Chapter 29

12K 499 8
                                    


Bella terlihat kesakitan, tangannya memegangi pipi yang ditampar sonya.

"Bella, bel gue,,.. gue nggak sengaja nampar lo"

Bella masih terdiam memandang sonya seperti kebingungan.

"bel gue minta maaf" sonya khawatir dengan bella. Sonya mendekat kemudian di hadang kevin yang datang tiba-tiba.

"Stop, tetap di tempat lo" ucap kevin. Sonya berdiri tepat di depan kevin yang tadi menghadangnya.

"Kevin gue nggak maksud nampar bella, plis nggak seperti ini seharusnya"

"Son ada apa dengan lo? Kenapa lo jadi gini?"

"Maksud lo?"

Kevin mengangkat wajahnya ke atas menaruh kedua tangannya di pinggang lelah dengan kejadian-kejadian akhir-akhir ini.

"Vin gue nggak maksud nampar bella, gue tadinya mau nampar gina karena dia udah ngatain gue yang-"

"Lo jangan banyak alasan, mana gina? Gaada gina di sini son"

Sonya melihat sekitar memang gina tidak ada, pasti gina sudah pergi.

"Son kok lo tega sih nampar bella, padahal lo udah dianggep temen sama bella" ucap fira di samping bella.

"Fir kok lo bohong sih? Lo lihat sendiri di sini tadi ada gina, lo tau gue berantem sama gina, ya kan sam? Lo lihat itu kan?"

"Son cukup" kevin berbalik badan menggandeng bella untuk meninggalkan tempat itu. Kemudian sammuel menahan langkah kevin.

"Vin tadi gina di sini, sonya nggak maksud nampar bella, bella tadi tiba-tiba aja muncul di belakang gina, gina menghindar dan bella tepat di belakang gina, harusnya lo percaya sonya"

"Maksudnya? kak sammuel nyalahin gue?" Ucap bella

"Udah gue nggak mau denger alasan apapun, yang namanya kekerasan fisik lo benci kan son? Lalu kenapa lo lakuin ini?" Ucap kevin tanpa memandang sonya sedikitpun. Kevin meneruskan langkahnya lagi.

"Vin SIAPA YANG NGGAK MARAH JIKA DIKATAIN PEMBUNUH?" ucap sammuel teriak dan kevin seolah sudah menutup telinga rapat-rapat tidak ingin mendengar semua itu.

"VIN GUE YAKIN LO JUGA BAKAL ABISIN PELAKUNYA KALAU LO DI POSISI SONYA KAN?" Sammuel berteriak

"Sam udah-udah gak perlu teriak, percuma" lalu sonya berjongkok menutupi mukanya dengan kedua lengan tangan di atas lututnya.

"Tapi kan son? Dia udah keterlaluan sama-" sammuel berbalik badan ketika mendengar suara tangisan.

"Dia udah nggak percaya gue lagi sam, akhirnya yang gue takutin sekarang terjadi sama gue"

"Di sini gue percaya sama lo, gue selalu dukung lo" sammuel ikut berjongkok di depan sonya.

"Dia orang yang paling gue percaya sam, gue percaya dia akan selalu percaya gue. Dan sekarang, sekarang dia marah sama gue huhuhuhu" sonya terduduk dari jongkoknya.

Sammuel dengan cepat memeluk sonya. Mengelus halus rambut sonya dari atas ke bawah.

"Sam lo selalu percaya gue kan? Lo jangan pernah pergi, jangan buat gue sendirian"

"Gue janji, lo jangan nangis plis"

Sonya melepaskan pelukan itu lalu menghapus air matanya. Kemudian tersenyum seperti orang yang polos.

"Huuuu dasar cengeng" sammuel mengacak rambut sonya.

"Sammmm!!!!! Jangan berantakin rambut gue" membenarkan rambutnya yang acak-acakan.

Rapuh [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang