Sonya berjalan sendirian di koridor-koridor kelas. Yah seperti biasanya ketika sonya mulai suntuk dengan suasana kelas ia lebih memilih untuk keluar kelas. Tak seberapa lama mata sonya terbuka lebar, langkahnya menjadi panjang menghampiri orang yang berada di parkiran sekolah.
"Berhenti! Apa yang kalian lakukan?"
Seorang laki-laki bertubuh kekar yang akan melayangkan pukulannya pun menghentikan niatnya. Menoleh ke arah sonya dan berkata "bukan urusanmu, jika kau ingin selamat pergilah"
"Diam" ucap sammuel "jangan berani kalian sentuh dia"
Sonya berkontak mata dengan sammuel sonya melihat sammuel menyuruhnya pergi tapi tidak mungkin bagi sonya untuk meninggalkan sammuel.
Sonya mengambil ponselnya "hallo, pak bandi ini saya lagi di parkiran ada 2 orang tak dikenal sedang mukulin siswa dari sma bimasakti" sonya terdiam sejenak melihat reaksi kedua orang itu yang geram "oh pak bandi mau kesini oke pak" sonya tersenyum lalu memasukkan lagi ponselnya ke dalam sakunya.
Dua orang itu terlihat kebingungan. Mereka langsung masuk mobil dan pergi dari sekolah ini.
"Sam ayo ke uks" ajak sonya
"Nggak perlu son gue nggakpapa"
"Apanya lo nggakpapa itu bibir lo berdarah"
Sammuel menyentuh luka dibibirnya sesekali ia meringis kesakitan. "Enggak gue nggakpapa lo tenang aja"
Sonya mengeluarkan sesuatu dari sakunya lagi ditemukannya handsaplast dan ditempelkan itu di luka sammuel.
"Kok lo sedia handsaplast segala?"
"Iya karena kevin" sonya terdiam sejenak " kevin kan sering berantem jadi gue selalu sediain handsaplast buat dia, tapi sekarang dia udah jarang berantem bagus sih heheh malah lo yang berantem, mereka siapa sam?"
Sammuel gelagapan dengan pertanyaan sonya "bukan siapa-siapa son"
"Lo sembunyiin sesuatu dari gue?"
Dan lagi-lagi dia melihat seragam sammuel yang bernamakan Rizal. "Dan kenapa lagi-lagi seragam lo namanya rizal?"
Sammuel terlalu misterius bagi sonya. Sammuel masih diam. Sonya tidak ingin memaksa tapi sebagai seorang sahabatnya sonya tidak ingin ada rahasia diantaranya.
"Kalau nggak mau cerita nggakpapa sam lo bukan sahabat gue lagi, karna sahabat itu nggak ada yang namanya rahasia" sonya beranjak dari tempat itu berniat pergi. Tangan sam menahan tangan sonya untuk tidak pergi.
"Son. Jangan tinggalin gue" sonya berbalik badan menunggu sammuel bercerita "gue dan rizal itu sahabatan dari kita kecil kayak lo dan kevin. Kita punya karakter bersebrangan. Rizal penurut sedangkan gue pembangkang. Rizal good boy dan gue bad boy. Rizal ramah sedangkan gue cuek. Rizal punya bokap seorang dokter dia selalu nuntut rizal menjadi seorang yang sempurna. Akhir-akhir semester ini nilai rizal turun dan itu cukup buat bokapnya marah besar. Rizal di rumah selalu disiksa dikunciin dalam kamar dia dituntut harus belajar, belajar dan belajar. Suatu saat rizal berada di titik puncak kejenuhannya dia depresi kayak orang linglung. Gue sebagai sahabatnya nggak bisa diem lihat itu, lalu gue bantu rizal kabur dari rumah dan rizal sampai sekarang tinggal di rumah gue" sammuel menghentikan sejenak ceritanya sedangkan sonya masih serius mendengarkannya.
"Setelah seminggu rizal kabur di rumah gue, sering banget 2 orang yang tadi lo lihat itu nyari-nyari rizal ke sekolah ini. Setiap ada 2 orang itu kita selalu bertukar seragam karena gue nggak bakal biarin rizal mati ditangan orang-orang itu, rizal nggak jago berantem setidaknya gue yang sering berantem masih bisa sedikit ngelawan. Jadi yang mereka tahu gue itu rizal, mereka minta rizal pulang ke rumah mohon-mohon ke papanya minta maaf. Dan gue nggak bakal biarin itu semua sebelum papa rizal sadar kesalahannya sendiri"
Sonya menggeleng-gelengkan kepalanya "sam lo nggak bisa kayak gini, lo yang bakal sakit"
"Kalau bukan gue siapa son? Gue sahabatnya nggak bakal biarin rizal tersiksa"
Sonya memeluk sammuel air matanya menetes sammuel merasakan itu "kok nangis?"
"Gue seneng punya sahabat kayak lo"
"Kalau seneng jangan nangis dong"
Sonya menghapus air matanya melepaskan pelukan itu.
"Dasar cengeng" sammuel mengacak halus rambut sonya.
"Rizal biarin lo begini?"
"Dia udah larang gue buat jadi dia tapi gue nggak bisa lakuin itu, gue nyoba sebaik mungkin gue nggak terluka biar dia nggak nyalahin dirinya sendiri"
Terjawab sudah pertanyaan sonya tentang kenapa sammuel dan rizal saling bertukar seragamnya..
"Tapi lo selamanya nggak bisa kayak gini sam"
"Cuma sampai bokap rizal sadar son"
"Nggak boleh gue nggak mau lihat lo kayak gini"
"Kenapa?"
"Gue sedih"
"Cieee sedihhhhhhh" goda sammuel kepada sonya
Sonya memukul sammuel "dasar lo udah buat gue sedih"
"Sakit son gue udah sakit malah lo pukul gimana sih?"
"Itu karna kesalahan lo yang udah bikin gue nangis"
Sammuel tersenyum lalu memeluk sonya "maafin gue"
Sonya mengeratkan pelukanya kepada sammuel.
"Jadi pak bandi kapan datang son?"
Sonya melepaskan pelukan itu begitu juga sammuel
"Pak bandi apaan gue tadi cuma bohongan, mereka bego sih percaya aja"
"Pinter juga ya itu otak"
"Ngeledek nih maksudnya?"
Sonya tersenyum begitu juga dengan sammuel.
Jangan lupa vote dan komentari ya 😁⭐️⭐️⭐️⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] RANK #44INTEENFICTION on 14 jan 2018 Sonya dan kevin adalah dua orang sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Kevin agaknya terlalu bersikap protektif kepada sonya hingga sonya merasa kevin memiliki perasaan yang lebih dari seoran...