Epilog..
Pemakaman Vania sudah dilaksanakan. Kini Deo sudah meminta maaf kepada keluarga Vania. Dan mereka sudah memaafkan Vania. Deo juga diajak Rafa untuk memasuki kamar Vania. Dilihatnya banyak sekali foto lukisan yang Vania gambar untuknya. Ia juga mengambil buku diary Vania.
Rafa menyerahkan kamera kesayangan Vania kepada Deo. Deo hanya bisa menatap kegigihan sikap Vania untuk merebut hatinya.
"Padahal gue baru aja seneng liat dia tersenyum. Gue baru aja punya adik tiri yang dulu gue cintai. Sekrang dia pergi meninggalkan gue untuk selama-lamanya. Itu kamera kesayangannya Vania, banyak foto lo disana. Dia udah mengagumi lo sejak lama. Tapi gue kasian sama dia karena dia gak bisa membuat hati lo luluh"kata Rafa
"Gue sadar.. Gue juga nyesel banget"
"Gue sedih kalau lihat dia nangis karena lo. Gue juga dulu suka sama dia. Tapi dia hanya menganggep gue sebagai kakaknya"
"Maafin gue, Raf"
"Gue yakin Vania juga udah maafin lo kok, pesan gue jangan sia-siain orang yang tulus sama lo ya"..
*****
langit mendung seakan menadakan kesedihan semua orang. orang yang sangat sayang kepada Vania. ia tidak pernah menyerah untuk membuat seseorang untuk menerimanya meskipun ia didalam tekanan.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, hold on [ selesai ]
Teen Fiction"Suatu saat nanti kamu akan tahu bedanya DICINTAI sama MENCINTAI seseorang. Dan aku yakin kamu bisa rasakan itu disaat aku sudah pergi jauh dari kamu" -VANIA-