Chapter 30

12.1K 510 7
                                    



"Gue mau ngomong" ucap kevin dan berusaha membuat suasana menjadi lebih serius

"Daritadi kan lo ngomong" jawab sonya dengan mata yang mengamati sekeliling

"Gue serius"

"Yaudah ngomong aja, tapi kalau soal yang tadi pagi udah gue nggak mau ngomongin lagi terserah lo percaya gue apa enggak gue capek"

"Gue percaya sama lo son lo nggak bakal ngelakuin itu kalau bukan karena sammuel kan?"

Sonya mengarahkan pandangan yang tadinya lurus ke depan kini ke arah kevin. "Lo masih nggak percaya gue" sonya sedikit menahan air mata yang akan membasahi pipinya "lo masih mikir kalau gue sengaja nampar bella kan? Lo sahabat gue bukan sih vin?"

"Gue sahabat lo son tapi-"

"Buat apa lo ngaku sahabat gue kalau lo sendiri nggak percaya gue? Buat apa? Sahabat terbentuk atas dasar kepercayaan, sama kayak cinta" sonya menghapus sejenak air mata yang sedikit membasahi pipinya "sejak kapan? Sejak kapan kadar kepercayaan lo ke gue berkurang?"

"Sonya gue percaya sama lo, lo nggak mungkin ngelakuin ini kalau bukan karna sam"

Sonya membuka pintu mobil dan keluar dari mobil itu. Sonya keluar mobil menyaksikan tanah lapang yang luas dan tidak jauh sudah terlihat jalan raya. Sonya berjalan menuju jalan raya sudah ingin kembali ke sekolah.

"Sonya, son mau kemana?" Kevin keluar dari mobil dan mengejar sonya.

"SON LO LEBIH MILIH PERSAHABATAN KITA ATAU SAMMUEL?"

Langkah sonya terhenti. Sonya benar-benar lelah. Sonya berbalik badan melihat kevin dari jauh. Kemudian kevin berlari dan menghampiri sonya.

"Kenapa sih lo selalu belain sam? Apa gue kurang buat jadi temen lo? Atau lo suka sama sam?"

"Enggak" sonya reflek menjawab. Wajar saja bagaimanapun kalau kalian ditanya orang yang kalian cintai tentang perasaan kalian pasti kalian menjawabnya dengan baik bukan.

"Terus apa bagusnya sam?"

"Karna sam baik kev" jawab sonya

"Jangan panggil gue gitu gue nggak suka" kevin tau kalau sonya sudah memanggilnya dengan sebutan kev berarti sonya sedang sangat marah dengan dirinya. Sonya hanya diam tidak menanggapi kevin. "Apa gue nggak cukup baik buat lo? Gue harus lakuin apa biar gue jadi temen yang baik? Gue harus ngapain? Gue akan lakuin semuanya buat lo, bilang aja gue harus ngapain son? Kalau perlu saat ini juga gue lakuin buat lo, lo jangan diem aja, JAWAB"

Sonya memeluk kevin tanpa sepatah kata pun. Air mata sonya mengalir membasahi pipinya lagi. Kevin tampak kelelahan dengan kata yang diucapkan barusan dengan sekali nafas dan emosi. Tangan kevin bergerak melingkar di punggung sonya.

"Jangan ngomong gitu gue nggak suka" ucap sonya dengan suara seraknya karna tangisannya.

"Enggak, maafin gue udah buat lo nangis"

"Biarin gue nangis" sonya menangis dalam pelukan kevin. Kevin sadar mungkin dirinya terlalu membuat sonya sedih. Kevin mulai menyadari ucapannya akhir-akhir ini tampaknya sangat kasar kepada sonya bahkan mungkin menyakiti hatinya. Kevin tau sonya tidak akan mengatakan kalau dirinya sedih karena sonya bukan orang yang seperti itu. Mungkin ini sudah di puncak kesedihannya sonya, pertahanannya mungkin sudah ambruk.

Kevin sudah sangat lama memeluk dan menunggu sonya menangis. Ia sebenarnya tidak ingin sonya menangis tapi bagaimana lagi kevin sudah mengiyakan dan membiarkan sonya menangis.

Rapuh [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang