Sembilan Belas

4K 146 0
                                    

Sembilan Belas

Vania sudah bangun sejak pagi tadi. Kini ia sedang memasak menyiapkan bekal untuk Kak Deo. Dan benar saja dugaannya, ia jatuh cinta kepada kak Deo. Vania membaca dengan teliti buku resep itu. Ia membaca kata demi kata agar makanan yang ia buat menjadi enak.

Ia memasukan bahan-bahan dengan telaten. Meskipun ini baru pertama kalinya ia memasak. Ia berharap makanan yang akan jadi menjadi enak. Tak lupa ia menghias makanan dengan seindah mungkin didalam kotak bekal berwarna biru itu.

"Nasi goreng sosis ala Chef Vania telah selesai. Mudah-mudahan rasanya enak. Ahaha aduh gue gak sabar banget deh bisa lihat kak Deo makan bekel dari gue"Kata Vania.

Vania bersiap-siap dan segera untuk pergi ke sekolah. Tak hanya satu kotak makan, ia juga membawa satu lagi untuk Rafa karena dia telah menolong Vania semalam. Vania memakai sepatu birunya dan siap untuk berangkat ke sekolah.

Toktoktok

Terdengar suara pintu rumahnya. Ia kedatangan tamu di pagi hari. Ia membukakan pintu itu dengan terburu-buru karena sebentar lagi akan menunjukkan pukul setengah tujuh. Vania melangkahh bersama tas dan kotak bekalnya itu. Ia disambut oleh orang yang ia tunggu yaitu Kak Deo.

"Kak Deo.. Kakak ngapain disini?"Tanya Vania

"Buruan gak usah sok deket gitu deh. Ayo naik ke mobil. Gue disuruh buat jemput lo."Jawab Kak Deo dengar kasar.

"I..iya kak.. Ehiya ini bekal buat kakak. Vania tau kakak belum sarapan kan?"Ujar Vania

"Gak suka bawa bekel gue. Buruan masuk"bentaknya. Dan Vania pun mulai memasuki mobil kak Deo.

Vania dan kak Deo sama-sama diam. Keduanya dalam keadaan hening. Vania takut jika ia memulai pembicaraan unjung-ujung nya adalah dirinya yang kena makian oleh kak Deo. Lebih ia diam daripada membuat kak Deo tambah marah ataupun membenci dirinya. Tiba-tiba saja Mobil Kak Deo berhenti mendadak didepan suatu rumah.

Kak Deo keluar dari mobil dan menjemput seseorang. Seperti dugaan Vania, Kak Deo menjemput pacarnya yaitu Felly. Di dalam hati, Vania berharap kalau dia tidak akan diturunkan lagi ditengah jalan. Namun harapannya hancur, ia diturunkan begitu saja di tengah jalan.

"Ah bete banget sih! Udah seneng juga eh malah diturunin kayak gini. Males banget udah mau masuk lagi. Inimah alamat bakalan masuk telat. Tapi gak papa deh daripada bolos. Lagian kenapa sih Kak Deo selalu aja pilih Felly daripada gue. Gue kan juga cantik. Ahaha Kak Deo."Gumam Vania

****

Sesampainya disekolah, ia melihat kak Deo yang baru saja turun dari mobilnya bersama Felly. Vania sebenarnya tidak suka dengan Felly, tapi apa boleh buat, Kak Deo memilihnya dibandingkan dirinya. Kak Deo berpisah dengan Felly. Vania memanfaatkan untuk memberikan bekal yang sempat dibawanya.

"Kak Deo.. Tunggu kak"teriak Vania

"Mau apa lagi sih, lo?"

"Ini buat kaka. Aku yang buat sendiri. Di makan ya kak?"

"Ini? Apaan nih?"

"Nasi goreng kak. Enak kok kak. Kakak harus mencobanya"Sahut Vania

"Gue ga suka!"Bentak Kak Deo

"Kan kakak belum mencobanya"Kata Vania

"Gue gak suka ya gak suka"Bentak Kak Deo

"Tapi kakak coba dulu ya, nanti"

"Engga mau"

"Kak, cobain dulu ini enak kok"Kata Vania

"Sini mana bekalnya."

Brak!

Bekal yang sengaja dibuat oleh Vania dibuang begitu saja kelantai. Bayangkan saya, vania sudah rela bangun pagi-pagi sekali hanya untuk memasak itu semua. Sekarang usahanya sia-sia begitu saja. Kak Deo malah membuangnya ke tanah. Vania merasakan kecewa namun ia tidak putus asa.

"Kok dibuang kak?"Tanya Vania

"Kan gue udah bilang sama lo. Hubungan kita itu cuman ada didepan kedua orang tua kita aja. Jadi jangan sok perhatian sama sok care deh. Basi tau gak!"Bentak Kak Deo yang pergi begitu saja.

"Kak tapi kan..."

"Gue gaada masalah apa-apa ya sama lo. Sampai kapanpun kita ini cuman pura-pura aja. Paham. Dan inget kata-kta gue waktu itu. JANGAN PAKE PERASAAN!"Bentaknya Lagi

"Iya kak aku ngerti"

"Bagus deh. Nih lo bersiin tuh makanan lo! Lain kali kalo mau cari perhatian itu mikir. Jangan maen bikin aja. Lagian gak mempan itu semua"Bentaknya yang langsung meninggalkan Vania.

Vania kemudian memasuki kelasnya. Hari ini ia merasakan kecewa sekali. Bahkan ia tidak mood mengikuti pelajaran atau berbicara dengan siapapun. Rafa yang melihat Vania diam seperti itu berusaha untuk menghibur Vania.

"Van, lo kenapa? Kok diem aja"Tanya Rafa namun vania tidak menjawabnya.

"Vaniaa.. Ada apa dengan lo?"

"Tau ah, lagi unmood"Kata Vania

"Udah makan?"

"Belom. Lagi bete gue"

"Lo bawa bekel, Van?"Tanya Rafa

"Iya, gue yang masak sendiri"

"Wahh, gue boleh minta gak? Kayaknya enak deh"Balas Rafa

"Gak usah. Gak enak lagian tadi bekal yang satunya udah dibuang sama orang"singkat Vania

"Udahh gue cobaa aja dulu"kata Rafa.

Rafa mulai mencicipi makanan buatan Vania. Sepertinya ia sangat menyukai masakan Vania. Kemudian rafa tersenyum kepada Vania.

"Ini enak kali. Lo coba deh. Masakan lo itu enak. Vania"kata Rafa dengan tersenyum

"Masa? Kalo enak kenapa tadi dibuang?" Balas Vania

"Siapa yang buang masakan seenak ini?"

"Kak Deo"Balas Vania singkat

"Deo?"

"Iya. Padahal gue sengaja bangun pagi masakin ini buat dia. Tapi semuanya sia-sia"

"Yaudah jangan sedih dong, Van. Bekalnya gue makan ya?"

"Iya, Makan aja gakpapa"

****

Bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasa, ia berada di taman dan menghabiskan waktunya untuk memainkan kamera nya. Tiba-tiba saja Rafa datang dan duduk disampingnya.

"Udah jago kali lo. Ngapain juga masih latihan foto gitu? Gue saranin lo ikut aja ekskul gue"Ajak Rafa

"Kan gue udah bilang mau. Tapi gue gatau daftar kesiapa"balas Vania

"Gue kan ketua ekskulnya. Gimana sih. Okey lo gak usah pakai formulir lagi. Lo langsung diterima. Dan lo juga gak perlu untuk di test lagi."Kata Rafa

"Serius lo?"

"Iyalah. Dan jangan lupa sebentar lagi kita bakalan ngadain pelantikan. Lo harus ikut."

"Siap pak ketua Ahaha" Kata Vania

"Okey kalo gitu jangan lupa"

Please, hold on [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang