Tujuh Belas

4.1K 144 0
                                    

Tujuh belas

Tak terasa, Vania dan Desya sudah sampai didepan rumah Vania. Ia sudah membicarakan banyak hal sepanjang perjalanannya tadi. Vania keluar dari mobil Desya dan memasuki rumahnya. Ia tersenyum dan sempat berbicara sedikit dengan Desya.

"Mau mampir dulu gak, Des?"Tanya Vania

"Enggak ah. Gue balik aja"Kata Desya

"Yaudah hati-hati yaa" Kata Vania

"Eh iya, Van jangan lupa besok kita ke toko buku. Oke?"Ajaknya lagi

"Sip. Bisa diatur deh. Lo tenang aja ."Kata Vania

"Yaudah gue jalan dulu yaa"

"Eh, es bentar. Nanti fotonya gue kirimin ke lo ya. Foto lo sama Rafa tadi"Kata Vania

"Siap nanti jangan lupa kirimin deh. Haha kapan-kapan kita hang out bareng sama Rafa kali ya"Kata Desya dengan semangat.

"Yaudah, gue masuk dulu ya. Lo hati-hati"Kata Vania yang memasuki halaman rumahnya.

Vania menutup pintu gerbangnya dan melihat Desya sudah pergi jauh meninggalkan rumahnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya untuk memasuki rumahnya, dan Rafa sedang berdiri dihadapannya sekarang.

"Baru pulang?"Kata Rafa

"Iya. Ngapain lo disni?"Tanya Vania datar

"Gue mau .. Minta maaf sama lo" Ujar Rafa

"Aneh. Gue capek ah. Lo pulang aja, Raf"Kata Vania

"Van, gue tadi gak suka aja dipaksa "Kata Rafa

"Dipaksa gimana?"

"Gue gak suka dipaksa deket sama Desya itu"

"Emangnya kenapa, Raf? Kan cuman foto doangan"

"Iya gue gak suka, Van intinya"

"Yaudah gue salah. Gue minta maaf. Sekarang mau lo apa?"

"Ketempat tadi"

"Hah?!"

"Iya ketempat tadi"Kata Rafa

"Gila lo,Raf"

"Ikut gue, van"

"Gue capek banget, Van"

"Yaudah kalo gitu besok aja gimana?"Tanya Rafa

"Gue gak janji sama lo"Balas Vania

"Iya gakpapa, Van"

"Yaudah. Lo mau masuk atau enggak?"Ajak Vania

"Enggak deh"

"Yaudah hati-hati"singkat Vania.

****

Vania menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Ia kemudian terlelap hingga sore. Ia terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Vania pun segera bergegas ke meja makan untuk makan siang.

Tak lama kemudian, Vania mendengar suara ketuka pintu rumahnya. Ia pun tidak tega menyuruh Bi Inah yang tengah asik memasak. Akhirnya Vania yang berjalan ke depan untuk membukakan pintunya. Ia melihat seorang pria berada didepan pintu rumahnya dan masih menggunakan seragam sekolah.

"Kak Deo.."Lirih Vania

"Apa? Gak usah sok kaget gitu deh. Buruan ganti baju."Katanya dengan datar

"Mau ngapain kak?"

"Pake nanya cepetan deh!"Kata kak Deo dengan kasar

"Bentar ya kak, tungguin aku dulu"

"Aku? Gak usah sok imut deh lo! Buruan"bentaknya kembali.

Please, hold on [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang