7 - kosong

21 14 1
                                    

Tama mengedarkan tatapannya keseluruh penjuru sekolah dari lantai dua untuk mencari keberadaan Kayla.

Tama mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Kayla tapi Kayla tidak kunjung mengangkatnya, sampai akhirnya ia melihat sosok yg ia cari dari tadi tengah berjalan dikoridor sekolah menuju gerbang.

Tidak mau kehilangan jejaknya lagi. Dengan cepat Tama berlari menuruni tangga untuk mengejar Kayla.

"Kay"panggil Tama namun Kayla masih tetap berjalan dengan santai,  hingga Tama berhasil menggapai tangan Kayla dan menariknya sedikit  kasar sampai membuat tubuh Kayla berputar dan hampir terjatuh kalau saja Tama tak menangkapnya.

Semua siswi yg ada didekat mereka, menatap Tama dan Kayla dengan terpukau. Seakan Tama dan Kayla sudah melakukan atraksi yg memukau.

Tama dan Kayla diam terpaku ditempatnya, mata mereka berdua saling menatap satu sama lain.

Degg!!

Jantung Tama berdegup lebih cepat dari biasanya. Kayla mengedipkan matanya 3 kali sampai akhirnya ia tersadar sepenuhnya dan memperbaiki posisinya.

"Ss.. Sorry"ucap Kayla gugup. Tama menggaruk tengkuknya yg tak gatal. "Gua yg minta maaf karna soal tadi dan barusan"ucap Tama melembut.

Kayla mengangguk. "Ada apa?"tanya Kayla langsung to the point. "Lo marah sama gua?"ucap Tama berbalik tanya.

"Kenapa gua harus marah"jawab Kayla tersenyum tipis. Tama mengalihkan tatapannya, baru kali ini ia salah tingkah didepan Kayla. Hei, Ada apa dengannya?

Kayla mengerutkan keningnya ketika Tama mengalihkan tatapannya pada dirinya. "Ada apa, Tam?"tanya Kayla.

Tama kembali menatap Kayla sambil tersenyum. "Gak apa-apa"jawab Tama. Kayla mendengus kesal dan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Jujur sama gua, lo kenapa? Gua rasa lo manggil gua trus narik tangan gua kayak tadi, kayaknya penting" ucap Kayla bersedekap dada.

Tama tersenyum senang. "Oh. Jadi tadi lo denger gua manggil lo"ucap Tama. Kayla terdiam. "Oho. Jadi lo sengaja ngehindar dari gua"kata Tama.

Kayla menatap datar Tama. "Kebiasaan amat sih lo Tam. Iya gua akuin gua tadi emang denger. Tapi, Ini ada tapinya loh"ucap Kayla menjedanya.

Tama menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"tanya Tama. "Gua ragu, yg manggil gua itu manusia atau setan, haha"ucap Kayla sambil tertawa dan berlari.

Semua orang menatap Kayla terkejut, tidak biasanya cewek itu tertawa lebar seperti sekarang. Tama terkekeh kemudian mengejar Kayla yg hampir jauh dari tatapannya.

'Entah apa yg terjadi sama lo. Gua rasa lo berubah saat ini' ucap Tama dalam hati masih tetap mengejar Kayla. "Ketangkep sama gua. Abis lo, Kay!"pekik Tama.

*******

Fina menatap bunga-bunga yg ada disekelilingnya, lebih tepatnya taman rumah sakit. "Fin. Mama mau pulang bentar kamu sama suster dulu ya"ucap sang Mama.

Fina tersenyum dan mengangguk. "Iya, Ma" jawab Fina menatap kepergian sang Mama. Setelah lenyap dari pandangannya, Fina menghembuskan nafasnya dengan lemah. "Hhh.. Gua pengen ketemu Kayla. Udah hampir 3 tahun gua gak liat muka dia"ucap Fina pelan sambil tersenyum.

"Mba Fina sudah waktunya untuk kemo"ucap suster pribadi Fina, Hana. Fina menatapnya dan mengangguk. "Kapan aku bisa bebas dari kemo"tanya Fina membuat suster Hana diam.

Fina terkekeh melihat reaksi suster itu. "Aku becanda. Aku udah tau jawaban dari pertanyaan aku sendiri"kata Fina lagi dan berhasil membuat suster Hana tersenyum dan membantu Fina berdiri.

Waiting! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang