Dua puluh delapan
Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Vania dan Rafa. Kini kedua orangtua nya melangsungkan pernikahan. Vania sudah menggunakan pakaian yang mamanya pesan sejak jauh-jauh hari. Sementara Rafa menggunakan Jas berwarna hitam dengan rambut yang dibuat jambul.
Vania dan Rafa terlihat bahagia. Vania juga sudah berjanji kepada dirinya untuk tidak mencintai siapapun. Ia juga berjanji kepada Rafa agar baikan lagi dengan Desya. Tiba-tiba saja Desya menghampiri Rafa dan Vania.
"Rafa.. Vania.."Lirih Desya
"Hai.. Gue seneng lo dateng" kata Vania
"Gue minta maaf sama lo, karena waktu itu gue udah jahat sama lo"Kata Desya
"Emangnya kita ada masalah ya?"Kata Vania
"Vania gue serius"
"Iya gausah ada kata maaf deh. Kita kan baik-baik aja"Balas Vania
"Oiya, kakak tiri gue mau kenal deket nih sama lo"
"Des, kali aja kita bisa mulai dari awal"Kata Rafa
"Dengan senang hati,"Balas Desya.
Tiba-tiba saja ia melihat Kak Deo bersama dengan Tante Mia datang ke pernikahan mama nya. Tante Mia kemudian menyalami Mamanya dan Papa barunya. Ia juga melihat Kak Deo yang berbeda dari biasanya.
"Vania"panggil Kak Deo
"Ada apa kak?"Balasnya
"Gue.. Gue"ujar Kak Deo
"Eh bentar kak.. Ini aku balikin kalung dari kakak"Kata Vania singkat
"Kenapa?"
"Karena aku sadar, kakak gak pantes untuk aku dan aku juga mau bilang sama Mama kakak supaya membatalkan itu semua. Supaya kakak bisa tenang berhubungan dengan Felly"
"Van tapi..."
"Tante Mia.."Seru Vania
"Hei, Vania"balas Tante Mia
"Tante, vania cuma mau bilang sama tante. Jadi jangan paksa kak deo untuk mencintai aku. Itu tidak akan bisa. Ohiya, Felly itu baik loh tante. Aku rasa kak deo juga sangat menyayanginya. Jangan pernah memaksakan sesuatu yang gak penting, tante."
"Tapi Vania..."
"Aku gakpapa kok tante. Aku juga sudah merelakan semuanya"
"Tapi vania.."
"Please tante. Vania gamau tante menyesal nantinya. Kak Deo tenang aja. Aku udah urus semua. Mama kakak menyetujui Kak Deo dengan Felly. Semoga kakak bahagia. Hehe"singkat Vania yang kembali bersama Rafa di taman.
****
Suatu hari, Vania sedang berjalan di tengah jalan. Ia sudah membeli buku yang selama ini ia cari, bahkan ia juga mendapatkan tanda tangan dari penulisnya. Ia melihat Deo yang tengah ingin menyebrang jalan. Dan mobil kencang ingin menabrak Deo namun sayang Vania berhasil menyelamatkannya.
Vania mendorong Deo hingga ia terjatuh. Berbalik dengan Vania, ia tertabrak mobil dengan kencang. Tubuhnya terhempas aspal dan darah segar mengalir dari tubuhnya. Deo berusaha untuk menyelamatkan Vania. Namun Vania tidak sadarkan diri.
Pengemudi Mobil pun keluar dari mobilnya. Ia adalah Rio. Rio yang sudah menabrak Vania hingga seperti ini. Rio berusaha untuk menolong tetapi ia takut jika ada saksi mata yang akan menangkapnya. Apalagi yang ia tabrak adalah Vania orang yang dulu ia cintai. Rio dan Icha pun berhasil melarikan diri.
"Kak Deo. Kakak baik-baik saja kan?"Gumam Vania sebelum ia pingsan.
****
Vania dilarikan kerumah sakit. Deo juga berusaha untuk menelpon keluarganya bahkan Rafa. Ia selalu saja memukul dirinya sendiri. Kini ia sadar kalau Vania sangat mencintainya. Rafa datang bersama Desya. Rafa langsung memukul Deo. Ia melampiaskan kemarahannya kepada Deo.
"Lihat apa yang lo lakuin? Vania terluka"Bentak Rafa
"Raf, gue minta maaf.. Gue tadi.. Dia rela nolongin gue"lirih Deo
"Pengorbanan Vania buat lo itu besar sejak dulu! Tapi apa? Lo selalu aja sia-siain dia. Lo selalu bikin dia nangis. Lalu apa? Lo mau melihatnya pergi dari lo? Supaya gak ada yang ganggu lo?"Bentak Rafa
"Gue minta maaf, Raf"
"Kalo sampai terjadi apa-apa. Gue gak akan maafin lo"Kata Rafa
Tiba-tiba saja dokter keluar dari ruangan UGD dengan wajah yang sangat menyesal. Ia sudah berusaha untuk menyelamatkan nyawa Vania namun apa daya, usahanya sia-sia.
"Maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi takdir berkata lain"ujar dokter itu
"Apa? Enggak mungkin. Adik saya pasti selamat kan dok?"Kata Rafa
"Maafkan saya. Takdir berkata lain. Permisi"kata dokter yang pergi meninggalkan Rafa
"Lihatkan? Vania meninggal. Karena lo. Dia meninggal karena untuk menyelamatkan lo. Apa yang lo pikrin sekarang? Menyesal? Semua terlambat. Jadi gue harap lo pergi dari sini."
"Raf gue bener-bener minta maaf"
"Gue minta lo pergi... Pergi"
Deo berpikir dengan dirinya sendiri. Mengapa ia menyia-nyiakan orang yang berarti di dalam hidupnya. Kini ia sadar kalau Vania sangat berarti didalam hidupnya. Namun apa daya, ia tidak bisa memutar waktu karena semuanya sudah terlambat.
Deo juga mutar ingatannya saat ia membentak Vania. Ia merasa dirinya sangat bodoh karena sudah terlalu jahat kepada Vania.
"Vania, benar apa kata kamu. Suatu saat kamu akan merasakan bedanya dicintai dengan mencintai disaat aku pergi. Dan kamu sudah membuktikannya. Kau pergi disaat aku mencintaimu. Semoga kita bisa bertemu lagi dan mengulang semua."Gumam Deo..
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, hold on [ selesai ]
Teen Fiction"Suatu saat nanti kamu akan tahu bedanya DICINTAI sama MENCINTAI seseorang. Dan aku yakin kamu bisa rasakan itu disaat aku sudah pergi jauh dari kamu" -VANIA-