Sonya beranjak dari tempat tidurnya, melangkahkan kaki mendekati balkon luar kamarnya, kakinya akan melangkah keluar pintu, dengan cepat ia menggembalikan kakinya yang sudah sempat muncul keluar dan tubuhnya kini bersembunyi di balik pintu. Ia melihat seseorang di bawah sana menatap ke arah kamarnya sonya berharap kevin tidak melihatnya tadi. Sonya menolehkan kepalanya melihat kevin yang sudah akan masuk mobil. Kemudian ponselnya berdering, segeralah sonya mengambilnya dan melihat siapa yang membuat panggilan telpon sepagi ini. Dan ternyata nama kevin yang muncul di layar itu. Entahlah sekarang sonya bingung antara mengangkat panggilan itu atau tidak. Sampai panggilan itu sudah masuk sebanyak 5 kali sonya masih berpikir untuk mengangkatnya atau tidak.Kini kevin, mama dan papanya berada di satu mobil mereka menuju bandara untuk mengantar kepergian kevin.
"Telpon siapa sih vin sampe berkali-kali?" Tanya mama kevin
"Sonya"
"Eh iya sonya tumben gak keliatan sama sekali padahal kalian kan berdua mulu kemana-mana" ucap papa kevin
Kevin tidak ingin menjawab tapi jujur dirinya menginginkan sonya berada bersamanya sekarang.
"Pasti lagi berantem nih pa" ucap mama kevin "iya kan? Ngaku aja deh"
"Jangan bahas itu lah ma, pada kepo"
Hingga mereka sampai di bandara, kevin masih serius mengecek ponselnya berharap paling tidak ada pesan dari sonya untuknya tapi tidak ada. Dari arah lain wanita itu datang berjalan cepat kepada kevin. Bella datang dengan senyum yang sejak tadi terukir di wajahnya.
"Hai kak kevin"
Kevin hanya mengangguk saja lalu pandangannya kembali pada ponselnya. Bella mencium satu persatu punggung tangan dari orang tua kevin.
"Temen teamnya kevin?" Tanya papa kevin
"Iya om bener" sambil tersenyum lebar.
-
Sonya saat ini sedang berpikir kembali apakah benar yang dilakukannya ini. Sejak kapan dirinya menjadi seperti anak kecil yang ngambekkan. Sonya melihat jam dindingnya kemudian pergi ke kamar mandi sekedar membasuh mukanya mengambil jaketnya dan pergi dengan mobilnya. Dijalan sonya pun terburu-buru hingga ponsel yang sudah berbunyi berkali-kali dihiraukan begitu saja. Jam 8 dan kurang 30 menut lagi pesawat kevin terbang. Tidak bisakah waktu berhenti sejenak untuk hari ini saja. Sonya mengemudikan mobilnya cepat memilih jalan yang tidak kena macet.
Sudah setengah jalan menuju bandara sonya lewati. Dan kini ia terhenti karena lampu merah itu menyala. Sonya punya sedikit waktu untuk mengecek ponselnya. Banyak sekali panggilan dari kevin. Sonya akan menelfon kevin tapi kevin sudah membuat panggilan dulu.
"Hallo son, syukur lo udah bangun, gue pamit mau pergi"
"Gue dijalan mau nyusul lo"
"Kurang 15 menit lagi gue pergi, lo dimana?"
"Udah setengah jalan lo tunggu gue"
"Makasih son"
"Gue tutup udah hijau lampunya"
Sonya memutus panggilan itu kemudian mengemudikan lagi mobilnya.
-
Kevin sekarang tersenyum-senyum sendiri, ekspresinya berubah yang tadinya ditekuk mulu sekarang sudah berekspresi lagi. Idak lama pak dani datang, salah seorang guru yang akan mendampinginya olimpiade.
"Kalian sudah siap?"
"Sudah dong pak" ucap bella
"Kurang 13 menit lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] RANK #44INTEENFICTION on 14 jan 2018 Sonya dan kevin adalah dua orang sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Kevin agaknya terlalu bersikap protektif kepada sonya hingga sonya merasa kevin memiliki perasaan yang lebih dari seoran...