♡ enam : zowy ♡
tahun lalu, hari selasa, pada saat jam istirahat pertama, kantin sma gajah mada tampak berbeda, tampak lebih ramai dari biasanya. pandangan seluruh penghuni kantin tetap dihiraukan oleh perempuan yang rambutnya ia ikat tinggi kebelakang. sudah tidak terhitung sejak lima menit yang lalu berapa banyak air mata yang mengalir dari ujung mata, melewati pipi hingga dagu dan berakhir menetes di lantai.
yang ia inginkan hanyalah satu, masalah dengan laki-laki dihadapannya selesai.
"lo itu brengsek, ngerti nggak sih?" ucap perempuan itu susah payah, tangannya bergerak mengusap air matanya yang meleleh tanpa henti. "udah berapa cewek yang jadi korban, hah?"
laki-laki berambut keriting dihadapannya berdecak seraya menatap perempuan yang menangis dihadapannya—ditengah kantin—dengan malas, "nggak usah drama, bisa?"
"bang—"
"zowy, kalau minta putus tuh langsung ke inti—"
splash!
tanpa bisa ditahan, perempuan itu—zowy— menyambar segelas es teh yang sedang dibawa siswa berperawakan tinggi, sedang lewat disampingnya lalu menumpahkannya tepat didepan wajah ashton.
laki-laki yang es tehnya sembarangan direbut melongo saat melihat zowy melangkah keluar kantin seraya mengusap sisa air mata yang tertinggal di wajahnya. lantas dengan alis yang dinaikan satu dan juga dahi yang mengerut heran, luke meletakkan mangkuk soto yang tadi dibawanya kesembarang meja dan berderap mengikuti langkah zowy.
luke meraih pundak zowy dan memutarnya hingga laki-laki itu dapat melihat hidung zowy yang memerah dan juga kedua matanya yang sembab—luke tidak peduli omong-omong, luke hanya ingin es tehnya kembali.
"apasih," semprot zowy seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan. luke menaikan alisnya, pandangannya turun untuk membaca nama perempuan dihadapannya.
"es teh gue," ucap luke enteng. "kembaliin."
+++
maura meluruskan kakinya, seraya tangannya meraih botol tupperware berwarna hijau yang teletak tak jauh dari tempatnya duduk. maura membukanya, mereguk isinya tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. setelah dahaganya terpenuhi, maura menjauhkan botol tersebut dari bibirnya kemudian menutupnya. tetap tidak peduli dengan sekitarnya hingga sebuah suara membuatnya spontan menoleh kaget.
"capek banget keliatannya," ucap suara itu. maura menoleh, lalu mengerjap kaget. luke. kakak kelasnya. sedang duduk disampingnya. luke terkekeh. "saya ngagetin ya?"
bukannya menjawab, maura malah melirik beberapa teman-temannya yang kini memperhatikannya dan dengan cepat mengalihkan pandangan saat maura menatapnya tajam. perempuan itu menoleh lagi pada luke dan menaikan alisnya. "nggak juga, sih, kak."
decakan kecil lolos dari bibir luke saat mendengar jawaban maura. "saya capek tau, ngingetin kamu buat manggil saya luke aja."
maura meringis. "iya deh kak—eh, luke maksudnya." ralat maura lalu mengusap peluh didahinya. "nggak dikelas?"
luke mengendikkan bahu lalu nyengir. "tadi saya abis ulangan, terus selesai duluan, disuruh keluar sama gurunya." ucap luke. "yaudah."
maura mengangguk-angguk lalu ia terdiam seperti teringat sesuatu. "sori nih chat lo semalem lupa gue bales, abisnya lowbatt terus gue juga ketiduran." luke tergelak sebentar mendengarnya sebelum menggeleng dan mejawab bahwa hal itu tidak ia permasalahkan.
"uhm—" perempuan itu meraih tupperwarenya sebelum berdiri dari duduknya. "gue mau ganti baju," perempuan itu merunduk, menatap seragam olahraga yang melekat pada tubuhnya. "lo mending ke kantin, sana."
luke mengulurkan tangannya. maura menatap uluran tangan tersebut bingung. "bantuin," ucap luke seperti anak kecil. maura mengalihkan pandangan dari tangan luke, beralih menatap wajahnya.
iris keduanya bertubrukan.
beberapa detik.
dan detik itu pula, maura yakin bahwa ia pasrah dengan keadaan selanjutnya; keadaan dimana ia jatuh pada kakak kelasnya sendiri.
+++
masih dengan sisa tawa yang mengalun maura melangkahkan kakinya memasuki kantin. kali ini, bersama icha, teman sebangkunya. hal dikarenakan arsyana ternyata ada ulangan yang memotong jam istirahat, alhasil maura kali ini pergi ke kantin bersama icha.
seseorang menyenggol bahunya. cukup keras. mampu membuat ponsel digenggaman maura terjatuh kelantai seiring tawanya berhenti. tidak, maura tidak mau memulai drama apapun, maka dari itu ia merunduk untuk mengambil ponselnya yang tergeletak mengenaskan dilantai.
"eh lo kalau—" selorohan icha maura hentikan begitu saja dengan menarik halus lengan temannya satu itu. "udah, gausah."
maura diam saja saat melihat sang penabrak melengos pergi dengan wajah juteknya.
"tapi dia ngga minta maaf, mor!" gemas icha melihat kelakuan teman sebangkunya.
"gapeduli," balas maura pendek. "gue mau sekolah, bukan drama." lanjut maura final.
denting ponsel maura mampu membuat perempuan itu merundukkan kepala, menatap ponselnya yang kini tempered glassnya tergores. jemarinya bergerak membuka notifikasi.
sebuah pesan.
dari luke.
entah mengapa, bibir maura refleks mengulum senyum seraya menekan notifikasi tersebut.
luke
pulang bareng saya ya, nanti.
hah?
hah heh hah heh
bisa baca kan.
galak bener.
abisnya kamu bloon
ANJIR NGATAIN
y udh bye.
bodoamat, saya tunggu kamu diparkiran.
dan hari itu luke tahu dimana rumah maura.
+++
gif-nya ngajak bERANTEM FIX LUCU BGT THANKS TO TUMBLR ILYSM. btw kalian hobi ya nyider? tau ga si gue sering banget mikir kalau cerita gue sejelek itu makanya pada ngga vote, kadang gue jadi males ngelanjutin:(
KAMU SEDANG MEMBACA
loveliness ♡ luke [✓]
Fanfiction"you're the thing that i can't quit." © 2017, Namzcake.