Chapter 38

12.2K 547 8
                                    


Malam ini terasa sepi tanpa ada siapapun di rumah. Sonya duduk sendirian di balkon kamarnya memandang sekeliling rumah yang sepi. Perumahan ini memang dikenal milik pengusaha yang sering pulang pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri. Sonya sebenernya tidak suka sendirian tapi keadaan yang memaksanya untuk seorang diri. Bahkan rumah kanan kiri, sonya tidak mengenalnya ia merasa hanya memiliki 1 tetangga yakni keluarga kevin saja. Rumah di kiri rumah sonya katanya milik pengusaha stasiun tv yang terkenal dan memiliki seorang anak yang seumuran dengan sonya dan kevin tapi entah siapa sonya tidak pernah melihatnya mereka semua jarang sekali keluar rumah. Rumah di samping kanannya bahkan terlihat tidak perpenghuni, penghuninya sudah di luar negeri selama setahun ini. Hidup di perumahan mewah serasa hidup di hutan sendirian tanpa siapapun. Pandangan sonya kini beralih ke seberang sana, seorang laki-laki yang sebenarnya dirindukan tapi telah membuat sonya kecewa entah sejak berapa lama ia berdiri di balkon rumahnya dan menatap sonya lurus. Kemarahan di dalam diri sonya membuat sonya mengalihkan segera pandangannya agar pandangan itu tidak saling bertemu lagi.

Sonya mengalihkan pandangan lagi ke arah balkon dimana kevin berdiri tadi dan tidak menemukan kevin lagi disana. Sonya beranjak dari duduknya untuk masuk ke dalam kamarnya. Saat sonya berjalan tubuhnya membentur tubuh kekar seseorang yang berdiri di pintu. Sonya hampir kehilangan keseimbangan dan untungnya kevin menahannya hingga tubuh sonya tidak terjatuh.

"Punya mata tapi gak digunain, bego"

Sonya hanya diam, melepaskan setiap bagian tubuh kevin yang menyentuhnya untuk menjauh dari kevin. Sonya akan masuk sonya berjalan ke kiri kevin mengikuti dan tubuhnya menghalangi sonya begitu sebaliknya hingga sonya lelah dengan semua ini. Sonya hanya menghela nafas panjang dan menatap kevin lurus, lalu duduk lagi di tempat duduk balkon yang tadi diduduki.

Kevin mendekat ke sonya dan duduk di sebelahnya. Menarik tangan sonya yang lebam itu.

"Tangan lo gimana? Kita ke rumah sakit sekarang oke?"

Sonya menarik tangannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain berlawanan dari arah kevin duduk.

"Son gue besok terbang ke jerman sama bella buat olimpiade yang udah gue persiapin dari dulu"

Sonya sebenernya kaget, kenapa terlalu cepat pergi apalagi dalam kondisi mereka yang sedang bertengkar. Tapi sonya mencoba biasa saja karena kemarahan yang menguasai dirinya.

"Buat apa ngomong ke gue, pergi pergi aja"

"Segitu bencinya lo sama gue son?"

"Udah gue bilang gue nggak peduli sama lo, mau lo pergi sama bella, sama gina sama siapapun kemanapun gue nggak peduli, gue nggak peduli sama lo" ucap sonya sambil menarik kevin untuk keluar kamarnya lalu menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

Kevin mencoba mengetuk-ngetuk kamar sonya. "Son kalau lo merasa sendirian lo boleh sama sammuel"

Sonya membuka kamarnya dan matanya sudah berkaca-kaca "buat apa? Buat apa vin? Gue benci dia, gue benci lo dan gue benci semua orang"

Kevin menundukkan kepalanya. "Son tolong biarin gue pergi dengan tenang jangan kayak gini, biarin gue bawa lo ke rumah sakit dan tebus semua kesalahan gue"

"Lo tau lo salah tapi ada gak kata maaf dari mulut lo? Gue tanya sejak kejadian itu ada gak? Gue benci lo gue benci lo vin lo pergi aja, pergi" sonya menhentikan ucapannya "soal lo yang gak tenang pergi gampang vin lo gausah peduliin gue lagi karena gue udah benci sama lo dan satu lagi gue bisa sendirian gaperlu lo ataupun sammuel" setelah itu sonya menutup pintu kamarnya lagi.

Rapuh [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang