Chapter 43

12.5K 486 11
                                    


2 hari setelah sammuel dirawat di rumah sakit kini dirinya sudah mulai aktivitas sehari-harinya. Sammuel datang pagi hari ini untuk pertama kalinya lebih pagi karena dalam catatan guru kedisiplinan dari 1 semester kelas 12 hampir 70% ia terlambat. Ia duduk di bangkunya memainkan game miliknya. Kelas sudah ramai tanpa disadarinya kemudian seseorang masuk menuju tempat duduk di samping sam kemudian berpindah duduk di tempat lain. Sam tau itu tapi tak memandangnya sama sekali dan masa bodoh akan hal itu. Tak seberapa lama kegaduhan terjadi.

"Woy zal bangku gue tuh asal ambil aja sih lo" salah seorang siswa

"Lo bisa kan pindah cari tempat lain" ucap rizal

Siswa laki-laki itu melihat sekeliling mencari tempat yang kosong dan hanya satu tempat yang kosong dan tempat itu di sebelah pembuat onar di sekolah ini.

"Ah ogah pindah gak lo zal sekarang ini kan tempat gue"

"Yaudah lo duduk aja di sana" ucap rizal menunjuk bangku di samping sammuel dengan wajahnya.

"Tapi kan-"

"Udah gue juga gak bakal bunuh lo kalau lo duduk di samping gue" ucap sammuel tanpa memandang kegaduhan yang terjadi sambil fokus bermain gamenya. Akhirnya dengan terpaksa siswa itu duduk di sebelah sammuel. Menatap sammuel untuk petama kalinya lebih dekat. Karena selama ini ia menjaga jarak dari sammuel karena takut. Tatapan terus menerus itu disadari sammuel.

"Biasa aja dong lo, kayak gak pernah lihat orang ganteng aja lo, lo juga kan cowok ngeri gue"

"Ishhh" respon siswa laki-laki itu dengan perasaan yang legah sammuel tidak terlalu kaku juga.

-

Jam istirahat pun datang. Sammuel berjalan menyusuri lorong kemudian berpapasan dengan fira tak jauh di belakang fira juga terlihat rizal.

"Kak sammuel" ucap fira mendekati sammuel dan menghentikan langkah sammuel. Sammuel tidak meresponnya tapi langkahnya terhenti. Dan sosok rizal agak jauh memperhatikannya sammuel berpura-pura tidak mengetahui sosok rizal di sana.

"Kak ucapan gue kemaren gak main-main, gue suka gue sayang sama lo, gue harus gimana?"

Sammuel masih diam dan fira terus berbicara kemudian memegang tangan sam "apa yang harus gue lakuin agar lo bisa sayang juga sama gue? Lo jangan kayak gini dong, perasaan lo dulu sama kan kayak perasaan gue kenapa berubah?"

"Fir berkali-kali gue bilang dan plis ini terakhir kali, gue gak suka sama lo" ucap sammuel kemudian mengalihkan pandang dan melihat sonya baru datang agak di belakang rizal sedikit.

"Kenapa? Kenapa?"

"Gak bisa ya gak bisa lo paham kan? Jangan kayak gini, lo seperti gak punya harga diri aja, lupain gue" ucap sam terlalu kasar membuat air mata fira menetes, tapi ini satu-satunya cara agar rizal tau kalau tidak ada sedikitpun niat buat ngerebut fira darinya. Memang dulu sammuel menyukai fira dan tepat menolak fira saat mengetahui rizal juga menyukai fira. Walau saat itu perasaannya masih ada tapi demi persahabatan ia rela menghapus itu semua. Sammuel segera pergi berpapasan dengan rizal lalu menggandeng dan menarik tangan sonya. Fira membalikkan badan melihat sammuel pergi. Lalu berjalan ke rizal. Sonya mencoba menahan tubuhnya karena melihat fira menangis tapi genggaman sam terlalu kuat. "Sam, ada apa? Fira nangis itu" ucap sonya sepanjang jalan tapi tak digubris. Sammuel dan sonya masih belum jauh samar-samar sammuel mendengar fira mengatakan sesuatu kepada rizal.

"Ini pasti semua gara-gara lo, lo yang buat sammuel kayak gini, lo hapus kebahagiaan gue zal, sammuel dulu pernah suka gue, tapi dia nolak gue dan itu cuma buat lo, kenapa sih lo punya perasaan itu ke gue? Kenapa bukan lo aja yang ngerelain perasaan lo buat kebahagiaan sahabat lo? Dan lo lihat itu? Dia sama cewek lain, lo tau gimana perasaan gue? Sakit zal lo tau kan?" Ucap fira sambil menangis. Rizal hanya diam melihat itu. "Enggak, enggak gue yakin dia masih simpan perasaan itu, dan dia sama sonya cuma pengorbanan aja soalnya dia nggak mau lo jadi sedih, karena lo juga suka sama cewek yang sama, iya gue yakin itu"

Rapuh [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang