Rapuh [COMPLETED]

Chapter 44

Setelah kepulangan kevin dan bella dari jerman dan berhasil meraih juara membuat sekolah mereka merasa bangga. Tidak hanya sekolah yang punya keuntungan, fans kevin kini bertambah banyak. Wanita-wanita di sekolah ini terus-terusan mengejarnya bahkan tidak peduli dengan status kevin yang sudah menjadi pacar bella. Bahkan sonya yang jalan berdampingan pun disingkirkan oleh wanita-wanita yang menyebut dirinya sebagai "ceweknya kevin". Sonya akhirnya lebih memilih menjauh dan berjalan sendiri ke kelas. Kemudian seseorang menghalangi langkah sonya membuat sonya berhenti tepat dihadapannya. Fira menarik tangan sonya sambil berkata "lo ikut gue" sonya merasa genggaman itu terlalu kuat ia mencoba melepaskan dan fira semakin menggenggam tangan itu.  "Fir lo apa-apaan sih? Lepasin gue" fira tidak menjawab dan semakin menarik sonya agar cepat berjalan mengikuti kemana yang fira mau. Di jalan berpapasan dengan gina. "Eh eh eh adek kelas lo bawah sonya kemana?" Ucap gina penasaran. Fira seolah tidak peduli lagi dengan gina walau dia geng tersadis terapa, ia benar-benar sudah dikuasai kemarahannya. Gina bersama temannya pun mengikuti kemana fira membawa sonya sambil berkata sepanjang jalan "adek kelas kurang aja emang" kemudian disahut teman yang lainnya "iya emang harus diberi pelajaran" gina menyambung lagi "awas aja setelah ini" ucapnya sambil jalan kaki hingga mereka sampai di lapangan basket dan fira berhenti tepat di pinggir lapangan itu. Sonya  mencoba melepaskan tangannya tapi fira menggenggam kuat. Terlihat beberapa anak laki-laki sedang bermain basket dan di seberang sana ramai dengan wanita-wanita pengagum kevin dan juga kevin yang dikerumuni.

"Gin kevin tuh gin" ucap salah seorang temannya. Sontak gina melotot melihatnya. Tapi kemudian pandangannya mengalih ke sonya.

"KAK SAM" teriak fira membuat semua orang yang sedang bermain basket berhenti dan menatap ke arah suara. Termasuk rizal yang duduk di depan teras kelas yang dekat lapangan basket melihat fira langsung mendekat ke lapangan. Sammuel yang melihat sonya langsung berlari ke pinggir lapangan. Belum juga sammuel sampai fira sudah melangkah agak maju hingga berhadapan dengan sammuel.

Kemudian terlihat bella, feby, vanya, dan gista lari mendekat ke fira berdiri. "Fir fir jangan bodoh plis" ucap feby. Tapi fira sudah dikuasai kemarahan yang tidak mungkin bisa ia membedakan baik atau buruk, rugi atau untung, apa yang ada dipikirannya itulah yang ia lakukan.

"Jadi cewek ini yang buat lo gabisa sama gue?"

"Fir lo apaan sih?" Ucap sonya yang mencoba melepaskan tangannya. Kini semua orang menatap mereka bertiga yang menjadi pusat perhatian termasuk kevin.

"OKE KALIAN SEMUA DISINI KALAU KALIAN DISURUH PILIH KALIAN PILIH MANA GUE YANG PINTER, CANTIK, AKTIF OSIS, SUKA MENOLONG ATAU SONYA YANG ANSOS CUEK BARU BARU INI HAMPIR BUNUH GINA? PILIH MANA GUE APA DIA?" Teriak fira bertanya, semua orang terdiam tidak ada yang menjawab.

"Eh eh eh adek kelas kurang ajar tuh maun sebut nama gue gak pake kak harus dikasih pelajaran nih" ucap gina lalu akan melangkah dan dihentikan temannya "gin gin nanti aja jangan ikut campur dulu tar lo kena masalah lagi"

"Eh lo apaan sih" ucap sammuel dan fira tidak menghiraukannya.

"FIRA ATAU SONYA" tanya fira lagi.

"FIRAAAAAA" semua orang menjawab fira

"Ya jelas gue pilih fira udah cantik dia pinter juga" ucap seorang siswa laki-laki. Kemudian disaut suara yang lain "sonya apaan cantik sih cantik tapi ansos judes cuek sombong ihhhh ogah"

"Lo bodoh kak lo lihat kan mereka semua? Kurang apa lagi? Gue cinta sama lo kak"

Jelas membuat sonya tertunduk dan semakin malu sebenernya dia tidak peduli dengan orang lain tapi apa salahnya fira membencinya seperti ini. Sammuel tidak diam dia menarik tangan fira dan melepaskan tangan sonya dari cengkraman tangan fira. Kini sammuel menggenggam tangan sonya menatap mata sonya lurus.