21. KOMA

17 6 0
                                    

Kedua orang tua Kayla dan Daniel sudah ada di Rumah sakit, sama seperti mereka semua. Orang tua Kayla dan Daniel terlihat Shock karna kejadian yg menimpa Kayla.

Bahkan Mama Ami sedari tadi menangis dalam pelukkan anak lelakinya, sedangkan Papa Kayla dengan setia berdiri didepan Ruang UGD dengan perasaan yg campur aduk.

Bima berdiri disamping Papa Kayla berdiri. "Kayla anak yg kuat kok, Om"ucap Bima menggenggam pundak Papa Kayla. Papa Kayla hanya diam sembari menatap pintu UGD yg seakan tidak mau terbuka.

Namun setelah 15 menit kemudian Dokter Haris keluar dari Ruangan yg tidak pernah mereka harapkan ada seseorang masuk kedalamnya.

Papa Kayla langsung menghampiri Dokter Haris yg menangani Kayla. "Gimana? Apa anakku baik-baik saja?" tanya Papa Kayla panik.

Semua berdiri mengelilingi Dokter Haris. "Terjadi keretak dikepalanya karna benturan yg cukup kuat, tapi itu tidak mempengaruhi ingatannya ataupun lainnya" jelas Dokter Haris menjeda.

"Seluruh badan dan organ dalamnya tidak ada yg rusak satupun, hanya patah tulang dileher dan kakinya dan itu ringan" jelas Dokter Haris.

Papa Kayla menghembuskan nafasnya legah. "Apa kami boleh menemuinya sekarang?" tanya Papa Kayla kemudian dianggukki oleh mama Ami.

"Boleh saja, tapi maaf sebelumnya. Karna kondisi tubuh yg cukup lemah, kami tidak bisa memastikan bahwa pasien akan cepat sadar"

Papa kayla menggeleng kuat. "Apa yg membuatnya tidak bisa sadar dengan cepat?"

"Dari hasil lab semua baik-baik saja, dan apabil..."

"Dokter detak jantung pasien melemah tiba-tiba" panggil salah satu suster dengan panik.

"Maaf saya tinggal kembali" ucap Dokter Haris dan langsung berjalan cepat memasuki Ruangan yg baru beberapa menit ia masuki.

Semuanya kembali merasa lemas saat pernyataan yg diberikan Dokter masih simpang siur.

******

Tama terduduk dibangku tunggu depan ruang UGD, sesekali ia menghembuskan nafasnya. 'Seharusnya gua gak ngelakuin itu sama lo Kay'kata Tama dalam hatinya.

Tama mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal membuat semuanya menatap Tama sesaat.

Yoga menepuk pundak Tama dari samping. "Dia cewek kuat, Tam. Lo tenang aja" ucap Yoga yg mulai bersikap biasa.

Tama menundukkan kepalanya dengan tangan sebagai penyangga kepalanya. "Kalo bukan karna gua, dia gak bakalan kayak gini" ucap Tama sedikit bergetar.

Viola dan Yoga menghembuskan nafasnya. "Gua tau lo suka sama Kayla udah lama, gua udah puas ngingetin lo. Kalo lo cuma terobsesi sama Fina, tapi lo gak pernah mau ngedengerin gua" oceh Yoga.

Tama merasakan hatinya sangat sakit saat Yoga membicarakan tentang perasaannya.

"Abis ini! Tolong jangan kecewain dia!" ucap Viola yg entah sejak kapan sudah jongkok dihadapannya sembari memegang lengan Tama.

Tama menegakkan tubuhnya. "Gua gak ada niatan buat nyakitin dia, gua cuma pingin buktiin kalo perasaan gua sama Fina bohong atau enggak" jelas Tama.

Krekk..

Dokter Haris kembali keluar dari ruangan dan papa Kayla langsung menghampirinya. "Bagaimana dok?"

Dokter Haris terdiam sembari menatap lekat mereka semua. "Pasien KOMA". Jawab Dokter Haris.

Bagaikan disambar petir, Mamah Ami langsung menangis menjerit didalam pelukkan Kak Daniel, sedangkan yg lainnya merasa lemas karna pernyataan Dokter Haris.

Papa Kayla langsung memutar tubuhnya dan berlari masuk kedalam Ruangan UGD.

Dokter Haris terdiam sejenak. "Hanya untuk 3 orang, setelah pasien dipindahkan keruang inap vvip" kata Dokter Haris kemudian masuk kedalam ruangan itu lagi.

******

Papa Kayla menatap tubuh putrinya yg terlihat lemah. Bunyi alat pendeteksi detak jantung terdengar dengan nyaring ditelinganya.

"Kamu lihat Mama, untuk yg kesekian kalinya dia nangis cuma buat kamu, Kay. Papa tau Papa dan Mama salah sama kamu? Tapi Papa mohon jangan Hukum Papa dan Mama dengan cara kayak gini, Kayla" ucap Papa Kayla sambil menangis.

Tangannya terulur untuk menyentuh tangan sang anak. "Papa kangen kamu sayang, kamu ingat 3 hari lagi kamu akan bertambah umur dan Papa gak lupa dengan itu, Kay. Papa udah siapin semua kado untuk kamu"ucap Papa Kayla sambil menangis.

Papa kayla mencium tangan sang anak. "Papa akan selalu ada untuk kamu, Papa janji gak akan ninggalin kamu kayak kemarin-kemarin asal kamu bangun, Kay" ucap Papanya sembari menangis.

Dokter Haris prihatin dengan keadaan temannya itu kemudian melangkah mendekatinya.

"Kita lihat perkembangannya selama 3 hari ini, jika lebih dari itu. Kami tidak tau akan melakukan apa lagi selain menunggu" ucap Dokter Haris membuat Papa Kayla semakin erat menggenggam tangan Kayla.

"Kami akan memindahkannya keruang rawat inap" ucap Dokter Haris membantu Papa Kayla untuk berdiri.

"Kamu akan bangun kan? Papa akan selalu nunggu kamu, Kay" ucap Papa Kayla kemudian berjalan beriringan dengan suster yg mendorong Crank Kayla.

******

Tama mendekati Crank Kayla dan menatapnya dengan sedih. "Lo marah sama gua kan Kay?! Marah aja gak papa! Gua egois ya! Harusnya gua gak ngelakuin hal itu!" Ucap Tama menahan tangisnya.

Sedangkan yg lainnya hanya menatap Tama dan mendengarkan ucapannya.

"Lo marah kan sama gua mangkannya lo kayak gini! Lo mau marah silahkan kay, asal jangan bikin gua kayak orang gila gini! Kalo lo marah sama gua, lo boleh pukul gua, lo boleh apain gua terserah. Asal lo buka mata lo dan bibir lo ngomong sama gua" ucap Tama gemetaran.

"Panggil gua Tama! Omelin gua karna gua selalu nyariin Fina tanpa mikirin perasaan lo! Marahin gua Kay!" Ucap Tama yg mulai histeris.

"Buka mata lo Kay! Buka! Gua kangen sikap angkuh, sombong, dingin, datar atau apapun itu kay! Gua kangen semua itu" Kata Tama yg akhirnya pun menangis sembari menciumi tangan Kayla.

Daniel bangkit dari duduknya dan menghampiri Tama. "Penyesalan memang datengnya terakhir Tam" ucap Daniel menjeda ucapannya.

"Dia gak suka sama yg namanya nunggu, tapi lo orang yg spesial dihidup dia. Sampe dia rela nunggu orang tolol yg gak pernah peka sama perasaan dia" Lanjut Daniel.

Daniel menepuk pundak Tama. "Mungkin ini waktunya lo sadar sama perasaan lo sendiri Tam, Sekarang lo harus rasain apa yg dirasain Kayla waktu nunggu lo" ucap Daniel kemudian melongos pergi dari ruangan Kayla.

Tama menatap wajah pucat Kayla. "Gua sadar, Kay" ucap Tama kemudian bangkit untuk mencium kening Kayla.

"I Love You"

*********
Tbc!

Waiting! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang