Chapter 37

11.8K 495 7
                                    


Setelah sonya pikir-pikir, sonya terlalu gampang percaya sama gina. Seperti yang ia tau gina emang pembuat onar jadi susah buat dipercaya gitu aja dan bodohnya lagi segitu mudahnya sonya percaya itu. Sonya kini berjalan menuju uks dengan niat menemui bella untuk meminta maaf dengan kejadian tadi.

Sonya membuka pelan pintu uks lalu masuk, kondisinya sepi tidak ada petugas mungkin lagi ke toilet. Sonya menyusuri uks mencari dimana bella berada. Dan ya tepat disaat sonya berhenti bella sedang menatapnya. Bella menatapnya dan satu lagi pria itu memeluk bella. Sonya masih berdiri di tempat dengan muka yang memandang ke depan. Pria itu melepaskan pelukannya lalu membalikkan badan mencari tahu apa yang sebenarnya bella lihat. Dengan mantap sonya berjalan mendekat tapi pria itu juga berjalan ke arah sonya. Pria itu menggenggam erat tangan sonya mencoba menariknya untuk menjauh.

"Vin lepasin, tangan gue sakit" sonya meronta kesakitan tapi kevin masih menariknya secara paksa.

"Vin gue kesini mau minta maaf ke bella, gue tau gue tadi salah" ucap sonya mencoba membuat kevin mengerti tapi kevin malah semakin mengeratkan cengkramannya.

"Aaaaauuuuu, vin sakitt lepasin gue" sonya memegang tangan yang dicengkram erat oleh kevin.

Tetap kevin tidak melepasnya. "Lebih sakit mana bella yang udah berkali-kali ditampar?" Ucap kevin dengan nada marah dan tatapan yang taham.

"Gue nggak nampar bella"

"Tapi lo diem aja son"

"Iya gue tau gue salah gue minta maaf"

"Udah berapa kali sih lo minta maaf? Ujung-ujungnya lo juga lakuin hal yang sama kan?"

"Kok lo ngomong gitu?"

"Lo emang udah berubah, gue kecewa sama lo"

Sonya sudah meneteskan air mata, sakit yang tadinya masih ditangannya kini bertambah di hatinya.

"Lo jahat vin, lepasin gue" sonya menggigit kuat tangan kevin agar tangan yang mencengkram erat tangan sonya terlepas. Kevin meringis kesakitan dan tangannya melepaskan tangan sonya.

Sonya melihat tangannya yang sudah agak membiru. Sonya meniupi tangan yang membiru itu. Kevin sedikit meliriknya tapi sonya segera berlari keluar. Sonya berjalan menjauh tangannya terasa sangat sakit. Kebetulan ditengah jalan berpapasan dengan sammuel. Sammuel melihat sonya tengan tangan yang agak membiru yang sudah dominan merah terlihat sekali kalau itu luka lebam. Sammuel menahan sonya yang menangis mengangkat tangan yang lebam itu.

"Tangan lo kenapa?"

Sonya mengusap air matanya "apa peduli lo sam? Apa?" Sonya mengatakan dengan air mata yang masih terus mengalir lalu pergi meninggalkan sammuel. Sammuel masih berdiri di tempat menendang apapun yang bisa ditendang. Kemudian berbalik arah mengejar sonya.

Sammuel mengikuti setiap langkah sonya walau agak jauh. Sampai di suatu tempat yang sepi di taman belakang sekolah sonya duduk sendiri di sana sambil menangis memeganggi tangannya. Melihat itu sammuel pergi.

Tak seberapa lama sammuel kembali dengan membawa es batu menghampiri sonya. Tanpa basa-basi sammuel mengangkat tangan sonya untuk diobati. Sonya terkejut dengan kedatangan sammuel itu. Sonya menyingkirkan tangannya yang rasanya agak perih. Sammuel menarik tangan itu lagi.

"Biar lo nggak sakit"

Sonya menarik lagi tangannya. "Munafik, lo sebenernya benci kan sama gue yang udah jahat sama lo"

Sammuel tidak peduli dengan ucapan sonya dan masih mengobati tangan sonya dengan es batu.

"Sam gue yang pergi atau lo yang pergi?"

Rapuh [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang