Sebelas
"Rafa kayaknya jatuh cinta deh Van, Jatuh cinta sama lo"
Vania masih saja memikirkan kalimat itu, kalimat yang tidak ia mengerti, kalimat yang tidak tahu lagi apa yang akan ia lakukan ketika hal itu benar-benar terjadi. Ia sangat takut jika Rafa mencintainya, ia akan menjauh dari Rafa dan mungkin Vania akan merasa canggung jika berada didekatnya. Vania hanya terdiam ketika Desya mengatakan semuanya kepadanya.
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Batin Vania didalam hatinya.
Desya pun sama, ia harus merelakan jika orang yang selama tiga tahun ini ia perhatikan ternyata tidak bisa merasakan adanya cinta yang sudah ia berikan. Desya merasa bisa menerima semuanya. Akan tetapi, ada perasaan jauh didalam hati nya. Perasaan tidak menerima dan tidak rela jika orang yang selama ini ia cintai meskipun dalam diam, jatuh hati kepada sahabat yang baru ia kenal. Ia sangat mencintai Rafa. Bahkan Desya mencintai Rafa tanpa alasan. Karena ia mencintai Rafa melebihi ia mencintai dirinya sendiri.
"Van? Kenapa jadi melamun?"sahut Desya
"Gue bingung aja, bingung sama semuanya"Balas Vania
"Jangan dibawa pusing, Van. Itu kan baru pendapat gue. Soalnya Rafa itu gak mudah jatuh cinta sama seseorang. Kalaupun ia jatuh cinta sama lo itu juga gak scecepat ini."Ujar Desya kembali.
"Gue cuman takut aja, Des. Takut ketika suatu saat nanti gue akan menyakitinya. Gue takut kalau nanti dia jatuh cinta sama gue, itu yang ngebuat gue jauh darinya."kata Vania yang kemudian menunduk
"Jangan dipikirin. Mendingan sekarang lo ambil objek yang menarik. Biar hukuman Rafa selesai dan dia gak jadi dikeluarin dari sekolah"Lisan Desya dengan memegang pundak Vania.
"Tunggu.. Lo tau darimana soal itu? Setau gue Rafa cuman cerita sama gue aja deh"sahut Vania demgan menatap Desya
"Gue sempet denger waktu gue mau keruangan guru eh gue lihat lo sama Rafa ada di bangku tamam sekolah. Jadi sempet kedengeran"jawabnya
"Lo gak ngupingkan?"
"Ya enggalah. Ngapain nguping juga coba!"Tegas Desya agar perasaan terpendamnya tidak di ketahui oleh siapapun termasuk Vania.
"Ya kali aja. Haha. Yaudah gue kesana dulu ya. Kayaknya sebentar lagi pertandingan mau dimulai deh. Lo baik-baik aja disini. Kali ajanada cowok ganteng yang mau kenalan sama lo"sahut Vania yang meninggalkan Desya sendirian di bangku penonton.
Suara pluit tandanya pertandingan itu dimulai, terlihat jelas Deo sedang menggocek bola yang akan ia berikan ke temannya. Suara penonton bergemuruh. Sorakkan penonton meneriakkan nama SMA Bakti. Terutama para fans nya kak Deo. Kini ia tahu banyak sekali yang suka bahkan ngefans dengan kak Deo. Vania sempat memotret beberapa foto Kak Deo. Ia sudah pernah dibentak oleh kak Deo hanya karena mengambil secara diam-diam foto nya. Vania tidak memperdulikan bentakkan itu, yang jelas ia hanya ingin memotret objek yang ada didepannya. Dan mungkin saja benar, Vania jatuh cinta dengan kak Deo.
Vania masih saja sibuk memperhatikan kak Deo. Ia sangat terpesona dengan kak Deo. Ia sangat jago dalam hal olahraga. Tak jarang kaum abg banyak yang menyukainya. Tanpa sengaja, kak Deo memperhatikan Vania dari jauh. Matanya tajam seakan mengatakan bahwa ia tidak ingin di foto ataupun diambil gambarnya. Namun vania hanya membalas tatapan tajamnya dengan senyuman manisnya.
"Van"sapa seseorang itu
"Ada apa? Eh Rafa. Gue udah ngambil objek nih ada banyak banget"sahut Vania yang menyerahkan kameranya.
"Van? Isinya Deo semua?"Ujar Rafa singkat
"Eh iyaa.. Eh sorry.. Hehe abisnya yang gue bisa dapetin objek dia aja dari sini"Balas Vania dengan tertawa.
"Lo suka sama Kaka Deo?"Ucap Rafa singkat namun Vania hanya diam saja.
"Van? Lo suka sama dia.?" katanya lagi yang kini menatap Vania.
"Gue.. Gue gatau.. "Balas Vania dengan suara yang gugup.
"Kalo dari semua bukti foto-foto ini. Menurut pendapat gue, lo suka sama dia. Iya Van, bener lo suka sama dia. Haha Vania oktaviani suka sama kak Deo. Kakak kelas yang waktu itu pernah buat lo malu di kantin"Jelas Rafa suara yang aneh. Sepertinya dia menahan rasa sakit dihatinya.
"Gue gak suka sama dia! Raf. Gue cuman .. Raf lo gak marah kan sama gue?"balas Vania
"Marah? Gue kayaknya gue gak ada hak buat marah sama lo deh. Lagian kalo lo suka sama dia. Gue juga gak bakalan marah. Lagian buat apa gue marah. Dan lo harus tau satu hal, Van. Deo udah punya Felly. Lo tau kan akibatnya?"Kata Rafa
"Iya, Raf. Gue tau itu. "
"Yaudah lo cari objek lain lagi. Kalo fotonya deo gue saranin jangan foto dia. Dia gak suka di foto."singkat Rafa
"Iya Rafaa Hardiansyah"
"Gue kesana dulu"...
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, hold on [ selesai ]
Teen Fiction"Suatu saat nanti kamu akan tahu bedanya DICINTAI sama MENCINTAI seseorang. Dan aku yakin kamu bisa rasakan itu disaat aku sudah pergi jauh dari kamu" -VANIA-