Chapter 34

12.1K 550 13
                                    


Jam pulang sekolah sudah berbunyi. Sonya berjalan menuju mobilnya. Ia melihat sammuel berdiri di depan mobilnya dan menatap sonya lurus. Sonya merasa bersalah memperlakukan sammuel seperti ini, tapi harus. Sonya memalingkan muka dan berjalan cepat menuju pintu mobil. Meski gerkannya sudah cepat tapi tangan sammuel lebih cepat menahan tangan sonya.

"Seenggaknya lo kasih tau gue apa kesalahan gue"

Sonya menatap sammuel tapi tidak berniat menjawab. Mata sammuel terlihat serius dan sonya tidak bisa melihat itu terlalu lama dan ujung-ujungnya akan merasa bersalah.

"Mau lo lari dan menghindar kemanapun gue bakal kejar lo" ucap sammuel yang masih memandang kedua mata sonya dan tangannya masih menahan tangan sonya.

"Lo ikut gue" ucap sonya sambil menarik sammuel kemudian matanya melihat sekeliling memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Sonya berjalan ke arah belakang mobil dengan sammuel yang mengikuti di belakangnya. Saat ini mereka berdiri berhadapan masih saling diam.

"Sam maafin gue, gue nggak bisa temenan sama lo lagi"

"MAKSUD LO?" Ucap sammuel keras dan membuat sonya menundukkan kepala tidak ingin berkontak mata. "Sorry, gue kaget"

"Lo nggak ada salah, gue yang salah, demi persahabatan gue sama kevin, gue sebenernya gabisa milih lo atau kevin tapi kali ini maaf maafin gue"

Sammuel hanya diam memandang sonya. Sonya berniat melangkah pergi. Satu langkah sudah sonya lakukan. Kemudian langkahnya terhenti ketika sammuel berbicara.

"Lo terlalu buruk buat jadi seorang teman" ucap sammuel di belakang sonya "nilai lo 0"

Sonya sesekali menutup mata saat mendengar kata yang menyakitkan itu. Tapi itu yang terbaik, dengan sammuel membencinya maka beban di dalam diri sonya berkurang. Sonya meneruskan langkahnya lalu memasuki mobil meninggalkan sammuel yang masih berdiri ditempatnya. Ia menjalankan mobilnya dengan terus melihat sammuel dari kaca spion yang semakin lama semakin tidak terlihat.

"Dasar bodoh, lo ngapain masih berdiri di sana, pergi" ucap sonya sendiri dengan air mata yang keluar dari matanya.

-

"Kak Sam, ngapain lo berdiri sendirian disini?"

Sammuel tidak menjawab, fira menaik turunkan tangannya di depan wajah sammuel. Sammuel akhirnya bangun dari lamunannya.

"Lo ngomong apa?"

"Enggak, gue tanya ngapain lo disini?"

"Oh" sammuel melangkah pergi meninggalkan fira disana dengan wajah yang kesal dengan sikap dingin sammuel. Sammuel selalu dingin kepadanya tidak hanya fira tapi juga seluruh cewek-cewek pengagumnya kecuali sonya.

Reza membuka pintu mobilnya kemudian duduk di kursi pengemudi.

"AAAAAAA" teriak reza "huh lo ngagetin gue aja" mengatur nafasnya yang tidak teratur.

"Sorry kayaknya mobil lo di samping, ini mobil gue" ucap reza sedangkan sammuel masih duduk di kursi sebelah tanpa ekspresi.

"Za, kalau lo disuruh pilih temen, lo pilih siapa? gue atau kevin?" Ucap sammuel dengan pandangan ke depan tanpa sedikit pun menoleh kepada reza.

"Gak kalian berdua, tapi kalau di pikir-pikir sih kevin boleh juga soalnya dia kan pint-"

"Apa gue terlalu buruk buat jadi temen?"

"Iya, eh tapi bukan gitu maksud gue" melihat sammuel sudah keluar dari mobilnya, kemudian reza turun "SAM, bukan gitu maksud gue, seenggaknya lo rubah diri lo lebih baik biar bisa jadi temen yang baik" percuma saja reza berteriak karena sammuel tidak butuh jawaban lagi sammuel terus melangkah masuk ke dalam sekolah.

Rapuh [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang