Sonya merasa aneh ketika memasuki rumah di pintu depan sudah banyak koper-koper berjajaran. Siapa yang akan pergi tanyanya dalam hatinya. Ia melangkah masuk ke rumahnya dan mendapati kedua orang tuanya dan juga salah seorang pembantunya berdiri disana."Sonya, kamu darimana aja mama telfonin gak kamu angkat?" Ucap wanita itu yang sebenarnya dirindukan sonya setiap harinya, tapi kenapa baru hari ini muncul kalimat yang dirindu-rindukannya ketika perasaannya sudah mulai lelah dan dipenuhi kekecewaan.
"Aku cuma jalan keluar cari udara segar" jawab sonya.
Mama sonya berjalan mendekat ke arah sonya "sonya, mulai saat ini mama akan pindah tempat tinggal" ucap mamanya. Sejenak sonya menatap wanita diaampingnya itu dengan tatapan penuh tanya "iya mama gak tinggal disini, kamu mau pilih ikut mama atau tetap tinggal disini? Nanti kita pindah di apartemen mama, mama yakin kamu pasti suka" ucap mamanya, kemudian sonya mengalihkan pandangan kepada papanya dan bergantian menatap mamanya juga.
"Apakah kalian benar-benar akan berpisah?" Tanya sonya.
Papa sonya sudah merasa menjadi orang yang bodoh dalam membina rumah tangga yang bisa ia lakukan hanyalah menunduk dengan tangan yang ditelangkupkan di atas perutnya.
"Mama dan papa udah nggak cocok lagi, jadi buat apa dilanjutkan" ucap mama sonya. "Jadi gimana? Mau ikut mama?" Tanya mama sonya kembali dan merangkul pundak sonya.
Sonya sempat akan meneteskan air matanya tapi ia segera mengangkat kepalanya ke atas agar air mata itu tidak terjatuh. Kemudian ia melepaskan pelukan mamanya itu dan pergi menaiki tangga.
"Sonya son mau ikut mama kan?" Ucap mamanya agak berteriak karena kaget dengan keputusan sonya ia melangkah lagi akan menemui sonya tapi dihadang oleh papa sonya.
"Dia tahu sifat ibunya yang sebenarnya makannya dia pilih tinggal sama saya" ucap papa sonya.
"Nggak mungkin" ucap mama sonya
"Sudahlah kamu pergi saja, lebih enakkan kalau sonya gak sama kamu, kamu bisa tuh berduaan sama pacar kamu" ucap papa sonya
"Oh iya saya akan menghabiskan waktu saya dengan dia. Selamat tinggal" ucap mama sonya kemudian pergi membawa koper-kopernya dan dibantu oleh salah seorang supir. Papa sonya hanya bisa menatap langkah yang akan menjadi mantan istrinya itu semakin jauh. Kemudian ia berbalik menaiki tangga menuju kakar sonya. Ia mengetuk pintu itu tapi tak ada jawaban. Lalu membukanya tapi pintunya dikunci.
"Sonya papa tahu kamu sulit menerima ini tapi jangan berlarut dalam kesedihan" ucap papanya lalu pergi meninggalkan kamar sonya.
Keesokan harinya di meja makan hanya sonya dan papanya disana padahal biasanya ada mamanya. Sonya terlihat murung dan tidak bernafsu untuk makan, kemudian papanya menyadari itu.
"Apa kamu kangen mama kamu?" Tanya papa sonya tanpa jawaban dari sonya "kamu boleh menemuinya" ucap papanya kembali
"Enggak pa, sonya berangkat" ia beranjak dari duduknya kemudian berjalan menuju papanya dan mencium tangan papanya kemudian dibalas ciuman kening oleh papanya.
Sampai di sekolahnya sonya berjalan menuju kelasnya melewati pinggir lapangan. Tetap wajahnya datar pandangannya kosong seperti tubuhnya ada disini tapi jiwa dan pikirannya di tempat lain. Terlihat anak laki-laku sedang ramai bermain basket tapi keramaian itu tak mengusik perhatian sonya sama sekali. Kemudian sebuah bola basket terlempar keluar lapangan. Bola itu akan mengenai tubuh sonya namun sonya masih tetap berjalan tak memperhatikan ada bola yang terlempar. Dan ,,,,,,,,, untungnya sammuel dengan cepat menangkap bola yang tepat berjarak hanya 5 cm dari kepa sonya. Sonya masih berjalan seolah tak ada apapun yang terjadi membuat sammuel memandangnya dengan bertanya-tanya. Kemudian kevin datang mengambil bola dari tangan sammuel. Tanpa berbicara satu katapun sammuel pergi meninggalkan kevin dan mengejar sonya. Kevin berdiri melihat sonya dari kejauhan mulai merasa aneh. Apakah efek persahabatannya berimbas sejauh ini pada gadis itu tanyanya dalam pikirannya.
"VIN WOY cepetan bolanya mana" teriak teman-temannya yang berada di lapangan dan kevin pun juga ikut kembali ke lapangan.
Sonya bukannya berjalan ke arah kelasnya tapi malah menuju tangga dipojok belakang sekolah yang jarang dilewati siswa. Ia menyandarkan tubuhnya ke tembok dan memejamkan matanya disana.
Kemudian langkah kaki yang semakin dekat terdengar. "Lo kenapa sih suka banget tidur si sembarang tempat?" Ucap sammuel kemudian duduk di samping sonya.
"Jangan ganggu gue" ucap sonya yang masih memejamkan mata.
Kemudian sammuel mengambil ponselnya dan memutar musik rock keras-keras. Suara itu membuat sonya tidak nyaman dan cukup membuat telinga budek. Sammuel menggerakkan tangan, kepala dan kakinya sesuai alunan musik rocknya. Sonya menegakkan tubuhnya dari sandarannya
"SAM LO BISA MATIIN MUSIKNYA NGGAK?" Ucap sonya berteriak karena suara musik yang keras.
"APA GUE NGGAK DENGER SON" jawab sammuel juga dengan berteriak.
Sonya segera mengambil ponsel sammuel dan mematikan ponsel itu.
"Kok lo matiin sih?" Ucap sammuel.
Kemudian air mata sonya menetes. Sonya menangis dan menutupi mukanya.
"kok lo nangis? Kenapa? Apa gara-gara gue muter musik keras banget? Jangan nangis dong" ucap sammuel yang mulai panik dan air mata sonya semakin deras mengalir.
Sonya menggelengkan kepala. Kemudian bel berbunyi. Sonya menghapus air matanya. "Lo balik kelas aja sam" ucap sonya
"Lo juga" ucap sammuel
Sonya mengangguk lalu berjalan dahulu kemudian disusul sam di belakangnya dengan penuh tanya kenapa dan ada apa dengan sonya.
Sammuel masuk kelasnya lalu bertanya kepada wanita yang duduk tak jauh dari bangkunya.
"Rin, apa lo tahu kenapa cewek tiba-tiba nangis?" Tanya sammuel
"Biasanya sih berantem sama pacarnya" jawab ririn
"Belum punya pacar" jawab sammuel lagi
"Eee mungkin cowok yang disukai dia gak peka-peka" jawab ririn lagi.
"Ah sok tau lo" jawab sammuel
"Apa sih lo, gajelas" ucap ririn kemudian bermain ponselnya lagi.
"Fy lo tau kenapa cewek tiba-tiba nangis tanpa sebab?" Tanya sammuel kepada ify wanita yang duduk di depannya.
"Tumben lo bahas ginian" jawab wanita didepannya.
"Gak jadi" ucap sammuel cepat
"Oke wait wait, bisa aja karena putus, berantem sama pacar, pacar gak peka-peka, cinta bertepuk sebelah tangan, berantem sama sahabat, lagi-" jawab ify
"Udah-udah gue udah dapet jawabannya" jawab sammuel
"Siapa sih sam cewek beruntung itu?" Tanya ify
Sammuel membuang nafas lalu memasang earphone ditelinganya karena malas ditanya-tanya. Ify yang melihatnya dibuat kesal lalu berbalik badan.
Sammuel mulai membuka chatnya mengirim chat kepada sonya,
Son
Lo lagi ada masalah?
Eh enggak, lo lagi pelajaran kan?
Anak ipa pasti gurunya rajin masuk kelas kan?Sonya tidak membalas ataupun membaca pesan sammuel bahkan last seen chatnya 2 hari yang lalu.
Maaf baru update kemaren UAS jadi gabisa update.
Jangan lupa vote dan komentari ya. Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [COMPLETED]
Novela Juvenil[COMPLETED] RANK #44INTEENFICTION on 14 jan 2018 Sonya dan kevin adalah dua orang sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Kevin agaknya terlalu bersikap protektif kepada sonya hingga sonya merasa kevin memiliki perasaan yang lebih dari seoran...