aja.." Gerutu Vania didalam kamar sambil menangis.

"Ahhhh.... !!!!!!" Teriak Vania sambil menangis.

Dengan tiba-tiba saja Papanya membatalkan saja kepergiannya ke Singapure hanya karena melihat anaknya yang sedih. Memang sejak kecil ia sangat dekat dengan Papanya. Dan dengan begitu saja Papanya tidak bisa mengantarkannya ke Pantai. Tempat Favorit nya. Papa Vania mengetuk pintu kamar Vania berharap vania tidak marah lagi. Dan Vania membukakan pintu kamarnya.

"Vania... Papa minta maaf ya sayang" lisan Papanya.

"Hmmm"singkat Vania

"Papa tau kamu marah. Sekarang papa akan turutin permintaan kamu. Ayo kita pergi ke Pantai. Sekalian nanti kita makan sama mama. Papa juga sudah membatalkan kepergian Papa. Besok papa akan ke singapure. Hari ini kita rayain ulang tahun kamu. Besok papa mau kamu anterin Papa ke bandara. Setuju? Jangan ngambek terus dong"Sahut Papanya dengan membelai rambut panjang Vania.

"Iyaa pa. Yaudah sekarang aku siap-siap dulu yaa."Ujar Vania kegirangan.

Vania pergi kepantai bersama Papa dan Mamanya. Entah mengapa hari ini sangat indahhhh. Jika ia mempunyai alat untuk memberhentikan waktu. Ia akan melakukannya. Kebersamaannya tidak selalu saja ada dikehidupannya. Setiap hari ia selalu saja dihadapkan dengan kedua orang tua yang sangat sibuk.

Setelah berpuas bermain dan menghabiskan waktu bersama. Ia kembali ke rumahnya dengan perasaan yang sangat senang. Selain itu, ia juga mendapatkan hadiah dari Papanya berupa sebuah kamera. Ia sangat senang sekali. Hari ini adalah hari yang tidak pernah ia lupakan.

Please, hold on [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang